UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
28 April 2022 | 10:18:22 WIB
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
Ditulis Oleh : Gumiwang Aji Darma

(Anggota Lembaga Pers Mahasiswa UBB)
Ramadhan telah menjadi bulan di mana setiap Insan berlomba-lomba untuk menyebarkan kebaikan, dengan bersedekah, bertadarus, serta berdakwah, baik secara langsung di kehidupan nyata, maupun di dunia maya. Di bulan Ramadhan akan terjadi fenomena perubahan besar-besaran terhadap konten-konten yang ada di media sosial, bahkan termasuk stasiun televisi, di mana konten-konten syiar terkait bulan Ramadhan akan naik pamornya mengalahkan isu-isu yang ada.
Di bulan Ramadhan juga, orang-orang tidak hanya menjaga diri dari larangan-larangan seperti menahan nafsu makan, menjaga pandangan, lisan dan hati saja, namun harus mengontrol ujung jari dan amarah kita. Seringkali ketika kita berpuasa di bulan Ramadhan, kita hanya menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa di dunia nyata saja, sementara di media sosial, kita masih sering melakukan aktivitas memposting konten makanan di siang hari, memproduksi berita hoax, melakukan ghibbah (membicarakan aib orang lain), mencibir orang lain, bahkan sampai mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas di media sosial. Yang tentunya menghilangkan esensi dari kemurnian ibadah puasa itu sendiri. Oleh sebab itu di sini penulis mencoba mengkaji bagaimana kiat-kiat kita agar bisa menjalani ibadah puasa dengan menjadi warga negara digital yang baik.
Mike Ribble dalam penelitiannya terkait “9 element of digital citizenship” mengklasifikasikan setidaknya terdapat 9 elemen yang harus warga negara kuasai agar bisa menjadi warga negara digital yang baik. 9 element tersebut terdiri dari; Akses Digital (Digital Acces), Etika Digital (Digital Etiquette), Hukum Digital (Digital Law), Literasi Digital (Digital Literation), Komunikasi Digital (Digital Communication), Perdagangan Digital (Digital Commerce), Hak dan Tanggung Jawab Digital (Digital Right and Responsibility), Kesehatan dan Kebugaran Digital (Digital Health and Wellness) dan Keamanan Digital (Digital Security).
Setidaknya dibutuhkan etika digital (digital etiquette) ketika seseorang akan menyelam di dunia maya. Dalam bermedia sosial di bulan Ramadhan hendaknya para netizen agar memilah petikan dengan penggunaan frasa yang baik dan sebisa mungkin menjauhkan diri dari penyebutan kata-kata dengan makna yang kasar, hal ini agar apa yang kita tulis tidak sampai melukai atau merugikan beberapa pihak tertentu.
Selain itu, diperlukan juga pemahaman terkait literasi digital (digital literation) dalam bermedia sosial. Sangat penting bagi seorang penggiat media sosial untuk memiliki malumat sabiqoh (informasi sebelumnya) sebelum ia membuat suatu konten ataupun tulisan di media sosial. Hal ini tentunya akan menjadikan konten yang ia buat menjadi lebih berbobot dan dapat menghindarkan diri dari aktivitas penyebaran berita bohong (hoax), dan juga dengan menyampaikan materi yang baik diharapkan dapat semakin meningkatkan kualitas puasa kita.
Di masa bulan Ramadhan juga sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas komunikasi digital (digital communication) yang tentunya dapat dijadikan sebagai sarana penyambung tali silaturahmi dengan orang-orang terdekat, misalkan keluarga, sanak saudara serta kerabat-kerabat dekat kita. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda melalui hadist Imam Bukhori, “Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi”. Bahkan Allah pun berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat 10 “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.
Untuk semakin memantapkan ibadah kita di bulan Ramadhan, sekarang sudah sangat banyak platform-platform digital yang menyediakan akses digital (digital access) berupa wadah untuk para netizen bersedekah secara digital. Dengan hanya duduk dan menggerakkan jari-jari kita saja, kita sudah bisa berdonasi. Selain itu, bisa juga kita cari platform yang secara khusus bertujuan untuk membagi-bagikan santapan berbuka bagi anak-anak di panti asuhan, orang-orang miskin, ataupun memberikan santapan untuk orang-orang yang ada di masjid. Selain itu juga, dengan adanya platform-platform ini, kita juga dapat mencari pahala jariyah dengan melakukan donasi kepada pembangunan masjid atau pondok-pondok pesantren, yang membina para penghapal Al-Quran.
Kemudian, alangkah baiknya di bulan Ramadhan 1443 hijriah ini, kita dapat berlatih untuk memperbaiki tajwid Al-Quran. Pengetahuan ini bisa kita akses di internet baik itu berupa kelas tahsin online ataupun hanya sekedar menonton video dakwah di YouTube.
Yang tak kalah penting, juga tidak lupa agar kita memperhatikan kesehatan dan kebugaran digital (digital health and wellness), di mana kita harus mendahulukan kepentingan di kehidupan dunia nyata dan tidak selalu terpaku kepada gadget-gadget yang kita miliki. Selama beribadah di bulan Ramadhan, sebaiknya kita batasi penggunaan gadget yang kita miliki hanya sebatas sebagai kebutuhan saja, agar tidak selalu fokus kepada kehidupan didunia maya saja.
Untuk menjadi warga negara digital yang baik di bulan Ramadhan sangatlah mudah, asalkan kita dapat selalu memperhatikan hak dan kewajiban digital kita kepada orang lain. Pada akhirnya penulis berharap semoga pada Ramadhan 1443 Hijriah ini dapat menjadikan kita sebagai insan yang berakhlakul karimah dan senantiasa menjadikan diri kita penuh abdikan untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka
GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)
Kenalkan Bangka Belitung dengan Foto !