+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
14 Juli 2022 | 16:48:47 WIB


FISIP UBB Tutup Rangkaian Acara Hari Jadi ke-11 dengan Orasi Ilmiah Kemelayuan


Merawang, UBB— Rangkaian acara Dies Natalis atau Hari Jadi ke-11 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bangka Belitung (UBB) ditutup dengan acara Orasi Ilmiah yang bertajuk “Peran Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Mempertahankan Budaya Melayu di Era Globalisasi”, pada Kamis, (14/07/22) bertempat di Balai Besar Peradaban, Gedung Rektorat UBB. 

Acara ini sekaligus menjadi puncak dan bagian terpenting berkenaan dengan visi Dekan FISIP UBB ketika mengangkat tema “Adat Mengatur Budaya Dijunjung”. Sebagaimana yang diungkapkan beliau di acara launching kemarin (Rabu, 13/07/22), dan ditegaskan kembali pada sambutannya di acara Orasi Ilmiah, bahwa yang menjadi substansi dari tema itu adalah Etika, Moral, dan Adab. 3 hal fundamental ini, menurut Aimie Sulaiman, rujukannya jangan lepas dari nilai-nilai yang ada pada Budaya dan ‘Urang Melayu’.

“Mengapa UBB ini perlu ilmu-ilmu murni? Sebab, Pembangunan itu tidak harus diisi hanya dengan pembangunan material, tapi juga pembangunan yang bersifat immaterial, sehingga manusia-manusia yang mendukung pembangunan itu memiliki karakter yang khusus, memiliki karakter yang kuat berbasis etnisitas”, ucap Aimie Sulaiman.

“Itulah mengapa dalam usia yang ke-11 tahun FISIP UBB ini, kami mengangkat tema Adat Mengatur Budaya DIjunjung”, tambahnya.

Artinya, menurut beliau, sebagai ‘urang melayu’ Bangka, harapannya bisa timbul kesadaran kolektif kita bagaimana kita meginternalisasi nilai-nilai budaya melayu itu di dalam diri kita, menjadi karakter kita, dan terepresentasikan di dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita memiliki identitas budaya yang kuat.

 

Ibrahim: Yang Dibutuhkan Adalah Transformasi bukan Transfer

Pada acara puncak Dies Natalis FISIP UBB ke-11 ini, Rektor UBB, Dr. Ibrahim, M.Si. juga turut memberikan sambutan yang insightful terkait Budaya Melayu. Pada sambutan yang disampaikannya, Beliau menegaskan bahwa masyarakat melayu itu teridentifikasi dengan tiga hal, yakni beragama islam, berbahasa melayu, dan berbudaya melayu. 

“Pendefinisian masyarakat melayu menjadi tiga ciri itu sudah menjadi kesepakatan bersama”, ucap Rektor Ibrahim.

Satu hal penting lain yang Beliau tekankan pada sambutannya, yakni bagaimana budaya melayu sebagai budaya lokal harus ditransformasikan, bukan sekadar ditransfer. 

“Kalau kita sebatas transfer, maka kita memindahkan nilai-nilai yang lama kepada masyarakat yang baru. Mungkin akan mengalami tantangan. Akan sulit diterima dengan mudah, terutama oleh para generasi post-millenials, atau yang disebut generasi Z,” tukas Ibrahim.

“Yang kita butuhkan bukan membuat mereka mempelajari nilai-nilai yang lama. Tapi transformasi. Maksudnya bagaimana nilai-nilai yang lama itu dikontekstualisasikan sesuai dengan konteks kekinian,” pungkasnya.

 

Akhmad Elvian dan Bustami Rahman Berorasi tentang Peradaban dan Budaya Kemelayuan

Akhmad Elvian (Budayawan sekaligus Sekretaris Lembaga Adat Melayu Bangka Belitung) dan Prof. Bustami Rahman, M.Sc. (Guru Besar Sosiologi/Ketua Lembaga Adat Melayu Bangka Belitung) dihadirkan secara khusus di acara orasi ilmiah ini. Prof. Bustami Rahman bertindak sebagai pihak yang melakukan Opening Speech, sementara Akhmad Elvian sebagai pembicara/narasumber.

Prof. Bustami Rahman pada Opening Speech-nya mengutarakan tentang pentingnya membangun visi universitas yang terarah kepada pembangunan peradaban, menyampaikan sejarah dan maksud kenapa di FISIP diawali dengan jurusan ilmu-ilmu dasar seperti Sosiologi, Ilmu Politik, dan Sastra Inggris, dan diakhiri dengan harapan untuk FISIP UBB ke depannya. 

(Prof. Bustami Rahman ketika memberikan Opening Speech)

Sementara itu, Akhmad Elvian, selama kurang lebih 45 menit fokus berbicara tentang makna frasa-frasa dalam bahasa melayu, perbedaan istilah Budaya, Kebudayan, dan Peradaban, dan ditutup dengan orasi tentang bagaimana penting dan progresifnya budaya melayu dalam mewarnai peradaban masyarakat hari ini.

(Momen saat Akhmad Elvian menyampaikan Orasi Ilmiah Kemelayuan di hadapan audience yang terdiri dari Dosen, Tenaga Kependidikan, Mahasiswa dan Perwakilan Alumni FISIP UBB)

Acara Diakhiri dengan Penyerahan Hadiah Bagi Pemenang Lomba FISIP Ekspresif dan Memasak dengan Cita Rasa Kuliner Khas Bangka Belitung

Puncak acara Dies Natalis ke-11 FISIP UBB (Kamis, 14/07/22) diakhiri dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba FISIP Ekspresif dan Memasak dengan Cita Rasa Kuliner Khas Bangka Belitung. Untuk lomba FISIP Ekspresif dimenangkan oleh Donal Fernando Lubis, Dosen Sastra Inggris (Juara 1), juara duanya diraih oleh Andi Fitri (Mahasiswi Ilmu Politik), dan juara ketiga diraih Adelia Putri (Mahasiswi Ilmu Politik).

Sementara itu, lomba masak dengan cita rasa khas kuliner Bangka Belitung para pemenangnya adalah tim dosen Sastra Inggris sebagai juara 1, tim dosen Sosiologi meraih juara 2, dan tim OB FISIP sebagai juara 3.  

(Herza/ Dosen Sosiologi UBB)



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi