UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
28 Juli 2008 | 05:10:59 WIB
Multitasker Itu Dilahirkan, Bukan Dibuat
Ditulis Oleh : Admin
Ternyata kemampuan multitasking ini tidak dapat dilatih. Sebab sebuah studi teranyar mengatakan bahwa seorang multitasker itu dilahirkan, bukan dibuat. Kok bisa?
Studi yang dipublikasikan di jurnal Human Genetics tersebut mampu membantu ilmuwan mempelajari kasus dimana ada orang yang kemampuan pendengarannya sempurna namun tak dapat memahami ucapan orang.
"Ini adalah studi pertama yang membuktikan bahwa manusia memiliki variasi yang cukup luas dalam kemampuan memproses apa yang mereka dengar. Perbedaan itu terkait dengan faktor genetik," ujar James Battey, direktur National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, di bawah naungan National Institutes of Health (NIH).
Faktor DNA
Telinga memang sangat penting dalam menangkap suara. Tapi tidak semua orang dengan pendengaran sempurna mampu memahami suara tertentu. Kemampuan memahami itu lebih melibatkan otak daripada telinga.
Ada bagian dari otak yang bertanggunghajab mengekstrak informasi yang tersaring dari suara. Banyak penderita gangguan pendengaran ternyata mengalami gangguan otak sehingga kesulitan dalam memahami sekitarnya. Gangguan ini disebut dengan Auditory Processing Disorders (APD). Di Amerika Serikat saja diperkirakan ada 7 persen dari seluruh anak usia sekolah yang terjangkit gangguan ini.
Riset tersebut melibatkan 138 kembar identik dan 56 kembar fraternal yang hadir di festival Twinsburg, Ohio, dari tahun 2002 hingga 2005. Mereka berusia antara 12 hingga 50 tahun. Semuanya memiliki pendengaran normal. Setelah melalui sejumlah tes, ditemukan bahwa kemampuan mereka dalam memahami percakapan lebih dipengaruhi oleh genetik. Pada kembar identik yang memiliki DNA sama, memiliki kemampuan pemahaman yang sama juga. Sedangkan pada kembar fraternal yang tidak semua DNA-nya sama, memiliki kemampuan yang berbeda. Fakta ini memperlihatkan bahwa faktor genetik cukup berperan dalam kemampuan satu itu.
Jadi apabila Anda merasa sulit terlibat memahami suatu percakapan, maka agak sulit untuk melatihnya, sebab memang Anda tidak dilahirkan untuk itu. Bisa jadi Anda adalah tipe orang yang lebih mudah memahami sesuatu secara visual, bukan audio. Tapi beruntunglah mereka yang dapat bercakap-cakap dengan lancar dengan beberapa orang sekaligus.***
Diterjemahkan secara bebas dari LiveScience
Source : NetSains
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka