UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
22 Mei 2012 | 15:57:57 WIB
TIMAH PENCABUT NYAWA
Ditulis Oleh : Dwi Haryadi
Deretan Kasus
Penulis mencoba menelusuri berbagai berita diharian ini selama 3 tahun terakhir terkait kecelakaan kerja diareal tambang timah. Pada tahun 2010, paling tidak tercatat oleh media ada 6 kecelakaan tambang dengan 6 korban meninggal dunia. Lalu pada tahun 2011, berdasarkan data Polda Kepulauan Babel tercatat ada 18 kasus kecelakaan tambang dengan korban 32 orang meninggal dunia dan 2 orang luka berat. Lokasi kecelakaan terbanyak di Bangka Barat sebanyak 9 kejadian, Bangka Tengah dan Bangka masing-masing 3 kasus, kabupaten lain masing-masing 1 kasus, sedangkan Pangkalpinang tidak ada. Jumlah korban paling banyak terjadi di Bangka Barat 12 orang, Bangka 11 orang, Basel 4 orang, Bateng 3 orang, Belitung dan Belitung Timur masing-masing satu orang. Kecelakaan tambang belum juga berakhir, pada Januari-April 2012 telah terjadi 7 kasus dengan korban 11 orang meninggal dunia. Data-data ini tentu hanya yang tercatat oleh aparat dan terekspos oleh media. Mungkin masih ada banyak kasus lain dipelosok provinsi ini yang tidak dilaporkan dan diketahui oleh media.
Safety First
Adanya peningkatan jumlah kasus kecelakaan pekerja tambang dari tahun ke tahun menuntut ada upaya yang serius oleh semua pihak terkait untuk dapat mencegah terjadinya kembali kecelakaan kerja dan jatuhnya korban. Aktivitas diareal tambang memang memiliki resiko tinggi untuk terjadi kecelakaan kerja. Terlebih pada sektor tambang informal, yang kegiatan tambangnya tidak berizin dan tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana keselamatan kerja. Resiko semakin besar ketika kegiatan penambang tidak disertai dengan pengetahuan dalam menambang, seperti kapan waktu dan lokasi yang aman untuk menambang. Tidak sedikit pekerja tambang yang meninggal dunia karena tertimbun lonsor diareal tambang atau tenggelam saat menyelam di TI Apung.
Safety first, harus menjadi prinsip utama dalam setiap kegiatan penambangan, baik yang dikerjakan secara legal maupun illegal. Permasalahan kecelakaan kerja tambang memang sering terjadi pada sektor tambang informal yang tidak berizin. Akibatnya tidak ada pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh instansi terkait. Dengan demikian sulit pula dilakukan pendataan dan perlindungan terhadap pekerjanya. Akhirnya standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) jelas tidak akan pernah dilakukan.
Selama ini Pemerintah Daerah melalui instansi terkait tentu sudah melakukan sosialisasi dan mewajibkan perusahaan-perusahaan tambang untuk menerapkan K3 dalam semua aktivitasnya. Hanya saja upaya ini sepertinya belum mampu mengurangi terjadinya kecelakaan kerja tambang di masyarakat. Saya rasa, meskipun korban-korban ini bekerja pada tambang illegal, namun mereka tetap warga negara yang harus dilindungi dan dijamin keselamatannya. Tidak mudah memang untuk melakukan hal ini. Namun korban akan terus bertambah jika kita selalu beralasan mereka tidak terdata, penambang illegal dan lain-lain. Jadi mari kita bersama-sama mengatasi masalah ini agar timah tidak lagi menjadi pencabut nyawa para pencarinya didarat maupun dilaut.
Sebagai langkah awal, memang semua tambang illegal harus ditertibkan. Apakah ini mungkin ? Ini memang tidak mudah, membutuhkan waktu, kerja keras, komitmen dan kerjasama antara aparat kepolisian, Satpol PP, dan SKPD terkait. Dan yang terpenting adalah kesadaran masyarakat yang membuka tambang illegal. Tanpa ini, upaya sidak, penertiban dan lain-lain yang selama ini dilakukan hanya akan bersifat sementara. Setelah penertiban dilakukan, semua penambangan harus legal dan dilakukan pendataan terhadap semua pekerjanya. Sehingga dapat dilakukan pembinaan, perlindungan dan mewajibkan perusahaan yang mempekerjakannya menerapkan K3. Kemudian para pekerja tambang juga harus dilengkapi dengan jaminan asuransi yang memadai.
Penegakan Hukum
Maraknya penambangan illegal dan kecelakaan kerja yang menyertainya tentu menjadi perhatian serius dari aparat penegak hukum. Penertiban harus terus dilakukan tanpa pandang bulu. Begitupula dengan kasus kecelakaan kerja. Pemilik tentu tidak hanya dapat dijerat karena tambang illegalnya, tetapi juga kelalaian karena menyebabkan pekerjanya meninggal dunia. Mereka tidak bisa lepas tanggung jawab bahwa ini adalah kecelakaan kerja dan karena ketidakhati-hatian pekerja. Karena prinsip terjadinya kecelakaan kerja adalah, setelah segala upaya untuk menekan resiko kecelakaan kerja telah dilakukan. Misalnya dengan tersedianya sarana prasarana kerja dan lingkungan kerja yang menjamin keselamatan pekerja. Jika itu tidak ada, berarti unsur kesengajaan lebih banyak dibandingkan kelalaian pemiliknya, karena resiko terjadinya kecelakaan kerja memang tinggi tanpa pencegahan yang maksimal.
Kekayaan timah kiranya lebih banyak memberikan dampak positif bagi provinsi ini dan bukan sebaliknya. Segala label negatif tentang timah terhadap provinsi ini, seperti Babel (Babak Belur), menuju Ghost City, pulau seribu kolong, dan lain-lain saya rasa sudah cukup untuk menyadarkan kita semua untuk berbuat sesuatu agar timah memang menjadi anugerah dan bukan petaka.
Bangkapos, 4 Mei 2012

Penulis : Dwi Haryadi
Dosen FH UBB dan Peneliti Ilalang Institute
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka
GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)