UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
18 Oktober 2011 | 15:23:21 WIB
Pulau Pemain Permis Kabupaten Bangka Selatan
Ditulis Oleh : Indra Ambalika Syari, S.Pi
Dulu, desa Permis terkenal di Bangka sebagai daerah penghasil sarang burung walet. Selain itu, daerah ini pun terkenal dengan hasil perkebunan lada, durian dan tentu saja hasil tangkapan ikan nelayannya. Kini, desa ini lebih dikenal sebagai desa penghasil timah di daerah selatan pulau Bangka. Selain itu, desa ini pun mulai dikenal sebagai lokasi yang akan dijadikan sebagai daerah yang akan dibangun untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang akan mensuplai listrik untuk Pulau Bangka dan Pulau Sumatera di masa yang akan datang. Selain di desa Permis, PLTN juga rencananya akan di bangun di daerah Tanjung Ular Kabupaten Bangka Barat.
Saat mengunjungi dermaga desa yang aktif digunakan sebagai dermaga untuk berlabuhnya perahu-perahu antar jemput pekerja timah terlihat jelas beroperasi empat unit kapal keruk (KK) dan terdapat enam unit kapal isap produksi (KIP) serta ratusan unit Tambang Inkonvensional Apung (TI Apung_red). Perairan Permis memang perairan yang termasuk dalam wilayah izin usaha penambangan PT. Timah Tbk. dan PT. Bangka Prima Tin (BPT). Banyaknya aktivitas penambangan disekitar pulau Pemain membuat tingkat sedimentasi semakin tinggi dan kecerahan perairan semakin rendah.
Desa Permis disebut-sebut sebagai desa yang penduduknya memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi dari hasil timahnya. Tak heran, hampir semua pemudanya bekerja sebagai penambang timah atau minimal berusaha terkait dengan timah. Sesuai dengan hasil wawancara dengan penduduk saat kami mendatangi desa ini, tak ada lagi nelayan utama di desa ini. Semua nelayan telah beralih profesi menjadi penambang TI Apung karena dianggap lebih menguntungkan dibandingkan menjadi nelayan yang pendapatannya tidak menentu. Apalagi kondisi laut yang susah ditebak ditambah daerah ekosistem laut yang terdegradasi semakin bertambah membuat hasil tangkapan semakin langka. Tak heran, akhirnya ikan didatangkan dari daerah lain ke desa ini seperti Toboali, Sungaiselan bahkan Pangkalpinang. Inilah fakta yang ada. Nelayan yang masih tersisa hanya di desa sebagian yang terletak tidak jauh dari desa Permis, itupun jumlahnya sangat sedikit yang masih tersisa.
Perairan selat bangka terkenal sebagai perairan dengan kondisi perairan yang lebih subur karena banyak mendapat masukan bahan organik dari sungai-sungai di pulau sumatera dan pulau Bangka yang saling berhadapan di daerah ini. Kondisinya yang semi tertutup membuat substrat di perairan lebih halus jika dibandingkan dengan di daerah bagian timur pulau bangka yang berbatasan langsung dengan laut terbuka Laut Cina Selatan.
Kondisi Terumbu Karang di Pulau Pemain
Berdasarkan hasil survey di lokasi izin usaha penambangan dan sekitarnya, daerah terumbu karang hanya ditemukan di perairan sekitar pulau Pemain. Pulau Pemain merupakan salah satu pulau yang terdapat di perairan selat Bangka. Terdapat dibagian barat daya pulau Bangka. Selain pulau Pemain, terdapat pulau Pelepas, pulau Tikus dan pulau Nangka yang termasuk dalam kawasan kabupaten Bangka Tengah yang terdapat di perairan selat Bangka.
Dilihat dari kondisinya, pulau Pemain merupakan pulau yang terdiri dari batu besar yang ditumbuhi oleh perdu dan beberapa pohon saja. Besar kemungkinan pohon dan perdu-perdu ini berasal dari kotoran burung laut yang mencari makan disekitar terumbu karang pulau ini. Sebagaimana karakteristik pulau-pulau yang terdapat dikawasan selat Bangka tersebut, kondisi terumbu karang di pulau Pemain tidak terlalu luas. Terumbu karang mengelilingi pulau dengan ketebalan bervariasi antara 10-200 meter.
Berdasarkan hasil pengambilan langsung data terumbu karang menggunakan lapangan yang dilakukan pada 2 Januari 2011, pulau Pemain terletak pada 02o 33 40,0 LS dan 105o 52 26,4 BT. Pulau ini hanya berjarak sekitar 5,25 km dari dermaga desa Permis. Kondisi perairan sangat keruh. Kecerahan perairan hanya sekitar 2 meter. Padahal untuk standar terumbu karang, kecerahan perairan minimal adalah 6 meter. Rendahnya kecerahan perairan karena sedimentasi dari aktivitas penambangan timah lepas pantai di lokasi sekitar pulau Pemain yang cukup banyak.
Berdasarkan hasil penelitian tutupan terumbu karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT) sepanjang 40 meter dengan ketelitian centimeter mendapatkan nilai persen tutupan karang hidup sebesar 23,70 %. LIT dilakukan sepanjang 40 meter mengingat kondisi luasan karang yang relatif rendah dan perairan yang cukup keruh sehingga dilakukan pengambilan data hanya sepanjang 40 meter sesuai dengan kondisi lingkungan. Sesuai dengan kategori Gomez dan Yap, 1998. Nilai tutupan tersebut tergolong kategori rusak (0%-24,9%).
Hasil indeks mortalitas karang mendapatkan hasil 0,7056. Nilai ini menunjukkan bahwa tingkat kematian terumbu karang sangat tinggi dan kondisi ekologi terumbu karang di sekitar kawasan pulau Pemain sangat rentan terancam kerusakan yang lebih parah. Tingginya nilai indeks mortalitas ini dikarenakan tingginya angka kematian karang yang tertutup lumpur (slim) sebesar 56,8%. Karang yang mati tertutup lumpur sebagian besar adalah jenis karang massive (CM). Lumpur ini dihasilkan dari pembuangan tailing aktivitas penambangan timah lepas pantai yang terbawa arus hingga ke daerah terumbu karang di sekitar pulau Pemain. Selain itu, banyak terdapat bulu babi (Diadema sp.) yang terdapat di ekosistem terumbu karang yang rusak ini.
Dari jumlah koloni dan persen tutupan jenis dapat dilihat bahwa karang jenis Turbinaria peltata dan Goniopora sp. merupakan jenis karang yang paling banyak dijumpai di lokasi pulau Pemain yang terumbu karangnya telah banyak rusak akibat sedimentasi penambangan timah lepas pantai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spesies yang cukup kuat (resisten) terhadap sedimentasi di perairan Permis adalah spesies Turbinaria peltata dari family Dendrophylliidae dan Goniopora sp. dari family Poritidae. Oleh karena itu, kedua spesies ini direkomendasikan sebagai spesies yang akan dijadikan sebagai jenis perintis dalam pemulihan ekosistem terumbu karang pasca penambangan di lokasi sekitar perairan Permis dalam merestorasi ekosistem terumbu karang yang rusak akibat aktivitas penambangan timah lepas pantai.
Pesan untuk kita
Daerah Permis memang dikenal sebagai penghasil timahnya saat ini. Tapi bukan berarti kehidupan hanya tergantung dari hasil timah saja. Apalagi jika pemanfaatannya tidak dilakukan dengan bijak sehingga menghancurkan potensi lain yang sebenarnya dapat dikembangkan seperti perikanan, pariwisata bahari, dan sektor kelautan. pemanfaatan timah saat ini terbukti secara perlahan namun pasti telah merubah tataran sosial budaya masyarakat desa Permis dan sekitarnya. Banyak pendatang dari daerah luar pun yang berdatangan ke desa ini untuk ikut menambang timah.
Kita pasti tidak berharap, jika suatu saat kegiatan penambangan timah di daerah ini berhenti maka kehidupan masyarakat pun berhenti di daerah ini. Karenanya, cara-cara bijak harus dipersiapkan agar sumber daya yang dianugerahkan ini memberi kebaikan untuk generasi saat ini dan nanti. Yang juga akan membangun sektor lainnya bukan malah merusaknya. Terbukti, saat ini dengan kerusakan ekosistem laut yang semakin tinggi, harga ikan sudah semakin mahal karena semakin sulit di dapat. Jangankan untuk mewariskan untuk anak cucu kita nanti, untuk generasi saat ini saja kita sudah dapat merasakan dampaknya dari kerusakan ini.
Langkah penting yang dapat dilakukan adalah membuat zonasi penambangan di laut pulau Bangka, menyiapkan regulasi untuk jaminan reklamasi laut akibat penambangan dan membaut manajemen yang terencana untuk operasi penambangan di laut sperti badan pengawas yang baik, badan penindakan yang tegas dan sebagainya. Tentu saja hal ini tidak mudah dilakukan, tapi sebenarnya ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan. tergantung dengan komitmen pemerintah daerah di lokasi ini untuk berbuat lebih baik daripada sekedar membiarkan yang terjadi ya terjadilah...
Tim :
Ketua : Indra Ambalika Syari, S.Pi
Anggota : FIrdaus, S.Pi, Jemmi, S.Pi, Dwi Septiawan, S.Pi, Bahar
Pulau Pemain
penambangan timah laut di perairan permis saat tim menuju pulau pemain
pulau pemain yang dikelilingi penambangan timah laut (tampak ada 3 kapal keruk, ti apung dan kapal isap di perairan pulau pemain
terumbu karang tertutup sediment di pulau pemain
dampak sedimentasi terhadap ekosistem terumbu karang di perairan pulau pemain
karang jenis Goniopora yang cukup banyak ditemui di perairan pulau pemain
pengambilan data LIT (tampak karang Turbinaria peltata dan bulu babi hitam
UBB Perspectives
Carbon Offset : Blue Ocean dan Carbon Credit
Hari Lingkungan Hidup: Akankah Lingkungan “Bisa” Hidup Kembali?
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka