UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
05 Maret 2008 | 11:41:00 WIB
MENGAPA HARUS MENELITI ?
Ditulis Oleh : Idil Akbar, S.I.P
Penelitian, dari kata dasar teliti dan meneliti sebagai kata kerjanya, diartikan sebagai proses penelitian yang dilandasi oleh pemikiran ilmiah (didasari konsep ilmiah, teori, ataupun paradigma ilmiah) untuk menemukan kebenaran ilmiah (menemukan konsep maupun teori baru) (Prof. DR. Daniel Saputra). Atau mungkin lebih sederhananya, penelitian merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk menemukan, mencari dan mengeksplorasi suatu fenomena secara ilmiah. Namun, yang pasti bahwa obejek penelitian apapun itu adalah menarik dan memang pantas untuk diteliti.
Setiap orang bisa saja meneliti. Namun tidak semua orang mampu meneliti dengan baik dan benar (valid and reliable). Bahkan, bagi seseorang yang telah memiliki pengalaman penelitian yang banyak masih sering mengalami kesalahan. Bisa dibayangkan bagi kita yang masih kurang atau bahkan tidak memiliki pengalaman penelitian sama sekali. Tentunya kesalahan-kesalahan dalam membuat kerangka berpikir ilmiah untuk ditorehkan dalam penelitian merupakan hal yang wajar.
Penelitian bukan sekedar menuliskan kalimat positif tentang apa yang menjadi masalah dan menarik untuk diteliti. Kemudian membuat kerangka teoritik yang banyak dan menjabarkannya dalam suatu metode tertentu. Namun lebih penting dari suatu penelitian adalah bagaimana kita mampu merangkai penelitian dalam suatu logika yang berkesinambungan, mulai dari perencanaan, pembahasan topik, penguasaan masalah hingga ketepatan dalam menentukan metode apa yang digunakan. Ini merupakan langkah awal untuk kemudian menjadikan penelitian kita nantinya mampu dipertanggungjawabkan dan bermanfaat.
Problematika besar yang dihadapi peneliti-peneliti muda kita saat ini adalah kesulitan dalam mengkerangkai logika penelitian dengan benar. Seringkali permasalahan yang diteliti, dikaji dengan teori dan metodologi yang tidak tepat. Belum lagi mengenai penguasaannya terhadap masalah yang hendak diteliti. Sehingga, yang timbul kemudian adalah kecenderungan untuk membuat rencana penelitian seadanya.
Kecenderungan ini ditambah lagi dengan dengan kurangnya ketertarikan pada bidang penelitian maka, praktis penelitian tidak menjadi prioritas. Padahal, bagi seorang akademisi, penelitian adalah fardhu áin (kewajiban yang harus dilakukan). Tanpa pernah melakukan penelitian, bukan hanya jenjang akademiknya yang tidak akan bergerak naik, namun dalam keadaan yang buruk, kompetensinya dalam dunia akademik bisa diragukan kompetensinya. Jika demikian, apakah seorang dosen layak dikatakan seorang dosen jika suatu fenomena yang menarik tidak membuatnya tertarik untuk mengkaji lebih lanjut.
Penelitian Sebagai Momentum Refleksi
Coba bayangkan anda sedang berdiri di depan cermin, maka anda akan melihat bayangan anda apa adanya. Penelitian sebetulnya merupakan sebuah momentum untuk mengetahui seberapa besarkah kompetensi kita dalam suatu displin ilmu tertentu dan seberapa besar penguasaaan kita pada ilmu tersebut. Dengan melakukan penelitian, maka kita akan tahu dimana letak kelebihan dan kekurangan kita.
Seorang peneliti yang sedang meneliti berarti dirinya sedang merefleksikan dan mengekspresikan keingintahuannya terhadap sesuatu. Timbul kepuasaan ketika seorang peneliti dapat menyelesaikan penelitiannya dengan baik. Terlebih penelitiannya tersebut dapat langsung bermanfaat bagi orang banyak. Selain itu, ketika sedang meneliti, berarti seorang peneliti sedang merefleksikan hasratnya dan segenap pengetahuan yang dimilikinya agar masalah yang ditelitinya dapat dterpecahkan.
Karena itu, seorang peneliti yang baik, cara berpikirnya selalu skeptis" artinya selalu menanyakan dan memikirkan bukti ilmiah yang ada, analitis" selalu berpikir runut dan sistematis serta terstruktur, dan kritis. Ketika ada fenomena dan menunjukkan terdapat permasalahan yang mesti dicari pemecahannya, maka seorang peneliti dituntut untuk mengembangkan logika berpikirnya secara holistik dan ilmiah.
Ketentuan lain yang mesti dimiliki oleh seorang peneliti adalah fokusnya terhadap pemecahan masalah. Artinya, seorang peneliti betul-betul menguasai apa yang menjadi permasalahan dan apa yang perlu untuk dilakukan guna mencari pemecahannya (kompeten). Selain itu, sifat yang perlu dimiliki oleh seorang peneliti adalah kejujurannya dalam mengungkapkan fakta-fakta yang ada dan dalam mengkaji masalah yang sedang ditelitinya.
Lebih jauh, seorang peneliti juga harus objektif dalam melaksanakan penelitian. Suatu kebenaran yang dicari dari sebuah penelitian akan didapat dari seberapa objektifkah kita dalam melakukan penelitian. Berpikir terbuka terhadap segala kemungkinan yang muncul dalam penelitian merupakan ketentuan lain yang mesti ada dalam diri peneliti. Dengan demikian, peneliti nantinya mampu menelaah dan memberikan penyelesaian jawaban terbaik.
Seorang peneliti juga adalah seorang pembelajar. Artinya, dirinya tidak hanya puas dengan pengetahuan yang dimiliki sehingga tidak ada keinginan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan. Dinamika penelitian selalu berkembang. Karena itu, seorang peneliti harus selalu belajar dan belajar agar pengetahuan dan komptensinya tetap terjaga.***
Tag Keyword : Peneliti Penelitian Workshop Dosen Akademik Akademisi Universitas Bangka Belitung
UBB Perspectives
Carbon Offset : Blue Ocean dan Carbon Credit
Hari Lingkungan Hidup: Akankah Lingkungan “Bisa” Hidup Kembali?
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka