UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
01 Agustus 2008 | 04:19:12 WIB
SBY Dan Sebuah Tanda Tangan
Ditulis Oleh : Ibrahim
Konon, berbagai persiapan sudah dilakukan untuk menyemangati kedatangan Sang Presiden. Hal yang menarik yang terdengar di telinga saya adalah perintah untuk melarang semua pom bensin berisi antrian "ngerit". Tujuannya hampir pasti bisa ditebak, yakni agar mata presiden tidak terganggu oleh pemandangan khas Bangka Belitung tersebut. Satu situasi yang juga khas terjadi di masa Orde Baru.
SBY adalah memang milik bangsa. Tidak hanya bagi mereka yang pro, tetapi juga bagi mereka yang kontra. Tak mengherankan jika kedatangan SBY di beberapa daerah disambut dengan demonstrasi. Hal ini lumrah mengingat kedatangan SBY ke daerah adalah hal yang langka dan masyarakat di daerah pun berasumsi bahwa kedatangan sang Presiden harus mampu menemukenali persoalan dasariah masyarakat di daerah.
Kedatangan SBY di Tanah Melayu ini tentu tak akan disambut dengan demonstrasi karena ciri khas keramahan menjadi plakat paling fundamental dari kemelayuan tersebut. Kedatangan SBY adalah sambung rasa masyarakat kita sekaligus membentangkan narasi nyata tentang kehidupan masyarakat di daerah.
Bagi kami sebagai akademisi di Universitas Bangka Belitung, kedatangan SBY adalah pembuka tabir mimpi untuk dapat mewujudkan keberadaan Universitas Negeri. Walau kedatangan SBY bukanlah didedikasikan untuk kepentingan kampus, namun kehadirannya adalah sebuah momentum langka.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah satu-satunya provinsi yang belum memiliki Universitas Negeri. Gorontalo dan Banten yang disahkan pembentukan provinsinya bersamaan dengan Bangka Belitung bahkan sudah mulai menuju kemapanan sebuah universitas negeri. Perjuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk memiliki sebuah Universitas Negeri sangatlah panjang dan berliku. Berbagai tahapan formal dan prosedural sudah dilakukan, namun ketuk palu pengesahan negeri itu belumlah terwujud.
Kesiapan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk memiliki sebuah universitas negeri sudah jelas tergambar. Pemerintah provinsi mengucurkan dana untuk kepentingan cikal bakal kampus tersebut. Bahkan yang luar biasa adalah dukungan dari semua pemerintah kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diwujudkan dalam bentuk komitmen bantuan anggaran secara merata hingga UBB negeri.
Di awal, ada obsesi bahwa Universitas Negeri akan menapaki status negeri sebelum operasional perkuliahan berlangsung, namun seiring desakan dari banyak pihak, UBB pun beroperasi dengan status swasta. Berbagai penyiapan menuju kampus negeri nyaris terpenuhi. Dua tahun sudah kampus ini berada dalam dua kaki pijakan: swasta sudah lewat, negeri belum sampai. Jadilah status ini terasa tidak tuntas, bagi kami sebagai akademisi, bagi mahasiswa, dan bagi masyarakat Bangka Belitung kebanyakan.
Dalam suatu kesempatan menghadiri acara mewakili universitas di Bappenas Jakarta, UBB dilibatkan sebagai salah satu Tim Evaluasi Kinerja Pemerintahan SBY di daerah untuk 3 tahun masa kepemimpinannya. UBB dimasukkan dalam berbagai dokumen kegiatan ini sebagai universitas negeri, sejajar dengan universitas ternama lainnya. Artinya apa? UBB secara de facto merupakan kampus yang mendapatkan legitimasi negeri. Dalam beberapa kesempatan lain, UBB pun kerap mendapatkan undangan dari berbagai lembaga dalam kapasitas sebagai kampus negeri.
Status negeri bagi UBB bukan sebuah gengsi, tetapi sebuah kebutuhan. Ada beberapa alasan. Pertama, Universitas negeri adalah salah satu tujuan yang berjalan beriringan dengan niatan pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Motifnya sederhana, masyarakat kita selalu berhadapan dengan kenyataan bahwa generasi usia kuliah kita senantiasa bergerak menjauh menuju Tanah Jawa. Akibatnya, pembibitan intelektual ter-setting tidak dengan kultur dan budaya lokal. Kedua, substansi tentang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang seharusnya mendekatkan masyarakat pada kesempatan pendidikan. Universitas Negeri dengan demikian menjadi sebuah kebutuhan mendasar bagi masyarakat di daerah. Ketiga, kami optimis bahwa pemerintahan SBY mampu untuk menyamaratakan akses semua daerah terhadap pendidikan. Terwujudnya Universitas Negeri Bangka Belitung dengan demikian merupakan bukti komitmen bahwa pemerintahan SBY pro pada pendidikan yang berkualitas.
Sampai dimana sekarang proses penegrian tersebut? Sekitar 4 bulan lalu sempat terdengar kabar gembira bahwa SBY sudah merestui UBB menjadi kampus negeri. Antuasiasme masyarakat dan sivitas akademika demikian gempita. Dialog dengan Mendiknas sudah nyaris final. Men-PAN yang akan mengurusi bagian kepegawaian sudah berkunjung. Kini masalahnya hanyalah sebuah TANDA. Tanda itu adalah TANDA TANGAN SBY untuk sebuah Keppres bagi penegerian UBB. Setelah itu, tertanam janji bagi segenap komponen anak negeri ini bahwa kampus ini akan menjadi kampus kebanggaan.
Melalui mimbar tulisan ini, tertitip pesan untuk sang SBY agar TANDA itu segera tertuang. Tanda itu menjadi sebuah penanda bahwa SBY adalah orang yang akan menggariskan tanda kebesarannya. Tanda itu akan terpancang, terpatri, dan tertanam dalam diri anak negeri.
Oleh Ibrahim
Akademisi Universitas Bangka Belitung
UBB Perspectives
Carbon Offset : Blue Ocean dan Carbon Credit
Hari Lingkungan Hidup: Akankah Lingkungan “Bisa” Hidup Kembali?
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka