+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
25 Januari 2023 | 15:25:44 WIB


Pengukuhan Guru Besar Pertama di UBB Prof Ibrahim Capai Angka Kredit 1134,65 di Bidang Ilmu Politik



Merawang, UBB-- Rabu pagi (25 Januari 2023), suasana semarak tampak di halaman gedung rektorat Universitas Bangka Belitung(UBB) dengan berbagai macam dekorasi yang menghiasinya. Terdapat suatu spanduk besar yang bertuliskan “Rapat Terbuka Senat Universitas Bangka Belitung dengan Agenda Tunggal Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Ibrahim, M.Si. Bidang Ilmu Politik” semakin mempertegas kegiatan pelaksanaan yang sedang berlangsung.


Agenda pengukuhan guru besar kali ini, merupakan pelaksanaan pertama kalinya bagi UBB dalam melaksanakan kegiatan tersebut.  Profesor pertama besutan UBB yang saat ini juga sedang menjabat sebagai Rektor itu berhasil meraih Guru Besar-nya dengan angka kredit yang tinggi, yakni 1134,65. 

Senat Universitas Bangka Belitung Adakan Rapat Terbuka Agenda Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Ibrahim, M.Si.


Dalam acara pengukuhan gelar guru besarnya, Prof. Ibrahim mengambil tema pidato dengan judul “ Kontestasi Elektoral Dalam Bayang-bayang Politik Identitas: Dari Instrumentasi, Inosensi, ke Konsolidasi Demokrasi”.


Dengan berhasilnya Prof. Ibrahim memperoleh gelar tertinggi dalam bidang akademisi, dirinya menegaskan bahwa  ini merupakan suatu usaha secara sungguh-sungguh meskipun banyaknya tugas tridarma perguruan tinggi dan fokus mengumpulkan angka kredit merupakan tantangan tersendiri.


“Sering kali dosen banyak terbengkalai dengan capaian yang mereka harapkan. Hal itu dikarenakan merasa nyaman dengan aktivitasnya, sementara ada angka kredit yang harus dikejar,” ungkap pria kelahiran Sungai Selan tersebut.

Prof. Dr. Ibrahim, M.Si. Saat menyampaikan Pidato Pengukuhan Guru Besar


Dirinya merasa bersyukur dapat menjadi Professor pertama yang benar-benar berasal dari UBB. Walaupun sebelumnya sudah ada Prof. Bustami tetapi itu bukan murni berasal dari UBB secara langsung.


“Alhamdulillah, saya bisa mencapai garis finis cukup cepat dan masih ada 12 dosen lagi dari UBB  yang berada satu tingkat di bawah professor dan sedang berjuang. Semoga ini segera menyusul dan menjadi peningkatan tersendiri bagi UBB," ujar rektor.

Forkopimda Hadiri Acara Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Ibrahim, M,Si.


Salah satu alasan tercapainya posisi Rektor di usia 38 tahun dan menjadi Profesor di usi 41 tahun. Beliau mengungkapkan bahwa dirinya bekerja dalam bidang akademik lebih ekstra, seperti mengurangi waktu tidur untuk dimanfaatkan menulis karya ilmiah.


“Sebagai upaya saya mencapai Profesor ini, waktu tidur malam saya sejak lama sudah agak saya kurangi. Kalau dulu bisa tidur jam 10 malam, tapi akhir-akhir ini, saya tetapkan tidurnya jam 12 malam, karena harus menulis. Dan Istri sering protes hal ini. Cuma ya saya jawab, kalau tidak begini, saya tidak akan menjadi professor lebih cepat,” jelas Pak Ibrahim. (Iw/Humas)
 



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi