+62 (0717) 422145
Link Penting UBB

Artikel Feature UBB

Universitas Bangka Belitung's Feature
05 Agustus 2008 | 07:11:51 WIB


Peledak Rusak Terumbu Karang di Pulau Bangka


Penggunaan bahan peledak ikan yang dilakukan nelayan di beberapa pulau, seperti Mendanau, Lepar, Pongok, Pulau Lancur dan Naduk, di wilayah perairan Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengakibatkan kerusakan terumbu karang.

Seorang penyelam senior pemegang sertifikat scuba diver yang dikeluarkan Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), Dodi Setiawan, di Pangkalpinang, mengatakan bahwa pernah melihat langsung praktik nelayan yang menggunakan peledak ikan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang banyak.

Ia melihat sendiri, patahan-patahan karang berserakan didasar laut akibat adanya peledak tersebut.

"Saya sedih melihat terumbu karang ada yang rusak. Padahal untuk tumbuh satu centi meter saja dibutuhkan waktu bertahun-tahun," ujarnya.

Praktik-praktik menangkap ikan menggunakan bom itu diperkirakan dilakukan oleh nelayan dari luar provinsi Bangka Belitung.

Belakangan ini, Dodi menyatakan, praktik menangkap ikan menggunakan bahan peledak itu sudah mulai berkurang akibat makin ketatnya aparat keamanan mengawasi perairan.

Terumbu karang di Bangka Belitung yang berada di pertengahan Pulau Lepar dan Pongok dinilainya masih lestari dengan ragam ikan dan plasma nuftahnya.

"Mungkin wilayah ini luput dari perhatian nelayan. Kita harapkan warga masyarakat dan nelayan ikut serta mengawasi adanya upaya menangkap ikan dengan peledak itu," ujarnya.

Di perairan Lepar dan Pongok itu bisa ditemukan aneka jenis ikan karang, seperti Barakuda, anemo dan berbagai jenis keong.

Kedalaman terumbu karang dan ikan-ikan laut itu hanya berada pada kedalaman 5-7 meter. Keindahannya akan semakin terlihat bila diselami dan bermain-main bersama ikan karang.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Babel, Yulistyo, membenarkan adanya kerusakan terumbu karang di beberapa perairan Bangka Belitung.

Kerusakan itu, menurut Yulistyo justru lebih banyak disebabkan praktek tambang timah apung menggunakan kapal isap hingga karang ikut hancur dan tersedot.

Ia mengatakan, pengusaha timah harus tahu diwilayah mana saja yang ada karang dan tidak melakukan penambangan timah di tempat tersebut.

"Kalau karang rusak ikan akan jadi berkurang dan keindahan alam bawah laut Bangka Belitung akan rusak," ujarnya menambahkan. (*)

Source : Antara

Feature UBB

Berita UBB

UBB Perspectives