Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
23 Januari 2023 | 17:40:14 WIB
Menjadi Profesor di Usia Muda, Ibrahim: Kita Harus Punya Visi
Merawang, FISIP UBB— Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Bangka Belitung (UBB), mengadakan acara tasyakuran atas pencapaian yang luar biasa dari salah satu dosen di Jurusan Ilmu Politik. Beliau adalah Prof. Dr. Ibrahim, M.Si. yang beberapa hari lalu secara resmi telah meraih jabatan akademik Guru Besar (Jumat, 20/01/23).
Profesor pertama besutan UBB yang saat ini juga sedang menjabat sebagai Rektor itu berhasil meraih Guru Besar-nya dengan angka kredit yang tinggi, yakni 1134,65. Tentu, Civitas Akademika FISIP UBB sangat berbahagia dan berbangga atas capaian ini, sehingga merasa penting untuk menggelar acara tasyakuran. Apalagi Prof. Ibrahim sebelum menjabat sebagai Rektor, merupakan Dekan FISIP dari tahun 2014-2020, sehingga sosok Beliau memiliki tempat tersendiri bagi FISIP UBB.
Di acara tasyakuran tersebut, Prof. Ibrahim menyampaikan banyak pesan inspiratif dan kisah haru perjalanan Beliau hingga mencapai derajat tertinggi dari seorang akademisi tersebut. Salah satu pesan penting yang disampaikan di hadapan para Dosen dan Tenaga Kependidikan di lingkungan FISIP adalah bagaimana pentingnya memiliki Visi.
“Memiliki visi itu penting Bapak/Ibu, karena dengan visi kita bekerja lebih terarah dan jelas apa yang ingin kita capai dari waktu ke waktu. Visi yang saya maksud di sini bahasa umumnya disebut cita-cita atau impian”, ucap Profesor Ibrahim.
Ustad Muhammad Kurnia Saat Memberikan Tausyiah tentang Keutamaan Berilmu
“Soal visi ini, yang terpenting adalah kita memiliki visi untuk diri kita sendiri dulu, sebelum memiliki visi untuk institusi. Karena bagaimana mau berkonribusi dengan baik atau memajukan institusi kalau kita pribadi saja tidak memiliki visi. Maka, jangan hidup mengikuti pepatah “hidup seperti air mengalir saja”. Justru itu simbol kepasarahan yang bisa menjebak untuk membuat kita tidak progresif dalam menjelani hidup”, tambahnya.
Beliau menegaskan, karena memiliki visi ini juga yang membuatnya bisa mencapai posisi sekarang. Rektor di usia 38, dan menjadi Profesor di usi 41 tahun. Karena ingin mencapai visi yang sudah dibuatnya, Beliau bekerja dalam bidang akademik lebih ekstra, seperti mengurangi waktu tidur untuk dimanfaatkan menulis karya ilmiah.
“Sebagai upaya saya mencapai Profesor ini, waktu tidur malam saya sejak lama sudah agak saya kurangi, Bapak/ibu. Kalau dulu bisa tidur jam 10 malam, tapi akhir-akhir ini, saya tetapkan tidurnya jam 12 malam, karena harus menulis. Dan Istri sering protes hal ini. Cuma ya saya jawab, kalau tidak begini, saya tidak akan menjadi professor lebih cepat,” jelas Pak Ibrahim sambil mengeluarkan senyum khasnya.
Wakil Dekan I FISIP Memberikan Sambutan
“Bapak/Ibu juga mungkin bisa mengurangi sedikit waktu tidurnya untuk produktifitas berkarya sebagai akademisi sembari tetap memerhatikan kesehatan. Khususnya mengurangi waktu tidur siang di waktu libur. Apalagi dosen yang masih muda-muda ini,” tambah Prof Ibrahim.
Foto Bersama dalam acara tasyakuran Prof. Ibrahim
Selain itu, Beliau juga memberikan tips dan trik bagaimana yang harus dilakukan para dosen untuk kenaikan Jabatan Fungsional dari mulai Asisten Ahli hingga Guru Besar. Sebab bagi Beliau, bagi para Dosen, Jabatan Fungsional ini adalah yang terpenting untuk dikejar, bukan tugas-tugas tambahan atau jabatan struktural. Prof. Ibrahim juga menegaskan bahwa dia siap menjadi mentor bagi para dosen yang saat ini sudah Lektor Kepala agar bisa lancar dalam pengurusan ke Guru Besar.
“Saya harap, setelah saya ini, dalam satu tahun atau dua tahun ke depan akan menyusul beberapa Guru Besar atau Profesor di Universitas Bangka Belitung ini,” pungkasnya. (Hz/Dosen)
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi