UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
31 Juli 2022 | 20:01:15 WIB
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
Ditulis Oleh : Rozi, S.Sos., M.A
(Dosen Agama Islam Universitas Bangka Belitung)
Sebelum kita mendiskursuskan tentang moderasi beragama, maka ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Perguruan Tinggi Umum itu sendiri. Menurut Nano Supriono, perguruan tinggi terbagi menjadi dua macam, yaitu perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta. Akan tetapi yang menjadi pembeda antara keduanya adalah terletak pada kewenangan dalam peregulasian dan pengelolaan yang dilakukan. Adapun perguruan tinggi negeri diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah. Sedangkan perguruan tinggi swasta diselenggarakan dan dikelola oleh masyarakat secara terbuka.
Meskipun demikian, secara garis besarnya perguruan tinggi umum merupakan unit penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pelaksana pendidikan yang tujuannya secara khusus untuk mengambil ilmu pengetahuan umum (berbasis non agama). Yang mana ketentuan dan peraturannya sesuai Undang-Undang Republik Indonesia di mana mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidiknya terbuka untuk umum atau berasal dari khalayak umum yang tentunya sangat beranekaragam keyakinan beragama di dalamnya. Oleh karena itu penting sekali memberikan pemahaman tentang moderasi beragama pada para mahasiswa. Hal itu dilakukan agar supaya mahasiswa dapat bersikap moderat atau mengambil jalan tengah dalam mengimplementasikan ajaran agama yang menjadi keyakinan mereka.
Berbicara persoalan moderasi beragama tentunya bukan berarti kita harus memoderasikan agama, karena dalam agama itu sendiri sudah mengajarkan makna moderasi. Lantas apa yang dimaksud dengan moderasi beragama?
Moderasi beragama yaitu proses memahami agama sekaligus mengimplementasikan ajaran agama secara seimbang dan adil. Demikian itu dilakukan agar terhindar dari perilaku yang terlalu berlebih-lebihan dalam beragama atau dalam istilah lain yaitu perilaku ekstrem.
Adapun contoh dari perilaku ekstrem dan perilaku berlebih-lebihan dalam menjalankan ajaran agama yaitu gampangnya mengafirkan kelompok-kelompok yang berbeda pendapat dengan kelompok mereka. Demikian itu tentu tidak boleh dilakukan karena sejatinya hanya Tuhan Yang Maha Esa-lah yang dapat menentukan seseorang tersebut pantas dikatakan kafir atau tidak. Contoh lain mungkin bisa dilihat dari merasa paling benar, merasa paling suci dan menganggap orang lain adalah keliru.
Sejatinya pelaku agama harus seimbang dalam menjalankan ajaran agamanya. Seimbang dalam menjalankan nilai-nilai agama yang berhubungan dengan spiritual (membangun hubungan dengan Tuhannya) dan nilai-nilai yang berhubungan dengan sosial (membangun hubungan dengan manusia).
Tidak hanya itu, seseorang juga bisa dikatakan ekstrem dan berlebih-lebihan dalam beragama yaitu disaat mereka berani menghina atau merendahkan ajaran agama dan kepercayaan orang lain, serta menghina simbol-simbol yang dianggap suci oleh keyakinan agama tertentu.
Dengan kalimat lain, seseorang juga dapat dikatakan berlebih-lebihan dalam menjalankan ajaran agamanya jika melanggar tiga prinsip yaitu: 1) melakukan pelanggaran pada tatanan nilai kemanusiaan, 2) melanggar kesepakatan bersama, 3) melakukan pelanggaran yang mengganggu ketertiban umum. Kemudian lantas siapakah yang bertanggung jawab dalam memberikan pemahaman tentang moderasi beragama kepada para mahasiswa yang berkuliah di PTU?
Sejatinya tegaknya moderasi beragama tentu perlu adanya gerak bersama (keterlibatan semua pihak), baik sifatnya perorangan maupun instansi atau lembaga. Namun jika dikhususkan kepada mahasiswa yang berkuliah di PTU tentunya harus selalu dikawal dan menjadi tanggung jawabnya para dosen yang mengajar di instansi atau lembaga tersebut, terkhusus dosen yang mengampu mata kuliah pendidikan keagaaman, namun tetap dengan prosedur atau pantauan dari instansi terkait.
Harapan pemberian pemahaman terkait moderasi beragama ini kepada para mahasiswa ialah supaya cara beragamanya mereka di dunia kampus dapat diimplementasikan dengan cara mengambil jalan tengah (moderat), tidak mudah mengotak-ngotak kelompoknya, terlebih tidak mudah mengafir-ngafirkan orang lain. Oleh karenanya dengan memberikan pemahaman terkait moderasi beragama juga, maka mahasiswa tidak berlebih-lebihan dan ekstrem ketika menjalani ajaran atau tuntunan agamanya.
UBB Perspectives
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka
GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)
Kenalkan Bangka Belitung dengan Foto !
DNSChanger dan Kiamat Kecil Internet
Kebablasan Otonomi Daerah : Obral Izin Pertambangan
Tips Menjadi Jurnalis Online Sejati
Saatnya Mencontoh Sumber Energi Alternatif Brazil