Artikel Feature UBB
UBB's Feature
Artikel Feature UBB
Universitas Bangka Belitung's Feature
04 Juni 2009 | 12:38:05 WIB
Raja Belitong Dari Jawa
Kini puing-puing dari sisa peninggalan kerajaan dimasa Ki Gede Yakob Cakraningrat 1 tersebut tidak tersisa yang ada hanyalah Pelabuhan Dendang yang menjadi saksi bisu. untuk mengenang kembali Raja Balok dan menggali kembali memori masalalu.
Pengaloran keluarga Besar Cangkraningrat garis keturunan Raja balok ini masih menziarahi makam Raja mereka. Keluarga besar ini masih peduli akan warisan leluhur mereka yang mesti dijaga sebagai perwujudan dari Budaya sejarah pulau Belitung yang mesti dilestarikan dan diwariskan ke generasi berikutnya agar tidak lenyap ditelan waktu.
Ki Gede Yakob atau Kyai Masud, adalah raja ke dua Balok, memerintahanya tahun 1618-1661, menggantikan raja Balok pertama Ki Ronggo Udo . Ki Gede Yakob merupakan ponakan Ki Gede Pamanah Raja Mataram menikahi anak raja Balok pertama bernama Nyi Ayu Kusuma alias Nyayu Siti kusuma. Setelah memerintah kerajaan Balok Ki Gede Yakob bergelar Cakraningrat I, sedang turunan Raja apabilah lelaki akan bergelar Ki Agus dan turunan perempuannya bergelar Nyi Ayu.
Pada masa pemerintahan Cakraningrat I, Ki Gede Yakob, beliau menerapkan sistem pemerintahan yang egaliter, mengayomi semua suku etnik yang ada di Pulau Belitung, masa pemerintahan beliau dikenal adanya rumah adat yang disebut Ruma Gede, merupakan rumah balai tempat bermusyawarah dengan kepala suku yang ada di wilayah pemerintahannya. Sebagai orang Jawa, beliau menghormati sistem yang sudah berlaku sebelumnya, sehingga adat istiadat masyarakat dapat berkembang sebagaimana yang ada.
Tidak hanya makam Raja Bolak yang diziarahi namum di sini juga terdapat makam Syech Abdul Jabar Syamsudin, ulama penyebar agama Islam di Pulau Belitung semasa perintahan Cakraningrat I. Beliau mengajarkan Islam dan memperkenalkan kesenian rudat petama kalinya.
Nama Desa Dendang yang sekarang Balok Baru, awalnya bernama Kampong Bedendang yang bermakna kampung kesenian, di sana rudat dimasyarakatkan. Bedendang artinya melagukan syair lagu sambil menari. Beliau memperkenalkan rudat sampai ke wilayah hulu Sungai Kembiri yang bermuara ke Teluk Balok.
Kini makam-makam tua ini akan sunyi sepi apabila terpisah dengan para penziarah namum bagi pulau Belitung tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari jejak sejarah yang panjang. (Ki Agus wahyudi / Ian Sancin)
Penulis : Ki Agus wahyudi / Ian Sancin di Begalor.com
Feature UBB
KISAH MAHASISWA UBB PENERIMA BEASISWA DJARUM FOUNDATION 2013
Pengalaman Pertama menjadi Tour Guide
Mandi Belimau, Tradisi Penyucian Diri
Rebo Kasan - Air Wafaq Tolak Bala
Mengenal Lebih Dekat, Sang Duta Baca Indonesia Andy F Noya
Berita UBB
Perkuat Kerja Sama, UBB Lakukan Penandatanganan MoU dengan Telkomsel Pangkalpinang
UBB Buka Jalur Mandiri Sendiri, Yuk Cek Prodi Tersedia dan Persyaratannya
Tingkatkan Kemampuan Menulis Sivitas Akademika, UBB Selenggarakan Pelatihan Jurnalistik
Bina Desa BEM KM UBB 2025 Resmi Dibuka: Mahasiswa Bergerak, Desa Tumbuh Maju
Bina Desa BEM KM UBB 2025 Resmi Dibuka: Mahasiswa Bergerak, Desa Tumbuh Maju
Peneliti ISBI Bandung Jajaki Kolaborasi dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bangka Belitung
UBB Perspectives
Meski Ilegal, Mengapa Bisnis Thrifting Terus Menjamur?
Tantangan Pemimpin Baru dan Ekonomi Bangka Belitung
Sastra, Kreativitas Intelektual, dan Manfaatnya Secara Ekonomi
Lindungi Anak Kita, Lindungi Masa Depan Bangsa
Akankah Pilkada Kita Berkualitas?
Hulu Hilir Menekan Overcrowded
Penguatan Gakkumdu untuk Mengawal Pesta Demokrasi Berkualitas
Carbon Offset : Blue Ocean dan Carbon Credit
Hari Lingkungan Hidup: Akankah Lingkungan “Bisa” Hidup Kembali?
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung