UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
12 Juli 2012 | 16:37:36 WIB
Kenalkan Bangka Belitung dengan Foto !
Ditulis Oleh : Iksander
Kini setiap orang dapat dengan mudah mempublikasikan foto hasil jepretannya. Kecanggihan teknologi komunikasi terutama komputer dan internet membuat dunia ini makin menyempit dan mendekatkan. Foto dalam sekian detik dapat dilihat oleh semua orang. Sama seperti halnya setiap orang pun dapat dengan mudah memberitahukan peristiwa lewat foto.
Jejaring sosial bisa menjadi media ampuh menyampaikan foto sebagai pesan visual ini. Meski tak bisa dipungkiri media online resmi (varian baru media cetak) telah terlebih dahulu memproklamirkan diri sebagai pembawa pesan resmi. Toh, internet tak memandang modal dan izin usaha, sebab ia menjadikan diri setiap orang semacam pejuang yang egaliter dan jamak.
Ini berarti setiap orang saat ini bisa membawa pesan apa saja. Foto sama halnya teks berupa huruf itu bebas disampaikan lewat jejaring sosial maupun media sosial. Lewat Blog, pecinta foto dapat memposting foto-foto dengan tema tertentu. Dan ini berpeluang besar dilihat oleh siapa pun.
Sebuah era yang orang awam sering sebut sebagai Citizen Journalism. Setiap warga Negara yang secara bebas dapat menjadi agen informasi bagi orang lain.
Publikasi Babel lewat Foto
Foto sama hanya dengan teks adalah medium komunikasi juga. Ia tak serta merta tampilan statis visualisasi objek. Foto pada fungsi akhirnya adalah pembawa pesan. Berpeluang menggugah rasa orang lain atau menarik perasaan. Pada jaman perang, foto kerap digunakan sebagai alat propaganda. Foto juga dapat merangsang calon pembeli yang berhasrat pada sebuah baju. Foto dapat menarik simpati kita pada ketidakadilan dunia atau kerasnya dunia.
Ditengah era yang bebas ini, foto dapat menjadi pembawa pesan promosi atau informasi bahkan penggoda rasa.
Dan ini yang sebenarnya dapat menjadi nilai tambah bagi fotografer di daerah terutama Bangka Belitung. Bukan semata fokus pada aspek bisnis ketika orderan kawinan atau pra kawinan itu. Namun ada semacam tanggung jawab plus ketika seseorang bekerja dalam dunia visual ini.
Tumbuhkanlah kesadaran moral, bahwa anda hidup seyogyanya memberi arti. Ada rasa peduli dan simpati pada tanah yang diinjak dimana terus digali dan dibongkar. Harus ada yang memberi tahu kepada dunia. Menceritakan kepada orang ramai, bahwa Bangka Belitung masih ada surga tersembunyi.
Kadangkala orang luar mesti diyakinkan dengan foto. Tak cuma teks saja yang isinya memuji-muji keindahan alam. Menyebut keindahan, tentu saja setiap pembaca ingin tahu seperti apa keindahan itu. Disinilah dunia fotografi memainkan perannya.
Apa saja yang berkaitan dengan minat ramai orang patut dipublikasikan. Jika anda punya naluri pencari informasi, saya yakin anda akan senang jika foto-foto anda itu berhasil menambah wawasan orang banyak perihal betapa indahnya kita punya provinsi. Betapa uniknya pantai yang putih itu. Sungguh mengagumkan bebatuan berbagai rupa itu seolah timbul dari dasar laut. Ia seperti hidup laksana nyiur dan cemara di pasir itu.
Itu baru pantainya, belum lagi budaya dan pola hidup keseharian masyarakatnya. Ada banyak pesan sosial dan kultural yang bisa dibagi kepada ramai orang. Tujuannya Eksistensi provinsi baru bukan saja untuk kawasan nasional namun internasional.
Lalu bagaimana caranya agar foto itu bisa dilihat orang banyak. Kalau menggunakan medium buku atau poster, tiada dapat dikira berapa besaran duitnya. Cetak buku sepuluh ribu eksemplar tak cukup meraih pembaca sebanyak mungkin. Tidak juga cukup memuat ratusan kekayaan alam dan budaya Bangka Belitung yang ada.
Seperti disebutkan diatas, cara termudah dan hampir gratis adalah melalui medium internet. Di medium itu anda tak perlu susah-susah memikirkan proses membuat buku yang lama dan mahal. Cukup register pada situs Blog tertentu lalu posting lah secara teratur. Atau bergabung dengan jejaring sosial semacam Facebook, yang memungkinkan anda saling bertukar foto. Hemat dan efisien.
Selain hemat dan efisien, pertimbangan lainnya adalah medium internet adalah medium anak muda. Fakta bahwa ada sekitar puluhan juta pengguna internet di dunia adalah anak muda memberi indikasi bahwa mereka lah penikmat foto-foto anda nantinya. Golongan ini juga tipikal mobilitas tinggi dan berpenghasilan. Singkatnya, lewat foto menjadi penarik mereka untuk datang ke Serumpun Sebalai.
Saya pikir penghobi fotografi di Bangka Belitung semakin besar. Ini hal yang masuk akal, sebab dunia fotografi sekarang tak berkesan mahal seperti dulu. Dulu itu zaman analog dan tak sembarang orang dapat memotret. Namun kini, teknologi digital merasuki kamera, dan orang tak perlu lagi susah-susah memotret. Asal jepret, foto jadi bagus. Selain itu, harganya pun terjangkau, untuk kelas pocket dan Digital Single Lens Reflect (DSLR) pemula harganya di kisaran tiga kali Upah Minimum Regional (UMR) provinsi.
Memotret pun tak mesti punya DSLR, Handphone kini dilengkapi fasilitas camera built in yang mampu menangkap gambar dengan begitu baiknya. Internet mempercepat orang lain menyebarkan foto, ditunjang pula dengan teknologinya yang memudahkan orang lain mengambil foto. Klop sudah.
Pertanyaan kemudian adalah, memang masih ada kawasan wisata yang indah terutama di Bangka ?. Gara-gara penambangan Timah kita tak punya lagi pantai seindah dulu. Alhasil penghobi foto kesulitan menemukan obyek alam yang pantas untuk ditampilkan.
Namun saya pikir tak elok pesimis, optimis sajalah !. Memang benar alam kita hancur, tapi tak hancur-hancur amat toh. Buktinya sampai sekarang, di jejaring sosial, anda masih bisa melihat foto-foto pantai Bangka yang rupawan.
Optimis sajalah, anggap saja ini sebuah "pertarungan" tersendiri. Impian punya pantai yang kembali indah bukan tak mungkin. Ia akan mungkin kalau sekarang, semua pihak bukan cuma pemerintah daerah saja yang memulai kerja bukan bicara. Yah kerja, tanpa saling menyalahkan.
Sekarang, mulailah memotret. Memotretlah yang bagus bukan cuma cantik. Arbain Rambey bilang, cantik cuma bikin mata terasa senang tapi tak sampai ke hati. Kalau bagus, ia akan sampai ke hati. Ini soal feeling kata orang. Namun jangan terlalu terpengaruh pada bagus dan cantik, teruslah memotret. Sebab keseringan memotret itulah nanti bikin foto bagus.
Terakhir, Teruslah memotret biar orang tahu Bangka Belitung itu indah. Terus jangan lupa sebarkan ke semua orang di seluruh dunia.
Penulis : Iksander
Staff Humas UBB, Blogger di https://aksansanjaya.blogspot.com dan Penghobi Fotografi
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka
GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)