+62 (0717) 422145
Link Penting UBB

Artikel Feature UBB

Universitas Bangka Belitung's Feature
31 Juli 2008 | 08:13:01 WIB


Kepunan dalam adat istiadat Masyarakat Pulau Bangka


Pernah mendengar istilah PAMALI ? atau Tabu ? Pastinya hampir seluruh masyarakat di Indonesia mengenal istilah tersebut. Namun uniknya, adat dan kebiasaan yang berlangsung turun temurun sejak jaman neneknya moyang itu terus berlangsung hingga sekarang.

Seperti halnya Pamali, Tabu, Pantangan dan semacamnya di Bangka lebih dikenal kata-kata dengan sebutan arus, kepunan atau kepon, malet dan lainnya (bahasa bangka).

Untuk kepon (kepunan) dan malet merupakan satu rangkaian adat dan kebiasaan bangka. Agak susah juga untuk didefinisikan lebih jelas. Pada dasarnya kedua kata itu (kepon dan malet) terdapat pada seperti uraian dibawah ini.

Tidaklah baik kamu menolak makan/minum ataupun sekedar mencicipi suatu makanan/minuman yang disuguhkan orang lain. Hal ini telah menjadi suatu kebiasaan yang telah lama melekat dalam adat istiadat masyarakat Bangka Belitung.

Terlebih lagi bila kita akan pergi ke sungai, hutan, laut, atau kemana saja. Imbas dari sikap kita yang "kalo" tidak mencicipi makanan/minuman tersebut, kadangkala dan sering terjadi hal-hal yang bisa mendatangkan musibah. Katakanlah nasib sial akan mengikuti kita. Misalnya mengalami kecelakaan, bertemu hantu, digigit binatang buas/berbahaya dan lainnya.

Menurut masyarakat Bangka, kejadian yang berlatar akibat kepon itu sudah banyak sekali terjadi. Contoh kongkritnya banyak berupa kecelakaan dan berbagai musibah lain. Di desa Perlang, Kabupaten Bangka Tengah, dulu pernah terjadi seorang warga yang disambar buaya setelah istrinya menawari (menyuruh) untuk makan nasi bubur yang sudah disiapkannya ketika jam makan (siang hari).

Untuk menangkal dan sebagai tindakan penawar kepon, dikenal istilah malet. Malet adalah sikap kita dengan mencicipi makanan atau minuman itu dengan menyentuh menggunakan ujung jari dan dicicipi dilidah. Kadangkala ujung jari yang sudah disentuh dengan makanan/minuman itu cukup disentuhkan pada tangan kita.

Untuk makanan dan minuman yang sangat vital akan adat istiadat kepon dan malet ini adalah :
  1. Kopi , terutama kopi hitam (kopi kampung). Kalo NESCAFE dan lainnya, tetep juga katanya.

  2. Nasi , bisa meliputi nasi bubur, nasi goreng dan semacamnya.

  3. Makanan yang terbuat dari beras ketan dan berbagai hasil pertanian yang dihasilkan sendiri.


Terlepas dari adanya korelasi KEBETULAN dan KETETAPAN ILAHI atas budaya kepon dan malet ini, adat dan istiadat ini masih berkembang di masyarakat Bangka Belitung hingga saat ini. Dan gak ada salahnya bila kita ditawari makanan/minuman di Bangka, janganlah menolak untuk mencicipinya walaupun sekedar untuk menghormati dan menghargai tuan rumah. Paling gak malet saja.

Nah, bagaimana dengan adat dan istiadat serupa didaerah kamu ? Tentunya lain daerah lain pula bentuk dan caranya ...

Written By : Didi di Dukonbesar.com

Feature UBB

Berita UBB

UBB Perspectives