UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
09 September 2022 | 09:50:56 WIB
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
Ditulis Oleh : Rozi, S.Sos., M.A

Dosen Prodi Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung
Tak dapat dimungkiri bahwa saat ini kemajuan teknologi selalu terjadi revolusi. Tentunya demikian itu sungguh sangat cepat dan pesat. Mulai dari muculnya istilah revolusi society 1.0 (hunting and gathering), society 2.0 (agricultural), society 3.0 (industrial), society 4.0 (information), sampai society 5.0 (new society).
Adapun definisi revolusi itu sendiri menurut Aristoteles yaitu sebagai suatu perubahan dalam waktu yang singkat. Menurutnya revolusi terbagi menjadi 2 hal yaitu: Pertama, adanya perubahan secara total dari satu sistem ke sistem yang berbeda. Kedua, memodifikasi sistem-sistem yang sudah ada.
Membincang persoalan revolusi industri ini tentunya menarik dan penting, karena kita tidak bisa untuk menghindari kemajuan teknologi. Bagaimana pun kita berusaha menghindarinya tetap yang namanya perkembangan teknologi pasti terjadi.
Namun tidak dapat disangkal juga bahwa setiap kemajuan teknologi yang ada memang selalu menghadirkan sisi positif dan negatifnya. Positifnya kita dapat dengan mudah mengakses dan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk membantu pekerjaan. Negatifnya terkadang terletak pada pengguna teknologi itu sendiri yang terlalu menggantungkan setiap pekerjaannya dengan kehebatan teknologi itu. Sehingga dirinya tidak dapat menyeimbangkan kecanggihan teknologi dengan potensi yang dimiliki.
Oleh karenanya, kehadiran era society 5.0 yang baru diresmikan pada 21 Januari 2019 agaknya lebih menitikberatkan pada perkembangan manusia (human-centred) itu sendiri dan menjadi solusi atas revolusi industri 4.0 yang mana dikhawatirkan dapat mendegradasi eksistensi manusia.
Kehadiran era society 5.0 yang bermula dari negara Jepang ini sejatinya untuk menciptakan pola baru tatanan kehidupan masyarakat. Yang mana menempatkan manusia sebagai ekosistem atau sumber daya manusia yang cerdas. Karena perkembangan teknologi dan cyber telah memengaruhi pola pikir manusia. Sehingga era society 5.0 mendidik dan mengarahkan manusia untuk bisa mengintegrasikan antara kehidupan dunia nyata dan dunia maya agar menjadi seimbang dan selaras demi peningkatan kehidupan manusia.
Pemerintah Jepang mengadopsi konsep society 5.0 ini untuk mengantisipasi terhadap tren global sebagai akibat munculnya revolusi industri 4.0. Jika revolusi industri berhasil melahirkan pelbagai inovasi dalam dunia industri dan masyarakat secara umum. Maka eksistensi era society 5.0 ini adalah jawaban atas tantangan yang muncul akibat adanya revolusi industri 4.0 yang mengakibatkan disrupsi yang ditandai dengan dunia penuh dengan ketidakpastian, gejolak, ambiguitas, dan kompleksitas.
Sekali lagi perlu dipahami bahwa konsep society 5.0 ini lahir sebagai jawaban atas pesatnya perkembangan revolusi industri 4.0 yang dinilai memiliki potensi mendegradasi peran manusia. Oleh karenanya, sebagai agen perubahan (agent of social change) mahasiswa harus mampu menghadapi pesatnya kemajuan revolusi industri tersebut.
Perlu dicatat bahwa sehebat dan secanggih apa pun teknologi yang ada, tidak akan bisa mendegradasikan eksistensi peran manusia, terlebih khusus mahasiswa jika sedari awal sudah memasang pondasi yang kokoh dengan meningkatkan kompetensi diri. Oleh sebab itu, untuk menghadapi era society 5.0 ini tentunya mahasiswa harus memiliki 5 unsur kompetensi dalam dirinya. 5 unsur kompetensi tersebut yang perlu dipersiapkan diri oleh mahasiswa dalam persaingan yang semakin ketat berada pada kata “SUYAK”.
Adapun “SUYAK” yang saya maksud di sini adalah: Smart (cerdas), Upgrade (meningkatkan potensi diri), Yourself (menjadi diri sendiri), Agile (tangkas/lincah), dan Knowledgeable (berwawasan luas).
Pertama, smart (cerdas). Mahasiswa harus memiliki kecerdasan dalam dirinya, baik kecerdasan secara intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual untuk keseimbangan. 3 kecerdasan ini musti dimiliki oleh setiap mahasiswa. Hal itu dikarenakan untuk menjadi seorang pemimpin (leadership) yang memiliki karakter. Jika seorang pemimpin berkarakter dengan memiliki 3 kecerdasan itu tentunya sudah siap menghadapi perubahan baru.
Kedua, upgrade (meningkatkan potensi diri). Menghadapi era society 5.0 mahasiswa sangat dianjurkan untuk meng-upgrade potensi diri. Potensi yang penting untuk ditingkatkan adalah kemampuan berbahasa asing, terutama bahasa Inggris. Karena setelah tahun 2020 kemampuan kognitif diperkirakan akan menjadi kemampuan yang sangat diperlukan. Namun tetap diikuti dengan process skills, complex problem solving, system skills, dan content skills.
Ketiga, Yourself (menjadi diri sendiri). Mahasiswa harus mampu membangun otoritas dirinya sendiri tanpa harus menggunakan otoritas orang lain yang sudah dikenal atau terkenal. Dengan kata lain, mahasiswa harus mampu dan percaya diri menunjukkan dirinya sendiri. Meskipun nantinya mahasiswa tidak memiliki kemampuan akademik dalam bidang informasi teknologi. Akan tetapi dalam pengimplementasian IT tentunya mahasiswa harus mampu mengembangkannya guna untuk bersaing kemampuan dengan yang lainnya.
Keempat, Agile (tangkas/lincah). Revolusi industri terus mengalami perubahan yang pesat. Karenanya, mahasiswa harus cepat merespons perubahan itu agar mampu bersaing. Mahasiswa juga harus lincah dalam membaca setiap perubahan sehingga nantinya mampu bersaing atau berkontestasi dalam dunia kerja atau lain sebagainya.
Kelima, Knowledgeable (berwawasan luas). Seorang mahasiswa harus memiliki wawasan yang luas. Untuk memiliki wawasan yang luas maka mahasiswa harus memperbanyak literasi. Demikian itu dikarenakan literasi sangat penting dan diperlukan guna menghadapi era revolusi industri sebagai bentuk apresiasi perubahan dunia yang sangat cepat.
Dari serangkaian penjelasan tersebut di atas tentunya perlu diketahui bahwa konsep society 5.0 adalah menjadikan manusia sebagai center pengendali teknologi. Dengan kata lain, manusia memiliki peran lebih besar dengan mentransformasikan big data dan teknologi bagi kemanusiaan agar dapat mendapatkan solusi bagi kehidupan manusia agar lebih baik (solutions for better human life).
(Artikel juga publish di Trendberita.com, 5 September 2022)
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka
GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)
Kenalkan Bangka Belitung dengan Foto !