+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
01 Februari 2010 | 18:18:29 WIB


Anatomi Daun Sapu-Sapu di Padang Vegetasi Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka


Ditulis Oleh : Admin

Sapu-sapu (Baeckea frustescens) termasuk ke dalam family Myrtaceae dari ordo Myrtales dan merupakan tumbuhan berbentuk perdu hingga semak dengan ketinggian mencapai 5 meter . Tumbuhan ini juga mempunyai daun yang berhadapan, helaian daun yang sangat sempit seperti garis dan berkelenjar, tebalnya sekitar 0,8 mm dan panjangnya 5 mm sampai 16 mm. (Plantmor;2008). Tumbuhan ini masih tergolong tumbuhan liar yang belum dibudidayakan dan menyukai daerah atau tempat yang agak kering. Tumbuhan liar ini sebelumnya bisa ditemukan di pantai Cina Selatan, Australia, gunung-gunung di Malaysia dan Sumatera (untuk wilayah Indonesia) pada ketinggian 600 meter hingga 2.200 meter di atas permukaan laut (Plantmor;2008).

Di Indonesia sendiri selain ditemukan di wilayah Sumatera bisa ditemukan di pulau Bangka yakni di wilayah pantai Pasir Padi, Bangka hamparan sapu-sapu seluas 3 ha tumbuh bagaikan gulma. Selain itu di Bangka juga ditemukan daun sapu-sapu ini di desa Bintet (Hernawan; 2009 ) juga Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.

Dalam habitat kakurangan air, tanaman akan membentuk sifat khusus untuk melindunginya dari kehilangan air dalam jumlah yang berlebih dengan cara yang berbeda-beda ( Hidayat ; 1995). Ukuran stomata dan kerapatan stomata berkaitan dengan ketahanan terhadap cekaman air dan salah satu sifat tanaman yang tahan terhadap kekeringan ialah ukuran dan kerapatan stoma yang rendah pada epidermis daun (Sulistyaningsih et al. ;1994). Maka dari penelitian ini kami bertujuan untuk mengetahui struktur anatomi daun sapu-sapu pada habitat yang berbeda-beda.

Penelitian ini di lakukan pada hari Sabtu tanggal 09 Januari di desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka (yang terkenal dengan dusun Pejem) untuk pengambilan sampel daun sapu-sapu selanjutnya lima hari, yakni Minggu-Jumat/ 10 Januari 2010 14 Januari 2010 untuk pengamatan mikroskopis yang dilakukan di Laboratorium Biologi FPPB UBB.
Daun diambil pada tiga cabang untuk masing-masing jenis tanaman. Sayatan paradermal diambil satu bagian daun yang utuh pada masing-masing cabang yaitu daun keempat dari pucuk. Kemudian daun difiksasi dalam alcohol 70%. Sedangkan sayatan transversal diambil beberapa helaian daun pada posisi daun ketiga dari pucuk. Daun dimasukkan ke dalam botol film yang berisi larutan alkohol. Pada botol sampel diberi label dengan mencantumkan nama tanaman, lokasi pengambilan, ulangan tanaman, dan waktu pengambilan.

Cara kerja dalam penyayatan paradermal yaitu dengan fiksasi alhohol, pencucian dengan aquades, pelunakan dengan alkohol, penyayatan, penjernihan, pewarnaan dengan safranin dan penutupan . Sedangkan pada penyanyatan transversal setelah fiksasi dengan alkohol kemudian di cuci dengan akuades dan dilakukan penyayatan menggunakan gabus singkong dan silet. Cara-cara ini kami lakukan karena masih minimnya alat dan bahan yang tersedia di Laboratorium FPPB UBB.

Pada pengamatan sayatan paradermal tipe stomata pada daun Baeckea frutescens ini memiliki tipe stomata parasitic (Rubiaceous) karena sel penutup didampingi oleh satu atau lebih sel tetangga yang letaknya sejajar dengan stomata (Sri Mulyani, 2006). Pernyataan ini juga sependapat dengan Chortip Kantachot , et all , 2007 yang ditunjukkan pada gambar 3 bahwa tipe stomata dari daun Baeckea frutescens adalah tipe stomata parasitic .





Gambar 1 . Hasil pengamatan sayatan paradermal daun Baeckea frutescens pada perbesaran mikroskop 400 kali


Gambar 2 Sayatan paradermal daun Baeckea frutescens (Sumber ; Chortip Kantachot , et all , 2007)





Hasil rata-rata kerapatan stomata setelah di hitung ke dalam rumus kerapatan stomata yaitu jumlah stomata dibagi dengan satuan luas bidang pandang (0,1589625/mm2) yaitu pada habitat tanah berpasir dan kering (tumbuhan I) yaitu = 380.5929071 / mm 2 , pada habitat tanah berpasir dan agak lembab (tumbuhan II) = 434.0646379 / mm 2, pada habitat tanah berair/basah (tumbuhan III) = = 286.2310293 / mm 2. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa rata-rata kerapatan stomata pada tumbuhan III mempunyai kerapatan stomata yang lebih besar dan yang paling kecil ialah pada tumbuhan I.

Hasil ini sangat bertentangan dengan pendapat Sulistyaningsih et al. (1994) yang menyatakan bahwa kerapatan stomata pada tanaman yang tahan terhadap kekeringan mempunyai ukuran dan kerapatan stomata yang rendah pada epidermis daun. Kami beranggapan hal ini bisa terjadi dikarenakan keterbatasan alat dan bahan yang ada di Laboratorium FPPB UBB, kekurangterampilan kami dalam pembuatan preparat dan kekurangcermatan kami dalam pengamatan. Faktor-faktor ini juga yang menghambat kami dalam pengamatan transversal sehingga tidak bisa mendapatkan hasil yang optimal. Yang hanya dapat terlihat dari sayatan transversal adalah jaringan epidermis, jaringan palisade, jaringan bunga karang . Hasil itu juga kurang maksimal karena susunan ketiga jaringan tersebut sudah berhamburan .

Dari hasil penelitian terhadap anatomi daun sapu-sapu ini dapat disimpulkan bahwa:
  1. Stomata menjadi alat yang penting untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan, yakni semakin banyak jumlah stomata semakin besar kerapatannya sehingga semakin banyak ruang pada daun yang dapat melepaskan air ke atmosfir.
  2. Tumbuhan yang tumbuh di daerah kekeringan air mempunyai kerapatan stomata yang lebih kecil dibandingkan dengan tumbuhan yang tumbuh di daerah yang basah /berair


Dari penelitian ini kami sangat berharap sekali akan adanya alat dan bahan Laoratorium yang tersedia di Laboratarium Biologi FPPB UBB secara komplet khususnya alat dan bahanan dalam melakukan pengamatan terhadap anatomi daun. Dan Proyek PKH (Pengenalan Keanekaragaman Hayati ) di bawah bimbingan Dr. Eddy Nurtjahya, M. Sc sangat perlu dilanjutkan karena bisa menambah keterampilan Mahasiswa khususnya Mahasiswa Biologi untuk melakukan penelitian.






Pengambilan sampel daun sapu-sapu ( Baeckea frutescens) di Padang Vegetasi Desa Gunung Pelawan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka pada tanggal 09 Januari 2010


Pengamatan mikroskopis anatomi daun sapu-sapu (Baeckea frutescens) pada tanggal 10 Januari 2010 di Laboratorium Biologi FPPB UBB


Foto Kelompok Anatomi Daun Sapu-Sapu (Sebelah kiri sampai kanan berturut-turut : Eka Sari, Cici Rahmanadaniati, Epi Lestari )


Foto Bersama Mahasiswa dan Dosen Biologi FPPB UBB



Written By : Eka Sari, Cici Rahmanadaniati, Epi Lestari
*Tim Penulis adalah Mahasiswa Prodi Biologi UBB




UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota