Photography UBB
News On Photos
Photography UBB
Universitas Bangka Belitung's Photography'
Setelahnya, Perimping muncul lewat tikungan. Perlahan kemegahannya mulai tampak di depan mata. Gagah dan gahar memotong sungai primping yang lebarnya hampir 200 meter. Kedua jembatan seolah berhimpitan satu sama lain. Kompak sekaligus kontras disisipi bakau di kiri kanan sungai, sedang Maras menjulang dengan mentereng. Meski sesungguhnya bukan benar-benar gunung, namun masyarakat kadung menyebut bukit setinggi 699 meter ini dengan gunung.
Maras merupakan kawasan hutan konservasi seluas 3.235 hektar. Menurut penduduk, ada dua gunung di kawasan tersebut, Maras dan Tambun Tulang. Dari cerita orang tua, kalau naik ke Tambun Tulang tak bisa pulang. Di sana konon kabarnya terdapat tumpukan tulang. Legenda Aur Perindu melegenda. Bunyinya yang merdu mampu membuai sukma hingga enggan pulang, akibatnya ruh tercabut perlahan-lahan.
Pentingnya kawasan ini disadari betul Pemerintah Daerah. Ada beragam jenis pohon yang langka, sebagai daerah tangkapan air juga. Selain itu lokasi ini bisa bisa jadi penghilang dahaga mata. Betapa tidak, ada pemandangan air yang luar biasa jernih. Mengalir bebas. Sedang batu-batuan berlumut berserakan bebas dalam berbagai ukuran. Ditepian, pohon besar tumbuh mengakar dalam, dengan ranting berdaun rimbun menyeruak ke angkasa. Seolah hendak menyelimuti area.
Air terjunnya sendiri seolah bertingkat-tingkat. Kontur perbukitan dengan ragam ukuran batu. Membuat air mengalir kadang mendatar, curam jatuh bebas. Atau berkelok-kelok di sela-sela gundukan batuan. Setidaknya ada tiga tingkat. Ini belum termasuk rute air yang diatas. Panjangnya belum terdeteksi dengan benar. Sebab untuk itu, harus mendaki lagi ke atas. Bisa- bisa ke Maras atau Tambun Tulang.
Airnya jernih, ketika jatuh dari onggokan batu besar, ia jatuh mulus menimpa permukaan air dan batu dibawah. Buih- buih putih berpencar lalu menghilang di permukaan. Dasar air tak begitu dalam. Sebatas pinggang orang dewasa. Dingin dan benar-benar bening. Paling lebar berjarak empat meter. Paling sempit satu atau dua meter.
Memanjakan diri menikmati dingin air, sambil menghirup sepuasnya semilir angin yang kaya oksigen bisa jadi pengalaman tak terlupakan. Uniknya bila diperhatikan serius, bebatuan di sekitar aliran air, kaya akan warna. Ada yang bewarna coklat, ada yang kemerah-merahan, tentunya ada hijau karena berlumut, ada pula rada kekuningan. Kadangkala, kaki yang direndam agak lama terasa dijepit-jepit. Jangan heran, ada udang air tawar atau uyep dalam bahasa Bangka, yang rupanya menjepit kulit kaki.
Aliran air terjun ini bersumber dari gunung Maras. Menuruni bukit dan lembah dibawah. Lantas membentuk sebuah aliran di sela batu-batu. Jatuh kebawah. Tersembunyi dalam hutan rimba.
![Pemandangan di Jembatan Perimping](https://ubb.ac.id/foto/berita/juli/2009/7/air-terjun/perimping1-k.jpg)
Pemandangan di Jembatan Perimping
![Pemandangan di Jembatan Perimping](https://ubb.ac.id/foto/berita/juli/2009/7/air-terjun/perimping2-k.jpg)
Pemandangan di Jembatan Perimping
![Pemandangan di Jembatan Perimping](https://ubb.ac.id/foto/berita/juli/2009/7/air-terjun/perimping3-k.jpg)
Pemandangan Alam di Jembatan Perimping
![Pemandangan di Jembatan Perimping](https://ubb.ac.id/foto/berita/juli/2009/7/air-terjun/green-perimping-k.jpg)
Pemandangan Hijau di Jembatan Perimping
![Pemandangan Dua Perahu di dekat Jembatan Perimping](https://ubb.ac.id/foto/berita/juli/2009/7/air-terjun/dua-perahu-k.jpg)
Pemandangan Dua Perahu di dekat Jembatan Perimping
![Pemandangan Air Terjun Buyir](https://ubb.ac.id/foto/berita/juli/2009/7/air-terjun/air-terjun3-k.jpg)
Pemandangan Air Terjun Buyir
![Pemandangan Air Terjun Buyir](https://ubb.ac.id/foto/berita/juli/2009/7/air-terjun/Air-terjun4-k.jpg)
Pemandangan Air Terjun Buyir
![Pemandangan Air Terjun Buyir](https://ubb.ac.id/foto/berita/juli/2009/7/air-terjun/air-terjun5-k.jpg)
Pemandangan Air Terjun Buyir
![Pemandangan Air Terjun Buyir](https://ubb.ac.id/foto/berita/juli/2009/7/air-terjun/air-terjun-buyir2-k.jpg)
Pemandangan Air Terjun Buyir
![Pemandangan Air Terjun Buyir](https://ubb.ac.id/foto/berita/juli/2009/7/air-terjun/air-terjun-buyir-k.jpg)
Pemandangan Air Terjun Buyir
![Foto Iksander UBB Press](https://4.bp.blogspot.com/_5vdVQRNDA3U/SiAbG6Kq2WI/AAAAAAAAANs/mUQDyRjGJsc/S220/AKSAN.jpg)
Forografer & Narasi By : Aksanjaya Iksander - Bunga Jiwa
Photography UBB
Pelantikan Ormawa UBB Periode 2024-2025
Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Janji Jabatan Dosen dengan Tugas Tambahan
Foto Zoom Launching MBKM UBB 2022
Acara Penutupan Spesivik UBB tahun 2015
Peserta Jambore Daerah III Kwatir Daerah Bangka Belitung Kunjungi UBB
Berita UBB
1150 Calon Mahasiswa UBB Lolos SNBT, Kedokteran Menjadi Prodi Terketat
Mahasiswa UBB Ikuti Sospro dan Diseminasi Kekayaan Intelektual
Tim KDMI UBB Melaju ke Nasional dengan Peroleh 6 Kategori Penghargaan di Tingkat Wilayah
Mahasiwa UBB Berhasil Dapatkan Bronze Medal di Ajang NUDC 2024
Seminar Nasional Economy Roadmap, Rektor UBB Bawakan Tema Aon Effect
Prof Ibrahim Lakukan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Pegawai di Lingkungan UBB
UBB Perspectives
Carbon Offset : Blue Ocean dan Carbon Credit
Hari Lingkungan Hidup: Akankah Lingkungan “Bisa” Hidup Kembali?
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?