+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
23 Agustus 2010 | 13:40:14 WIB


Perbandingan Populasi Colembolla Pada Lahan Terganggu (TB 1.9 Riding Panjang) dan Lahan Tidak Terganggu


Ditulis Oleh : Cahya Febriyanti, Evy Pratiwi dan Siti Aisyah

Tambang Besar 1.9 terdapat di desa Riding Panjang Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Tanah yang terdapat di lokasi tersebut memiliki kesuburan tanah yang telah banyak berkurang bila dibandingkan dengan tanah perkebunan. Subur atau tidaknya suatu lahan dapat diketahui dari sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.

Salah satu indikator kesuburan tanah jika dilihat dari segi biologi tanah adalah dengan mengamati keberadaan Colembolla. Collembola merupakan mikroarthropoda tanah yang paling melimpah baik jumlah maupun keanekaragamannya serta memiliki agihan yang luas (Suwondo, 2002).

Dominanansi hewan ini pada habitat tanah berkaitan dengan keberadaan serasah pada tanah. Serasah dapat berasal dari dari daun-daun dan ranting-ranting yang jatuh ke lantai hutan serta adanya kayu yang lapuk yang kemudian mengalami pelapukan sehingga menyebabkan lantai hutan banyak ditutupi oleh serasah. Serasah ini merupakan sumber makanan dan tempat tinggal yang disukai oleh serangga tanah khususnya Collembola.

Untuk itulah kami mengadakan penelitian mengenai tingkat kesuburan tanah dengan menganalisa jumlah populasi Colembolla di lahan terganggu dan lahan tidak terganggu.

Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi yang berbeda, yaitu di lahan bekas tambang timah dan lahan perkebunan pada tanggal 9 Juni 11 Juni 2010. Metode yang digunakan adalah Perangkap Jebak (Pitfall Trap). Cara kerja dari metode ini adalah: lubang perangkap dan bak perangkap disiapkan ? diletakkan bak perangkap kedalam lubang perangkap ? setelah 1x24 jam Colembolla yang terperangkap dikumpulkan ? identifikasi Colembolla.

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:




Colembolla yang ditemukan baik dari lahan bekas tambang timah maupun dari lahan perkebunan berasal dari Famili Isotomidae. Ciri ciri yang dimiliki oleh Colembolla tersebut, antara lain: tubuh kecil dan berwarna putih dengan garis longitudinal. Tidak bersayap dan antenna terdiri dari 4 ruas. Ruas tubuh nampak mampat dan berlekatan satu dengan yang lain. Abdomen dengan 7 segmen atau kurang, pada sisi ventral segmen abdomen ke-4 terdapat ekor (furkula) seperti pegas yang dapat digunakan untuk melompat. Bagian mulut agak panjang dan tersembunyi di dalam kepala (Borror, 1996).

Jumlah populasi Collembola pada lahan bekas tambang timah berbeda dengan lahan perkebunan. Perbedaan populasi itu diduga adanya pengaruh faktor biotik dan faktor abiotik, baik dari segi fisika, kimia dan biologi tanahnya. Dari segi kimianya, hal ini diduga karena adanya pencemaran Pb (Timbal) dalam tanah bekas penambangan dari segi biologi berhubungan dengan keberadaan serasah dipermukaan tanah, karena serasah ini akan berkaitan erat dengan persediaan bahan-bahan organik yang bisa dijadikan bahan makanan bagi Collembola. Dari segi fisikanya, hal ini diduga karena suhu dan pH tanah di lahan tambang timah ekstrim. Suhu dan pH suatu tanah sangat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah, dengan demikian suhu tanah akan menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah (Rahmawaty, 2000).

Rahmawaty (2000) menyebutkan bahwa ada fauna tanah yang hidup pada tanah yang pH-nya asam dan ada pula yang senang hidup pada tanah yang memiliki pH basa. Untuk jenis Collembola, ada kelompok Collembola yang bisa hidup pada tanah yang asam dan ada pula yang hidup pada tanah yang basa, sehingga suhu dan pH akan mempengaruhi kepadatan dan kehadiran hewan tanah, terutama hewan makrofauna tanah yang sebagaian besar berperan dalam dekomposisi bahan-bahan organik, seperti Collembola ini.

Proses dekomposisi dalam tanah tidak akan mampu berjalan dengan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan makrofauna tanah dalam mendekomposisi bahan organik tanah dalam penyediaan unsur hara.












Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan penyebaran Collembola pada setiap lahan berbeda. Lahan perkebunan lebih banyak populasinya dibandingan lahan bekas penambangan timah karena pada lahan penambangan timah ada pencemaran Pb dan faktor fisika yang biasanya terganggu dibandingkan dengan lahan perkebunan.***




Oleh : Cahya Febriyanti, Evy Pratiwi dan Siti Aisyah
Mahasiswi Prodi Biologi FPPB UBB





UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota