Analisa Bebatuan Unik, Tim Teknik Tambang UBB Survey Pantai Pejem

Penulis: Editor | Ditulis pada 25 Agustus 2017 16:02 WIB | Diupdate pada 25 Agustus 2017 16:02 WIB


Pejem—UBB. Keunikan dan kekhasan bebatuan yang tersebar di pantai Pejem ternyata menyimpan informasi berharga mengenai sejarah pulau Bangka. Simpulan awal yang dilakukan oleh tim UBB, bahwa batuan tersebut berasal dari sedimen laut dalam hasil tubrukan dua blok geologi yakni blok Sibumasu dan blok Malaya Timur.

“Kedua blok itu lalu mengalami koalisi sehingga terbentuklah diantaranya pulau Bangka, pulau Belitung, pulau Sumatera, pulau Malaysia, dan pulau Kalimantan, “ ungkap Irvani, M.Eng, ketua tim survey sekaligus dosen tetap pada Teknik Pertambangan UBB ketika melakukan survey awal batuan di Pantai Pejem Kabupaten Bangka, Kamis (24/8) kemarin.

Salah satu dampaknya menurut Irvani, adalah terangkatnya bebatuan lapisan laut dalam ke atas. Seperti yang kini terhampar luas di pantai Pejem.

Irvani menjelaskan bebatuan yang ada di Pantai Pejem ini adalah bagian dari sedimen laut dalam karena benturan antar dua blok sehingga mengalami kompresi tinggi akhirnya menjadi batuan Metamorf.

Dalam konsep ilmu Geologi, batuan metamorf atau batuan malihan ini adalah sekelompok batuan yang merupakan hasil transformasi dari tipe batuan sebelumnya (protolith) oleh suatu proses yang disebut dengan metamorfosis (perubahan bentuk).

“Bebatuan yang terangkat itu mengalami tekanan hebat akibat dari benturan blok Sibumasu dengan blog Malaya Timur, sehingga muncul batuan jenis metamorf, seperti yang kita amati saat ini,” ungkap Irvani.

Pantauan di lapangan, formasi batuan ini berbeda dengan pada umumnya di sepanjang pantai di Bangka. Formasi batu metamorf pantai Pejem tampak  berlapis-lapis, berkelompok, dan bewarna agak gelap. Selain itu, dapat diamati struktur yang berlapis-lapis dimana diantara lapisan itu tampak mineral Kuarsa bewarna putih.

Pada areal tertentu, seperti diungkapkan Mardiah, M.T, anggota tim yang lain, ditemukan batu Metamorf dengan didominasi mineral kuarsa yang berbentuk bulat lonjong. Menurutnya, bebatuan ini biasa disebut batu Konglomerat.   

 “Bebatuan yang terdapat di Pejem, ini yang sudah kita amati adalah batuan Metamorf derajat menengah, jadi setelah kami diskusikan dengan bu Mardiah (dosen Tetap Pertambangan), namanya kami perkirakan adalah Sekis, “

“Usia Sekis ini diperkirakan berasal dari Carbon Perm, batuannya berasal dari Sedimen laut dalam, yang kemudian mengalami perubahan pada proses tubrukan dimaksud, “ terang Irvani lagi.

“Kalau dibandingkan dengan pulau Jawa, pulau Bangka relatif lebih tua usia batuannya, “ ujar Irvani.

Untuk informasi detail mengenai bebatuan metamorf di pantai Pejem, tim melakukan pengukuran dan pengambilan sampel batuan. Pecahan batu dimaksud akan diteliti lebih lanjut di laboratorium Teknik Pertambangan Fakultas Teknik UBB.

Selain Irvani dan Mardiah, anggota tim juga diperkuat oleh Delita Ega Andini, M.T (dosen Tambang), Giri Basuki, M.T (ketua PSI), dan Iksander, staff humas UBB. (iksander/humas UBB)


Topik

Fakultas_Teknik_UBB Teknik_Pertambangan_UBB
. ayar