EKONOMI HIJAU -- 38 mahasiswa KKN UBB di Pulau Lepar berfoto bersama Wakil Rektor II UBB Prof Dr Ir Agus Hartoko MSc, Wakil Camat Lepar Pongok, Sekdes Tanjungsangkar dan Kumbung, usai melepas 1.600 bibit gaharu sebagai bagian dari Program Ekonomi Hijau, di Tanjung Sangkar, Selasa (08/08/2017) siang.
PULAULEPAR -- 38 mahasiswa UBB yang kini Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Lepar, Bangka Selatan, menorehkan sejarah baru dalam gerakkan penghijauan di pulau-pulau kecil.
Bersama warga setempat, mereka bahu membahu menanam 1.600 pohon gaharu di empat desa dalam Pulau Lepar, Pulau Pemulut, Pulau Seniur dan Pulau Kelapa.
Penanaman gaharu dengan ‘tagline’ Ekonomi Hijau itu ditandai dengan Wakil Rektor II Prof Dr Ir Agus Hartoko MSc menggunting pita penghijauan, kemudian menanam sebatang gaharu di perkarangan Madrasah Al-Ukhwah, Desa Tanjung Sangkar, Selasa (08/08/2017) siang.
Penanaman gaharu ini juga dilakukan oleh Kasi Pembangunan dan Kesejahteraan Kecamatan Lepar Pongok Pery, Sekdes Tanjung Sangkar Matoridi, Kaur Umum Desa Kumbung Budi dan para pendidik Madrasah Al-Ukhwah.
Gebyar ‘Penanaman 1.000 Pohon’ ini disaksikan ratusan warga Desa Tanjung Sangkar, Kumbung, Penutuk, dan Labu, serta siswa-siswi Madrasah Al-Ukhwah, SD Lepar dan SMP Negeri 2 Lepar.
Dalam sambutannya, Agus Hartoko menjelaskan gaharu selain berfungsi sebagai tanaman penghijauan dan memperasri lingkungan di Lepar, tanaman ini terkategori memiliki nilai ekonomi tinggi; bagus untuk meningkatkan pendapatan warga setempat.
“Kami, mahasiswa KKN UBB, datang ke sini bukan untuk menggurui. Tetapi ingin membantu warga masyarakat di sini. Terimakasih kami ucapkan atas sambutan dan dukungan dari semua pihak yang telah menerima mahasiswa UBB KKN di Pulau Lepar ini,” ujar Agus Hartoko.
Pendapat senada dikemukakan Pery mewakili Camat Lepar Pongok Dodi Kesuma. Ia mengucapkan terimakasih kepada UBB yang telah menerjunkan 38 mahasiswanya selama 35 hari KKN di empat desa di Pulau Lepar.
“Apresiasi ini kami sampaikan kepada mahasiswa KKN UBB Angkatan ke 12. Mereka itu kami nilai antusias dan agresif ketika melaksanakan program-program KKN,” ujar Pery.
Menurut Pery, program KKN UBB yang telah ‘digelontorkan’ di Pulau Lepar sangat membantu warga, di antaranya program melek teknologi, yang mengajari siswa menggunakan perangkap laptop, English Afternoon -- belajar bahasa Inggris--, dan sejumlah program KKN Revolusi Mental.
“Penanaman seribu lebih pohon gaharu ini selain menciptakan kesejukan dan punya faedah ekonomi bagi warga, juga berperan besar untuk mencegah abrasi pantai. Tanaman gaharu itu akan kami tanam di lahan gersang di Desa Tangjung Sangkar dan Kumbung,” tukas Pery.
Wilayah adminsitratif Pulau Lepar dengan luas 169.313 Km2, memiliki empat desa, yaitu Penutuk, Tanjung Sangkar, Labu dan Kumbung.
Lepar merupakan pulau paling luas di antara pulau-pulau yang ada di Bangka Selatan, dihuni penduduk yang sebagian besar menggantungkan hidup sebagai nelayan dan petani.
Untuk sampai ke Lepar, pendatang harus menumpang kapal, perahu dan ‘speed lidah’ dengan rute Penutuk atau desa lainnya.
Berangkat dari kondisi geografis dan potensi yang ada di Pulau Lepar, KKN UBB di sini menggelar program Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru. Keduanya dikemas dalam KKN Tematik. Selain itu, juga digelar KKN Revolusi Mental.
Ketua Mahasiswa KKN UBB Pular Lepar, Ari Pratama, mengemukakan lokasi Posko KKN UBB di Tanjungsangkar, dengan pertimbangan desa ini berada di tengah pulau. Namun setiap hari ke 38 mahasiswa KKN dibagi dua; masing-masing 19 orang ‘bertugas’ di Kumbung dan Tanjung Sangkar.
Gilang dan Riko Saputra, mahasiswa KKN UBB menjelaskan, selain di Tanjung Sangkar dan Kumbung, bibit gaharu itu akan mereka tanam di Pulau Semulut, Pulau Seniur dan Pulau Kelapa.
“Ketiga pulau itu berada di depan Pulau Lepar,” jelas mahasiswa Teknik Pertambangan ini.
Terkait tanaman gaharu yang dipilih sebagai tanaman penghijauan, Gilang dan Riko menuturkan itu permintaan warga dan kepala desa.
Juga ada keinginan dari pihak desa untuk mempercantik destinasi wisata di sejumlah pulau dengan tanaman gaharu.
“Kami mempasilitasi saja. Ketika kami menghubungi Dinas Kehutanan Provinsi, pihak dinas memberi kami bibit gaharu, dengan syarat mengambil sendiri di kebun penyemaian dinas provinsi di Tanjunggunung, Bangka Tengah, ” ujar Gilang.
Dari Tanjunggunung, bantuan gaharu itu dibawa menggunakan truk ke Pelabuhan Sadai. Dari sini kemudian dibawa ke Penutuk menggunakan kapal milik warga Pulau Lepar.
“Karena jumlahnya terbatas, masing-masing sebanyak 800 batang gaharu kami berikan kepada Desa Tanjung Sangkar dan Kumbung,” tutur Riko.
Tanaman gaharu ditanam di Pulau Pemulut dan Seniur, masing-masing 400 batang. Sementara di Pulau Kelapa akan ditanam sebanyak 200 batang.