Terumbu Karang
Universitas Bangka Belitung
Coral Reef
Universitas Bangka Belitung
02 September 2009 WIB
Upaya Rehabilitasi Ekosistem Terumbu Karang dengan Merintis Daerah Perlindungan Laut (Marine Protect Area) Berbasis Masyarakat

Secara alami, banyak masalah dan penyebab hilangnya terumbu karang baik lokal maupun global. Seperti penyakit, sedimentasi, spesies pendatang, pemutihan (bleaching), predator, karang keropos (osteoporosis of coral), tumbuhnya alga, dan badai. Selain itu, perubahan iklim global juga menjadi penyebab hilangnya terumbu karang. Stress berupa panas, dingin, terang, dan gelap, terutama meningginya suhu air laut menyebabkan kerusakan simbiosisme antara karang dengan alga pada karang tersebut (zooxanthella). Semakin banyak karbondioksida dilepas ke atmosfir semakin banyak pula yang kembali ke laut melalui air hujan dan mengubah pH (keasaman) air laut menjadi lebih rendah atau makin asam. Turunnya pH air laut ini menyebabkan karang menjadi keropos. Karang keropos ini jika dikembalikan ke kondisi air laut semula tidak dapat memperbaiki terumbu kembali.
Semua masalah dan penyebab itu kian diperparah dengan kegiatan manusia yang melakukan penangkapan ikan dengan bahan peledak, bahan kimia dan alat tangkap yang merusak karang serta kegiatan penambangan timah di daerah pesisir yang banyak terjadi di Pulau Bangka.
Pengelolaan sumberdaya kelautan berbasis masyarakat merupakan salah satu strategi pengelolaan yang dapat meningkatkan efisiensi dan keadilan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam. Selain itu strategi ini dapat membawa efek positif secara ekologi dan sosial. Pengelolaan sumberdaya alam khususnya sumberdaya kelautan berbasis komunitas lokal sangatlah tepat diterapkan, selain karena efeknya yang positif juga mengingat komunitas lokal memiliki keterikatan yang kuat dengan daerahnya sehingga pengelolaan yang dilakukan akan diusahakan demi kebaikan daerahnya dan tidak sebaliknya. Seiring trend di dunia yang sedang giat-giatnya mengupayakan penguatan institusi lokal dalam pengelolaan laut (pesisir).
Laut tidak semata merupakan sebuah sistem ekologi, tetapi juga sistem sosial. Karena itu, pengembangan kelautan dengan memperhatikan sistem ekologi-sosial mereka yang khas menjadi penting. Kuatnya institusi lokal di pesisir merupakan pilar bangsa bahari. Bila mereka berdaya, aturan lokal mereka bisa melengkapi kekuatan hukum formal, mereka bisa menjadi pengawas laut yang efektif, menjadi pengelola perikanan lokal karena didukung pengetahuan lokal (traditional ecological knowledge) serta pendorong tumbuhnya ekonomi pesisir.
Pengelolaan sumberdaya kelautan berbasis Masyarakat ini bukanlah sesuatu yang baru bagi masyarakat. Sejak dahulu, komunitas lokal memiliki suatu mekanisme dan aturan yang melembaga sebagai aturan yang hidup di masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam termasuk di dalamnya sumberdaya kelautan. Hukum tidak tertulis ini tidak saja mengatur mengenai aspek ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya kelautan, namun juga mencakup aspek pelestarian lingkungan dan penyelesaian sengketa.
Faktor utama yang menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang di Indonesia karena kurangnya kepedulian masyarakat untuk menjaga dan melestarikan ekosistem ini. DPL-BM merupakan program dengan kegiatan utama memberikan wawasan kepada masyarakat dan menanamkan kepedulian untuk bersama-sama menjaga ekosistem pesisir yang ada disekitarnya yang dijadikan DPL-BM. Dengan program DPL-BM, masyarakat akan dirangsang untuk mengembangkan kearifan lokal, peningkatan rasa memiliki terhadap ekosistem terumbu karang sehingga akan berkembangnya metode penangkapan yang ramah lingkungan dan lestari. Selain itu, akan berkembang pula mata pencaharian alternatif selain penangkapan seiring berkembangnya wawasan masyarakat pesisir.
DPL-BM merupakan program konservasi laut yang berdasarkan aspirasi masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan untuk kesejahteraan masyarakat. Program ini melibatkan masyarakat sekitar sebagai pengawas yang akan terus menjalankan program dalam menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang. Pakar terumbu karang asal Amerika Serikat (AS), Dr Knowlton mengatakan bahwa salah satu cara melestarikan terumbu karang yang patut dipertimbangkan ialah membuat sebanyak-banyaknya Daerah Perlindungan Laut (Marine Protected Area) seperti Taman Nasional Laut, Cagar Alam Laut, dan Suaka Margasatwa Laut. Sebab, terumbu karang merupakan biota yang dapat memperbaiki dirinya sendiri setelah kerusakan, namun perlu didukung dengan strategi pemulihannya (Republika, 13 Mei 2009).
Sudah saatnya proyek pembangunan kelautan bukan hanya milik pemerintah daerah dan pemborong proyek tapi juga melibatkan peran serta masyarakat sehingga masyarakat punya rasa memiliki terhadap proyek yang dilakukan. Pelibatan itu seharusnya dimulai dari tahap awal hingga akhir kegiatan, dan ini tergambar dalam pengembangan konservasi laut berbasis masyarakat (DPL-BM).
Model perlindungan laut berbasis masyarakat (DPL-BM) akan lebih menguntungkan dan efektif dalam pemulihan ekosistem terumbu karang yang telah rusak dan melestarikan ekosistem yang masih baik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Daerah tingkat kabupaten/kota telah mengeluarkan banyak dana untuk proyek penanaman karang buatan. Berdasarakan kondisi itu, akan lebih efektif bila anggaran dana yang besar tersebut digunakan untuk kegiatan melindungi ekosistem terumbu karang yang kondisinya masih baik daripada harus digunakan untuk dana rehabilitasi yang keberhasilannya belum tentu terjamin.
Jika kita beraksi sekarang, masih banyak tempat di mana terumbu karang masih bagus dan ikan-ikan melimpah dapat diselamatkan. Cerita sukses tentang konservasi terumbu karang memang masih sedikit, tetapi ada! Dan ini adalah saatnya untuk memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada mayarakat untuk menjaga lingkungan disekitarnya dengan pihak pemerintah daerah, akademisi dan LSM yang benar-benar peduli terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dapat membantu dalam membina penguatan kelembagaan masyarakat dalam membentuk DPL-BM. Kini saatnya untuk mencoba merintis DPL-BM di daerah ini!!

Written By : Indra Ambalika, S.Pi
Ketua Tim Eksplorasi Terumbu Karang Universitas Bangka Belitung
Kepala Laboratorium Perikanan FPPB UBB (indra-ambalika[At]ubb.ac.id)
HP : 0852 1843 7613
PENGALAMAN MENULIS DI BANGKA POS
- Susahnya Menggali Potensi Kelautan Kita pada Rubrik Opini Harian Pagi Bangka Pos, 22 Juni 2003.
- Optimalisasi Potensi Non-Tambang pada Rubrik Opini Harian Pagi Bangka Pos, 16 Juli 2004
- Tantangan Masyarakat Melayu Lomba menulis Artikel Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Oleh Harian Pagi Bangka Pos, mendapat Juara III. 2004.
- Rumitnya Persoalan Timah pada Rubrik Opini Harian Bangka Pos, 10 Juni 2008.
- Ancaman bagi wisata bahari pada rubrik Opini Bangka Pos, 25 Januari 2009.
- Detik-detik kehancuran ekosistem laut kita pada rubrik Opini Bangka Pos, 26 Januari 2009.
Terumbu Karang Lain
Foto-foto Terumbu Karang (Coral Reef) Kering di Perairan Sungailiat Bangka Belitung Indonesia
Foto-foto Terumbu Karang (Coral Reef) Pulau Ketawai di Perairan Bangka Belitung Indonesia
Perjalanan Mencari Terumbu Karang (Coral Reef) di Perairan Provinsi Bangka Belitung
Terumbu Karang (Coral Reef) Batu putih Sungailiat Bangka Belitung
Eksotisme Terumbu Karang (Coral Reef) di Pulau Semujur Kepulauan Bangka Belitung
Terumbu Karang (Coral Reef) di Pantai Teluk Limau Sungailiat Bangka Belitung
Cantiknya Terumbu Karang (Coral Reef) Pantai Penyusuk yang Sakit
Ekspedisi Terumbu Karang (Coral Reef) di Pantai Penyusuk Desember 2008
Terumbu Karang (Coral Reef) di Pulau Panjang Kabupaten Bangka Tengah
Efektifitas Terumbu Karang Buatan Bagi Rehabilitasi Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu Karang di Sungai Samak Kecamatan Badau kabupaten Belitung
Pesona Terumbu Karang Di Titik Paling Timur Pulau Bangka, Tanjung Berikat
Terumbu Karang (Coral Reef) Tanjung Sangkar
Terumbu Karang di Pantai Tanjung Ular Mentok Kabupaten Bangka Barat
Laboratorium Perikanan UBB Berhasil Transplantasi Karang
Terumbu Karang Di Pantai Tanjung Kelayang Belitung
Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB Berhasil Lakukan Transplantasi Terumbu Karang untuk Tahun ke Dua
Spot-Spot Baru Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang Pulau Bangka
Terumbu Karang di Pulau Pongok Kabupaten Bangka Selatan
Terumbu Karang Desa Teluk Limau Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat
Terumbu Karang Pulau Pemuja Perairan Penganak, Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat
Pulau Pemain Permis Kabupaten Bangka Selatan
Ekspedisi Pulau Salma & Kueel, Kecamatan Selat Nasik Kabupaten Belitung
Terumbu Karang Kepulauan Buku Limau Kabupaten Belitung Timur
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka