UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
23 Agustus 2022 | 08:03:56 WIB
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Ditulis Oleh : Muhammad Hanafi Rahman
(Mahasiswa Sosiologi Universitas Bangka Belitung)
Pada 17 Agustus 2022, Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-77. Banyak sekali percapaian yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia ketika memperjuangkan kemerdekaannya, mulai dari peperangan melawan penjajah Belanda dan Jepang, sampai upaya negara-negara sahabat untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. Upaya tersebut tidak lepas dari jerit payah Bangsa Indonesia dalam memproklamirkan, mensosialisasikan, serta mempertahankan kemerdekaan di hadapan bangsa-bangsa lain di dunia. Jika kita melihat makna dari kemerdekaan itu sendiri, kemerdekaan berarti melepaskan diri dari pengaruh penjajah asing atau berdiri sendiri tanpa bantuan dari pengaruh asing. Jadi pertanyaan saat ini, apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka sepenuhnya?
Dalam memaknai persoalan bangsa pasca-kemerdekaan Indonesia, salah satu hal yang disoroti adalah kesenjangan antar kaya dan miskin di berbagai daerah. 77 tahun setelah Indonesia Merdeka masih saja terdapat kesenjangan antar kedua kelompok masyarakat ini, ditambah lagi ada asing yang sengaja ingin membuat masyarakat Indonesia kian melebar kesenjangannya. Lihat saja, meskipun pemerintah mengklaim mampu menurunkan tingkat kemiskinan hingga 10 persen atau 27,54 juta pada tahun 2021, namun pengurangan penduduk miskin sebanyak 3,5 juta butuh waktu 10 tahun agar bisa terealisasi (penduduk miskin saat itu capai 30 juta). Pandemi COVID-19 turut berperan dalam memperlebar kesenjangan dan meningkatnya potensi kemiskinan pada masyarakat. Tidak sedikit pula masyarakat yang berhenti bekerja akibat pandemi ini, banyak anak-anak kita yang putus sekolah dan ada juga karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dari sisi ekonomi dan keuangan, Indonesia masih dibilang “terjajah” di sektor ini. Pasalnya, beberapa perusahaan yang mestinya merupakan milik Indonesia, justru mayoritas dikuasai oleh investor asing baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar saham yang mempunyai tujuan untuk melemahkan kedaulatan negara kita seperti Indosat, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, dan lain-lain. Utang juga masih menjadi masalah serius bagi bangsa Indonesia, dikarenakan karena bangsa Indonesia harus menanggung utang yang besar sekali, yang setiap tahun pasti akan naik sebagai akibat dari banyaknya pengeluaran proyek infrastruktur yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Ditambah lagi, pandemi COVID-19 telah membuat pemerintah memerlukan banyak dana untuk menangani COVID-19 dan memulihkan perekonomian serta masyarakat yang terdampak pandemi. Sumber daya alam merupakan salah satu cabang penting dalam perekonomian Indonesia yang harus dikuasai oleh negara sesuai pasal 33 UUD 1945, namun sayang, kita belum merdeka sepenuhnya dari kekuasaan asing, bahkan asing kian mengcekram sumber daya alam Indonesia yang mestinya dipakai untuk hajat hidup rakyat banyak seperti Freeport yang sebelumnya menguasai mayoritas tambang emas di Papua.
Dalam sisi hukum dan keamanan, Indonesia masih dibilang belum sepenuhnya merdeka. Hal ini disebabkan banyaknya intervensi politik dalam penegakan hukum di negeri ini. Apalagi kasus korupsi yang diduga melibatkan elit politik tertinggi maupun partai politik koalisi pemerintahan tidak mampu diberantas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi hanya karena takut penguasa bisa mempreteli kekuasaan lembaga anti-rasuah ini. Kesemua hal tersebut mencerminkan betapa lemahnya sistem hukum di negeri ini yang ditambah lagi dengan lemahnya pengawasan pintu masuk negara oleh pihak aparat keamanan yang membuat masuknya Warga Negara Asing makin merajalela dan bisa mengancam stabilitas negara.
Dari banyak permasalahan yang disampaikan ini, kita mestinya dapat mengintrosepksi makna kemerdekaan Indonesia sebenarnya. Berkaca dari makna kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, kita harus bisa berjuang agar kita berdikari dalam bidang ekonomi yang mesti bebas dari campur tangan asing, dalam bidang hukum dan keamanan kita harus bebas dari campur tangan pihak manapun, baik penguasa maupun pihak politik manapun. Dengan memaknai kemerdekaan yang sebenarnya, kita percaya bahwa Indonesia pasti menjadi negara yang besar dan mampu menghadapi tantangan dunia yang semakin berat dan cita-cita Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045 bisa tercapai sebagaimana harapan kita bersama.
UBB Perspectives
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka
GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)
Kenalkan Bangka Belitung dengan Foto !
DNSChanger dan Kiamat Kecil Internet