Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
19 November 2023 | 21:08:01 WIB
Mahasiswa Agribisnis UBB Gelar Penyuluhan Asap Cair di Desa Balun Ijuk, Saatnya Petani Beralih ke Pestisida Alami

FOTO BERSAMA – Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi UBB berfoto bersama petani yang tergabung dalam Gapoktan Mitra Tani Balun Ijuk dan aparatur desa di Balai Desa Balun Ijuk, Selasa (14/11/2023) petang.
Balunijuk, UBB -- Petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mitra Tani Desa Balun Ijuk mengucapkan terimakasih kepada 10 mahasiswa Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung (UBB).
Pasalnya mereka mendapat pengetahuan baru cara mengatasi hama penyakit tanaman dengan mengunakan pestisida alami berbahan baku asap cair. Teknologi baru ini disampaikan mahasiswa Agribisnis UBB, melalui penyuluhan tentang aplikasi asap cari di Balai Desa Balun Ijuk, Merawang, Selasa (14/11/2023).
“Pengunaan pestisida alami asap cair ini sangat membantu petani di sini (Balunijuk),” ujar Bahril, Ketua Gapoktan Mitra Tani Balun Ijuk yang didampingi Nuryadi S.Tr. Sos, selaku perwakilan aparatur desa setempat.
“Manfaat asap cair itu sangat banyak, karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada mahasiswa Agribisnis. Kalau ada kegiatan serupa (penyuluhan-red) tolong segeralah hubungi kami,” tukasnya kepada Al Wisyahk Ketua Kelompok Penyuluhan Agribisnis.
Dalam penyuluhan yang dihadiri lebih dari 10 petani itu, Al Wisyahk mengemukakan penyuluhan penggunaan asap cair merupakan bagian dari tugas lapangan mata kuliah Penyuluhan Pertanian yang di kemas dalam program team based project.
“Sebagai mahasiswa pertanian kami ingin memberi sumbangan pemikiran dan teknologi tepat guna kepada petani di sini. Berangkat dari situ lah kami mensosialisasikan asap cair sebagai pestisida alami ini,” ujar Al Wisyahk.

SERTIFIKAT – Ketua Kelompok Penyuluhan Agribisnis UBB Al Wisyahk (kiri) menyerahkan kepada Ketua Gapoktan Mitra Tani Balun Ijuk Bahril (tengah) yang didampingi perwakilan aparatur Desa Balun Ijuk, Nuryadi, di Balai Desa Balun Ijuk, Selasa (14/11/2023).
Dikemukakan bobot mata kuliah Penyuluhan adalah tiga satuan kredit semester (SKS), dan diampu (diasuh) oleh tiga dosen yakni Dr Fournita Agustina S.P. M.Si, Yulia, S.Pt., M.Si dan Ir Eddy Jajang Jaya Atmaja MM.
Penyuluhan pertanian seputar penggunaan dan manfaat asap cair sebagai pestisida alami berlangsung lancar. Pemaparan materi penyuluhan menggunakan bahasa yang sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh para petani yang hadir.
“Petani tampak antusias, tampak dari aktifnya mereka bertanya seputar asap cair sebagai pestisida. Lagi pula mereka mengaku baru kali pertama mendengar pestisida berbahan baku asap cair,” ujar Al Wisyahk.
Penyuluhan berlangsung selama tiga jam, dimulai pukul 13.30 wib itu, mahasiswa Agribisnis membawa sejumlah alat presentasi seperti proyektor, laptop dan media informasi berupa brosur. Mereka juga membawa ember yang berisi air dan asap cair, serta sprayer untuk mempraktikan penggunaan asap cair ke tanaman cabai.
"Dalam pemaparan materi, kami menjelaskan mengenai apa itu asap cair dan apa manfaatny. Setelah itu baru mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengaplikasikannya ketanaman,” ujar Al Wisyahk Al didampingi Hasanah Eka Risti sebagai penyampai materi penyuluhan.
“Kami mengaplikasikan asap cair ke tanaman cabai karena banyak petani mengeluhkan cabai mereka banyak diserang hama,” tukas Al Wisyahk seusai penyuluhan di Balai Desa Balun Ijuk.
Pada awal penyuluhan ini, kepada petani Hasanah -- sebagai pemberi materi penyuluhan -- menjelaskan secara panjang-lebar mengenai manfaat dan kelebihan dari asap cair sebagai pestisida alami untuk tanaman pertanian.
“Ssebagai pembasmi hama penyakit dan hama lainnya, pengunaan pestisida asap cair ini ramah lingkungan. Aman digunakan dan tidak memiliki limbah berbahaya, karena bahan pestisida ini sendiri berasal dari limbah organik batok kelapa yang diolah menjadi asap cair grade 3,” tukas Hasanah Eka Risti.
Ditambahkannya, asap cair yang digunakan adalah asap cair produksi mahasiswa Agribinis UBB. Asap cair initelah melewati beberapa proses penelitian dan telah diaplikasikan ke sejumlah tanaman.
Langkah awal pengaplikasian asap cair pada tanaman cabai, menurut Hasanah adalah dengan menyiapkan sebanyak 15ml (setara 3 tutup botol pestisida), kemudian dilarutkan ke dalam air sebanyak 2 liter. Usai itu , langsung dituangkan ke dalam sprayer semprot, kemudian aduk hingga merata dan langsung disemprotkan ke tanaman cabai.
"Sebenarnya, pengaplikasian asap cair bukan hanya saat tanaman telah tumbuh atau saat diserang hama saja. Sebagai bentuk pencegahan, pestisida asap cair juga bisa digunakan saat awal melakukan penanaman ke tanah, tentu dengan dosis tertentu (sesuai jenis tanama). Langsung diisi ke lobang tanam juga bisa, ". ujar Hasanah Eka Risti.
Aparatur Desa Balun Ijuk Nuryadi yang hadir mewakili kepala desa dalam sambutannya mengucapkan banyak terima kasih terkait kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan. Ia berharap ada kegiatan serupa atau kegiatan lainnya yang dilakukan mahasiswa Agribinis UBB kepada petani di Desa Balun Ijuk.
“Pengetahuan baru dan ilmu terapan seperti ini sangat bermanfaat , baik untuk petani khususnya maupun bagi masyarakat Balun Ijuk pada umumnya,” ujar Nuryadi (Eddy Jajang J Atmaja)
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu