Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
05 September 2022 | 13:56:54 WIB
Dirjen Kementerian LHK Bantu Siapkan Lahan Praktikum Bagi UBB
Merawang, UBB— Untuk mendorong pengembangan pembagunan berkelanjutan dan inovasi dalam bidang pendidikan terhadap sumberdaya alam, Kementerian LHK bantu siapkan lahan praktikum bagi Universitas Bangka Belitung (UBB). Rencana baik tersebut, disampaikan langsung Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian LHK, Dr Ruandha Agung Soegardiman kepada Rektor UBB Dr. Ibrahim, M.Si. di Kampus UBB sebelum memberikan kuliah umum, Pada Senin (29/8/2022).
Dirjen Ruandha memberikan instruksi kepada Heru Wibowo dari BPKH Bangka Belitung untuk berkoordinasi dengan Rektor dalam upaya percepatan pelaksanaan rencana tersebut. Khusus lokasinya, di Bangka salah satu alternatifnya di kawasan Batu Rusa, Merawang yang potensi luasnya, berdasarkan BPKH Babel ada sekitar 800 hektar. Sedangkan untuk lokasi kampus UBB di Belitung, di kawasan Tanjung Rusa, Membalong yang lokasinya sudah sempat dimohonkan oleh salah satu lembaga penelitian oleh Belitung Biodiversity Observer Foundation, seluas 1000 hektar.
”Dari luasan yang dimohonkan itu, alokasikan untuk kampus UBB di Belitung, sedangan untuk luasnya disamakan dengan luas kampus UBB di Bangka,” pinta Dirjen Ruandha.
Foto Bersama Setelah Kuliah Umum
Sementara itu, dalam acara kuliah umum yang berlangsung di rungan Balai Besar Peradaban (BBP), Ruandha menyampaikan materi dengan tema implementasi FOLU Net Sink 2030 dalam menambah luasan tutupan lahan sebagai salah satu strategi pengendalian perubahan iklim.
Diawal pemaparannya, beliau menyampaikan tentang perubahan iklim, dimana dampak yang dirasakan ialah semakin meningkatnya temperature di Bumi.
“Akibatnya adalah dengan semakin meningkatnya panas bumi, maka es di kutub akan mencair dan membuat permukaan air laut meningkat,” ungkapnya.
Sedangkan Rektor UBB Dr. Ibrahim, M.Si menyampaikan dalam sambutanya, ketika bicara tentang kelestarian lingkungan, UBB sudah dari pertamakali berdiri mendorong untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan.
“Karena kita sadar betul bahwa Bangka belitung merupakan provinsi yang kaya akan sumber daya timah, hanya saja kekayaan itu akan diimbangi dengan perdebatan dua isu penting, yaitu antara perumbuhan ekonomi dan pelestraian lingkungan. Ini merupakan langkah kita dalam memperhatikan keberlangsungan lingkungan,” ujarnya.
Ibrahim juga sempat menyingung tentang mahasiswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi bisa dikatakan merupakan suatu proses dari seleksi alam. Dimana hanya 15% dari lulusan SMA/SMK/MA yang melanjutkan ke perguruan tinggi, jika dibandingkan dengan rata-rata nasional yang berada pada 30%, bearti Bangka Belitung berada di bawah angka rata-rata nasional
“Makanya, para mahasiswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi merupakan lolos seleksi alam, karena mereka tidak tergoda untuk segera mendapatkan penghasilan sendiri, tidak tergoda untuk segera menikah. Karena pada dasarnya kekayaan alam yang ada di Bangka Belitung membuat kita tergoda untuk mendapatkan penghasilan sendiri, hingga membuat mereka tidak berniat melanjutkan ke perguruan tinggi,” ungkapnya.
Foto Gerakan Penanaman Bibit Tanaman Dalam Rangka Kebijakan dan Implementasi Indonesia Folu Net Sink 2030
Selan itu, jika dikaitkan dengan permasalahan lingkungan di Bangka Belitung, memang pada dfasarnya tidak dapat dipisahkan dengan kondisi pertambangan timah, berdasarkan data BPS menjadi profesi nomor dua sebagai pekerjaan yang di geluti di Bangka Belitung disamping perkebunan yang utama.
“Solusinya dengan cara dari sisi atas mulai mengurangi sedikit produksi yang tidak sesuai dengan kaidah lingkungan hidup, tetapi dari sisi bawah kita mendorong sektor ekonomi alternatif dan gerakan penyadaran, kalau ini bisa ketemu di tengah, maka dapat dinyatakan kita bisa menghindari teori kutukan sumberdaya alam," tambahnya lagi.
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi