Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
04 Oktober 2022 | 20:22:49 WIB
Mahasiswa KKN-T Desa Payabenua Berikan Pelatihan dan Praktik Penyambungan Buah Unggul
Mendo Barat, UBB-- Untuk mendukung masyarakat agar tidak hanya bergantung pada komoditas perkebunan yang membutuhkan lahan luas, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Desa Payabenua Universitas Bangka Belitung (UBB) berikan pelatihan dan praktik penyambungan buah unggul.
“Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat Payabenua supaya tidak hanya bergantung pada komoditas sawit dan karet saja yang di lakukan selama ini,” ungkap Zulpikar sebagai ketua kelompok KKN-T Desa Payabenua dalam sambutannya.
Dirinya menambahkan, pelatihan kali ini juga menghadirkan salah satu narasumber dari Delis Tani H Nurhulis, yang akan memberikan materi dan contoh kepada masyarakat terkait dengan pembibitan yang baik.
Nurhulis saat memberikan contoh penyambungan pembibitan batang durian dan Alpukat
Adanya pelatihan yang diadakan oleh mahasiswa, Kepala Desa Payabenua yang diwakili oleh Sekretaris Desa mengajak masyarakat untuk dapat belajar dengan baik dan dapat menyerap pengetahuan yang diberikan oleh narasumber.
“kita akui bahwa selama ini masyarakat Payabenua memang sangat kurang dalam menanam buah secara massif. Nah, ketika ada narasumber yang memberikan ilmunya sekarang ini, perlu kita manfaatakan dengan baik dan belajar dari narasumber yang sudah sangat familiar dengan penanaman buah-buahan ini,” ujar Sekdes Payabenua.
Sebagai Narasumber dalam kegiatan Nurhulis menyampaikan, ketika menanam buah-buahan kita tidak perlu menggunakan lahan yang luas jika dibandingkan dengan menanam pohon sawit dan karet.
“Lahan yang sempit dapat dimanfaatkan dengan menanam buah dibandingkan dengan menanam sawit yang membutuhkan lahan luas. Misalnya kita mengambil contoh seperti durian, seandainya mau hitung-hitungan satu durian yang baik dan menghasilkan banyak buah bisa sebanding dengan 1 hektar lahan sawit,” ucapnya.
Nurhulis mengatakan, memang untuk biaya satu batang durian tidak murah, karena untuk satu batangya saja membutuhkan sekitar 7 juta rupiah. Namun,hal itu bisa ditekan jika kita dapat memanfaatkan pupuk alam dan proses pembibitannya sendiri.
“Dalam menekan biaya untuk perawatan penenanam buah-buahan tersebut kita bisa memanfaatkan sesuatu yang berasal dari alam dan proses pembibitan sendiri, apalagi seperti cangkok yang membuat cepat berbuah, seperti pelatihan yang kita lakukan hari ini,” tambahnya.
(Iw/Humas)
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi