+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
16 April 2008 | 03:59:56 WIB


REVITALISASI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH


Ditulis Oleh : Zulfakar Dosen Prodi Pertanian FPPB UBB

Pertambangan timah adalah komoditi utama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, seiring dengan perjalanan waktu, tambang timah dapat dilakukan oleh siapa pun dan di mana pun di seluruh pelosok negeri serumpun sebalai, pulau kaya akan cadangan bijih timah dan mineral ikutan lainnya.

Kegiatan penambangan timah dapat dilakukan oleh masyarakat biasa dengan modal seadanya sampai pengusaha ataupun investor besar, baik dalam negeri maupun luar negeri. Jika dulu sebelum reformasi penambangan timah hanya dapat dilakukan perusahaan besar, yaitu PT. Timah Tbk memiliki Kuasa Penambangan (KP) hampir dua pertiga Kepulauan Bangka Belitung dan PT. Koba Tin (Joint venture Malaysia & Indonesia) memiliki KP seluas 42 ribu hektar di Bangka (sekarang Kabupaten Bangka Tengah & Kabupaten Bangka selatan).

Pertambangan timah sejak reformasi, tidak hanya dilakukan oleh dua perusahaan besar tadi, melainkan banyak investor lain, banyak smelter baru yang beroperasi dan banyak izin KP baru yang dikeluarkan Pemerintah Daerah di luar KP kedua perusahaan besar tadi, ditambah lagi kegiatan oleh masyarakat yang tersebar di seluruh pulau Bangka dan Belitung.

Kegiatan pertambangan timah, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun oleh masyarakat akan meninggalkan dampak lingkungan berupa perubahan bentang alam dan terjadinya penurunan kualitas tanah dan air, tadinya lahan hutan dan kebun sekarang berubah menjadi daratan yang sangat kritis dan kolong-kolong air.

Lalu, bagaimanakah pertanggung jawaban terhadap menurunnya kualitas lahan dan air? Yang jelas setiap pelaku pertambangan dan stake holders di kepulauan Bangka Belitung harus bertanggung jawab terhadap masalah ini, bisa dibayangkan apa yang terjadi jika timah sudah tidak ekonomis ditambang, padahal lahan subur semakin berkurang akibat penambangan. Jawabannya pasti kita akan mengalami penurunan kualitas hidup, penurunan pendapatan masyarakat, jadilah pulau ini pulau hantu "Ghost Islands".

Solusi untuk itu mari kita bersama-sama menelaah dan memikirkan apa yang harus dilakukan, revitalisasi dan reklamasi lahan bekas tambang harus kita kampanyekan terus menerus, dan implementasi lapangan harus diterapkan segera, tapi bagaimana, biaya rehabilitasi dan penanaman kembali lahan bekas tambang mahal, dukungan politik dan hukum apa sudah menyentuh, menurut penulis perlu dilakukan SWOT terhadap lahan bekas tambang, yaitu :

Kekuatan (Strengh).
  1. operasional tambang dengan metode gravitasi tanpa tambahan bahan kimia yang berbahaya dan beracun, kecuali Limbah B3 dari Oli dan grease.

  2. Lahan yang terbentuk dapat berupa daratan dan kolong air


Kelemahan (Weakness)
  1. Lahan tidak beraturan

  2. kesuburan lahan, tekstur dan struktur tanah hilang

  3. kualitas air keruh dan tidak subur

  4. lahan menjadi terbuka akibat hilangnya vegetasi

  5. ketersediaan tanah pucuk (top soil) minim


Peluang (Oppurtunity)
  1. Masih ada tumbuhan yang masih dapat hidup

  2. ketersediaan lahan terbuka kritis bertambah

  3. jumlah air yang melimpah

  4. masih tersedia tanah pucuk (top soil) walaupun sedikit

  5. Adanya teknologi organic utk penyuburan

  6. Umumnya lahan dan air tidak tercemar bahan kimia beracun seperti air raksa, cadmium


Tantangan (Treaty)
  1. penyuburan kembali lahan bekas tambang

  2. Penanaman tanaman pertanian dan perkebunan selain hutan

  3. pengelolaan fungsi lahan menjadi lebih produktif

  4. melibatkan seluruh komponen masyarakat, pemerintah, akademisi dan pengusaha.


Hasil SWOT kita jadikan tolak ukur untuk menentukan langka-langkah selanjutnya untuk pengelolaan lahan bekas tambang, untuk itu ada beberapa aspek yang harus kita perhatikan, yaitu aspek ekologi, aspek ekonomi, aspek sosial budaya dan aspek hukum.

Jika dilihat dari aspek ekologi, jenis tanaman yang ditanam dan penggunaan bio-fertilizer, cocok secara ekologi atau tidak, dari aspek ekonomi apakah akan memberikan manfaat ekonomi baik jangka pendek maupun jangka panjang bagi masyarkat, dari spek sosial budaya apakah sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kebiasaan masyarakat dan dari aspek hukum apakah bertentangan dengan tata guna lahan, karena sebagian besar lahan bekas tambang adalah kawasan hutan.

Kata kunci keberhasilan dalam meningkatkan produktifitas lahan bekas tambang adalah bila kita mampu mengajak masyarakat untuk melakukan, memelihara dan menjaga semua itu, tanpa melibatkan masyarakat tingkat keberhasilan akan sangat kecil, jadi marilah kita satukan langka bersama-sama melakukan revitalisasi lahan bekas tambang dengan pimpinan oleh Pemerintah Daerah (Gubernur). Dengan bersama kita pasti bisa, lupakan perbedaan, masa depan cerah masih menanti kita. Jangan menunggu timah habis baru kita mulai, jangan saling menyalahkan mari kita perbaiki, jangan serakah nanti rakyat resah, mari kita menuju masyarakat sejahtera dan mandiri.

Tag Keyword : Reklamasi Revitalisasi Kerusakan Lingkungan Lahan Bekas Tambang Provinsi Babel Pulau Bangka Belitung




UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota