UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
02 Juni 2023 | 11:10:25 WIB
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Ditulis Oleh : Harmin
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung
Pascapandemi covid-19 banyak daerah di Indonesia yang mulai memperbaiki kondisi wisata dengan berbagai cara. Dilansir dari situs New.widyamataram.ac.id. setidaknya ada tiga strategi dalam penanganan pariwisata di Indonesia yaitu strategi jangka pendek. strategi ini dilakukan dengan beberapa hal seperti pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya memberikan dukungan terhadap indutri pariwisata di Indonesia terutama dari segi keuangan atau stimulus terhadap biaya operasional yang dibutuhkan. Strategi jangka menengah dapat dilakukan melalui strategy penthahelik yang memuat kolaborasi antara Academic, Business, Government, Costumer and Media ( ABGCM ). Pada strategi ini dapat mencapai hasil yang optimal jika masing-masing mempunyai peran yang sepadan sesuai bidangnya masing-masing sehingga dapat menghasilkan kolaborasi dengan baik dan menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Pada strategi jangka panjang dapat dilaksanakan dengan mendesain sistem menajemen operasi ( operation management system ) industry pariwisata. Pada strategi operation management system dalam industry pariwisata perlu memperhatikan berbagai elemen penting diantaranya input, process, output, dan outcome.
Dilansir dari Kemenparekraf.go.id di era new normal atau pascapandemi covid-19, sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan dinilai sebagai cara yang penting dalam pengembangan sektor pariwisata untuk kedepannya. Aspek ini diterapkan dengan memperhatikan kebijakan protokol kesehatan yang didukung oleh kesiapan-kesiapan di daerah tujuan wisata. Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparektaf/Baparektaf Frans Tegus saat webinar dengan Asosiasi Profesor Indonesia ( API ) menyebutkan, pariwisata berkelanjutan dipilih sebagai bagian dari pengembangan pariwisata pascapandemi covid-19.
Sustainable tourism bisa diterapkan pada semua jenis pariwisata baik itu pada wisata pantai, sungai, danau, gunung, dan lain sebagainya. Bangka Belitung merupakan daerah kepulauan yang memiliki banyak tempat destinasi yang sangat memanjakan mata. Maka dari itu perlunya cara atau strategi yang sangat optimal dilakukan untuk mengembangkan tempat wisata tersebut diantaranya dengan pariwisata berkelanjutan . Salah satu tempat wisata di Bangka Belitung yang sekarang ini sudah mulai diketahui oleh banyak kalangan ialah wisata danau pading.
Menurut penulis, Danau Pading merupakan wisata hasil dari bekas tambang timah yang sangat cocok diterapkan strategi sustainable tourism karena esksitensinya saat ini. Danau yang terletak di Desa Perlang, Kec. Lubuk Besar, Kabupaten Bangka tengah ini memiliki keindahan yang sangat menanjakan mata karena dihiasi oleh cantiknya warna air danau dan disuguhi oleh oleh perbukitan yang saling merangkul satu sisi dengan sisi lainnya. Danau yang awalnya dikelola oleh pemuda setempat ini sekarang sudah terkenal di kalangan masyarakat Bangka Belitung dan juga sempat viral di media sosial tik tok.
Dikutip dari Travel.kompas.com setelah viral di tik tok danau pading banyak mendapat pujian dari warganet. Tidak sampai disitu saja, respon positif muncul dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Menparekraf ) Sandiaga Uno. Sandiaga Uno mengatakan “ kita harus pastikan bahwa post-mining atau pascatambang itu bukan hanya meninggalkan musibah. Tapi kalau dikelola dengan penuh hikmah, akan manjadikan berkah”. Menurut Sandiaga, danau ini bahkan berhasil mengatarkan Desa Perlang menembus 50 besar desa wisata terbaik dalam anugrah Desa Wisata Indonesia ( ADWI ) 2022.
Apa Urgensi dari Sustainable Tourism Terhadap Pariwisata Jangka Panjang ?
Disinilah penulis bermaksud supaya menerapkan sustainble tourism atau pariwisata berkelanjutan agar tetap menjaga eksistensi danau pading untuk jangka yang lama atau untuk generasi berikutnya. Sustainable tourism disini merupakan pengembangan konsep berwisata atau cara yang dapat berdampak jangka panjang pada pariwisata, baik itu terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk generasi sekarang dan yang akan datang.
Pada upaya pengembangan sustainable tourism, Kemenparekraf/Baparekraf menyebutkan ada empat pilar fokus yang dapat diperhatikan dan dikembangkan. Diantaranya adalah pengelolaan berkelanjutan ( bisnis pariwisata ), ekonomi berkelanjutan ( sosio ekonomi ), keberlanjutan budaya ( sustainable culture ), serta aspek lingkungan ( environment sustainable ) yang harus selalu dikembangkan dan dijaga. Berbekal 4 pilar tersebut, tren pariwisata berkelanjutan akan menjadi tujuan wisata yang sangat diminati oleh wisatawan. Tidak hanya sekedar liburan saja para wisatawan juga tetap memperhatikan protokol berwisata yang erat kaitannya dengan kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan kelsetarian alam.
Menariknya, sustainable ini bukanlah hal baru yang diterapkan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya destinasi wisata yang lebih duluan menerapkan sutainable tourism yang dari dulu sampai sekarang masih tetap bertahan. Setidaknya beberapa destinasi yang sudah menerapkan pariwisata berkelanjutan ini diantaranya Taman Nasional Baluran yang terletak di Situbondo, Jawa Timur yang dikenal sebagai Little Afrika di Jawa, karena memiliki suasana yang khas. Tidak hanya itu saja, masih ada tempat wisata yang menggunakan konsep pariwisata berkelanjutan seperti Taman Nasional Ujung Kulon, Sangeh Monkey Forest, Punti kayu Palembang, dan Umbul Ponggok.
Maka dari itu apabila bercermin dari berbagai tempat yang sudah menerapkan sustainable tourism, penting juga bagi tempat wisata lainnya daerah manapun itu untuk segera menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan ini, karena mengingat destinasi yang ada ini bukan hanya untuk dinikmati oleh orang-orang saat ini saja, tapi juga penting untuk memikirkan bagaimana generasi yang akan mendatang agar bisa merasakannya juga.
(Artikel telah dimuat di media timelines.id, Edisi18 Mei 2023)
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka
GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)