UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
28 Oktober 2011 | 09:37:43 WIB
PERPUSTAKAAN DAN MASYARAKAT INFORMASI
Ditulis Oleh : Muktamarudin Fahmi
Tetapi apakah kita tahu, apa sebenarnya yang mempengaruhi perkembangan pendidikan, khususnya pola belajar - mengajar bangsa luar, selain guru sebagai tenaga pendidik wajib? Jawabannya hanya satu, keberadaan sebuah perpustakaan sebagai sarana penunjang dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi anak didik mereka.
Gaya belajar Bangsa Barat dan Bangsa Asia Timur, memang kita akui sangat berbeda dengan gaya bangsa kita. Mereka sudah terbiasa dengan pola belajar mandiri dan terkadang tidak segan meminta bimbingankepada pustakawan setempat dan duduk berjam-jam didalam ruangan perpustakaan diluar jam belajar sekolah mereka. Keberadaan sebuah perpustakaan benar-benar mereka manfaatkan dengan baik, tanpa mengeluh akan kekurangan bahan bacaan, karena negara sudah memberikan yang terbaik bagi mereka yang ingin pintar.
Memang, keberadaan sebuah perpustakaan sekarang ini merupakan halyang wajib. Apakah itu Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Masjid, Perpustakaan Desa dan mungkin keberadaan sebuah Perpustakaan Pribadi.
Dalam upaya mengangkat citra perpustakaan, Pemerintah dan DPR, telah merancang dan membuat sebuah Undang-Undang dan Alhamdulillah sudah disahkan pada tahun 2007 dengan nama Undang-Undang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 yang diharapkan mampu mengangkat citra perpustakaan agar lebih baik lagi.
Jadi bukan hanya tenaga pendidik (Guru dan Dosen) saja yang memiliki Undang-Undang, Pustakawan sebagai tenaga pengelola perpustakaan juga memiliki payung hukum atas kinerja mereka.
Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perpustakaan No.43 Tahun 2007 disebutkan bahwa : "Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka".
Sedangkan ayat 2 pasal 1 disebutkan bahwa : "Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakwanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan".
Sebagai seorang tenaga profesional, seorang pustakawan dituntut untuk memiliki sikap yang baik dan ramah kepada para pemustaka yang dilayaninya, Seperti yang tertuang dalam pasal (2) kode etik pustakawan Indonesia tahun 2006, yaitu:
- Membina dan membentuk karakter pustakawan
- Mengawasi tingkah laku pustakawan dan sarana kontrol sosial
- Mencegah timbulnya kesalahpahaman dan konflik antara sesama anggota dan antara anggota dan masyarakat
- Menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada perpustakaan dan mengangkat citra pustakawan
Perpustakaan dan Pustakawan merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan, komponen ini sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan sampai mampu memberikan tingkat kepuasan terhadap masyarakat yang dilayani.
Disinilah sikap profesional seorang pustakawan diuji. Peran seorang pustakawan dalam menghimpun, mengolah dan menyebarkan informasi merupakan kunci utama yang harus ditunjukkan ketika seseorang sudah menyandang gelar pustakawan. sehingga pada waktunya nanti, mampu mengangkat citra perpustakaan dimana dia bekerja.
Masyarakat Informasi
Masyarakat informasi merupakan suatu keadaan masyarakat ketika produksi, distribusi, dan manipulasi suatu informasi menjadi kegiatan utama. Informasi sendiri merupakan hasil dari pengolahan data dan fakta menjadi komoditas, informasi yang lengkap, valid, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan bernilai tinggi jika dimanfaatkan untuk menghasilkan analisis yang dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil keputusan.(Wiji Suwarsono 48:2010)
Dalam kehidupan sehari-hari, ciri masyarakat informasi sangat mudah kita temui, contoh kecil saja ketika kita ke pasar, kita pasti dengan mudah menemukan para sopir angkot dan tukang becak yang sedang bersantai menunggu penumpang sambil membaca koran. Mereka inilahyang disebut dengan masyarakat informasi. Karena informasi yang mereka dapatkan dari kegiatan membaca koran, akan menjadi bahan obrolan yang nantinya akan berkembang menjadi sebuah diskusi dadakan dengan kawan seprofesi atau penumpang mereka sendiri.
Masyarakat informasi dizaman sekarang ini, telah banyak mengalami perubahan. Lahirnya perangkat teknologi baru juga akan menciptakan generasi baru pula. Sebut saja keberadaan beberapa situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitteryang telah menghipnotis para penggunanya, terutama dikalangan remaja yang terus bertukar informasi dalam hitungan detik disetiap tempat dan waktu. Inilah yang disebut lahirnya masyarakat informasi generasi baru.
Untuk itu peran perpustakaan dan pustakawan sebagai penyedia dan layanan informasikepada masyarakat harus bisa mengikuti gaya masyarakat di era teknologi sekarang ini, yang lebih banyak mencari informasi dalam bentuk digital. Tersedianya beragam koleksi digital dan mudahnya mendapat informasi tersebut, akan memberi pengaruh terhadap perkembangan perpustakaan kedepan.
Tersedianya alamat situs perpustakaan di dunia maya, akan memberikan nilai tambah terhadap tingkat pemanfaatan perpustakaan tersebut oleh masyarakat. Untuk itulah, peran Perpustakaan dan Pustakawan dalam melayani Masyarakat Informasi mutlak diperlukan dan tidak dapat dipisahkan.
Opini Realita News, Selasa (25/10)
Penulis : Muktamarudin Fahmi
Pustakawan Universitas Bangka Belitung
UBB Perspectives
Carbon Offset : Blue Ocean dan Carbon Credit
Hari Lingkungan Hidup: Akankah Lingkungan “Bisa” Hidup Kembali?
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka