+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
12 Juli 2023 | 12:38:36 WIB


Wisuda UBB XXVIII, Rektor: Teruslah Bertransformasi


Merawang, UBB—Bertempat di Ruang Aula Balai Besar Peradaban (BBP), Gedung Rektorat Universitas Bangka Belitung (UBB) pada Rabu (12/07/23), UBB melaksanakan rapat terbuka senat dengan agenda tunggal wisuda ke XXVIII Program Sarjana.

Acara yang dibuka oleh ketua senat UBB Dr. Devi Valeriani, S.E., M.Si. tersebut, dihadiri kurang lebih 145 wisudawan/i  dengan rincian, Fakultas Teknik 35 orang, Fakultas Ekonomi (FE) 29 wisudawan, Fakultas Hukum (FH) 9 wisudawan, Fakultas Pertanian, Perikanan, Biologi (FPBB) 38 wisudawan, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) sebanyak 34 wisudawan. 

Rektor UBB Prof. Ibrahim, M.Si. mengucapkan selamat dan sukses bagi wisudawan/i yang telah melaksanakan wisuda pada hari ini. Tentunya dengan menyelesaikan perkuliahan adalah sebuah transformasi untuk menjadikan pribadi yang lebih berkualitas atau menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik.

“Saya kira ketika teman-teman menginjakkan kaki pertama di Universitas Bangka Belitung ini tentu dengan bekal yang relatif terbatas tetapi kemudian setelah beberapa tahun kemudian tentu teman-teman semua calon wisudawan dan wisudawati mengalami proses transformasi peningkatan ekstensi diri yang semulanya mungkin masih terbatas dari sisi ilmu pengetahuan sekarang menjadi meningkat lebih baik,” ucap rektor.

Menurut rektor sebetulnya hakikat dari sebuah pendidikan itu bukan semata-mata gelar saja, namun sebagai alat transformasi diri yang membuat kita dari sebelumnya dengan segala keterbatasan dan kekurangan kemudian bisa bertransformasi melalui pembelajaran yang diperoleh diperoleh di lapangan.

Sambutan Rektor Universitas Bangka Belitung

Lebih lanjut, rekor berpesan kepada wisudawan/i untuk terus belajar. Dikarenakan perubahan-perubahan terus terjadi dan adaptasi senantiasa menjadi bagian dari keseharian, jangan sampai ketika sarjana lalu kemudian teman-teman paripurna dalam belajar.

“Saya meminta dan berharap kepada para wisudawan dan wisudawati sesudah ini teruslah belajar untuk menemukan berbagai hal yang terus membuat kita dewasa. Mungkin teman-teman sekalian mendengar prof. Habibie seorang ilmuwan terkemuka di dunia bidang dirgantara dari Indonesia, jika kita melihat itu apakah dirinya hanya berleha-leha saja tanpa melalui proses belajar yang panjang untuk mencapai prestasinya?", terang rektor.

“Tidak ada kesuksesan yang tidak diupayakan dan tidak ada kesuksesan yang datang sejak awal, walaupun ada diantara para wisudawan orang tuanya berkecukupan tapi ingat yang mapan itu adalah orang tua kita bukan kita. Teman-teman harus menciptakan sejarah membangun kemapanan itu dari diri Anda sendiri jangan terlalu bangga dengan hasil orang tua. Saya berharap teman-teman semua bisa dengan keras berusaha dengan maksimal untuk menciptakan sejarah baru dalam diri masing-masing,” tambahnya.

Pemindahan kucir wisudawan oleh Rektor Universitas Bangka Belitung

Sebagai penutup rektor mengungkapkan,  tidak ada jalur paling cepat untuk kita naik kelas baik dari sisi ekonomi maupun derajat melalui kecuali melalui pendidikan.

“Saya bertemu orang banyak uang tapi kurang di mata masyarakat karena anaknya nggak ada yang selesai sekolah.Saya ketemu dengan orang yang sangat terbatas dari sisi lingkungan keluarga, tapi semuanya Anaknya sekolah dan lebih dihargai, karena mereka berhasil mendidik anaknya untuk menjadi pribadi yang tangguh dan menjadi seorang sarjana itu merupakan energi besar di tengah keluarga,” tutupnya.

Sementara itu,  Vionna Natalia Andrean mewakili wisudawan/i  memberikan sambutan diantara para wisudawan/i hari ini menyampaikan ungkapan terima kasih kepada semua pihak. Selain itu, dibutuhkan waktu yang tidak singkat untuk mencapai pelaksanaan wisuda hari ini.

"Saya mewakili teman-teman semuanya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua, dosen dan semua pihak yang telah berkontribusi selama ini. Tentunya ini bukanlah puncak prestasi yang berhasil kami capai, tetapi dengan adanya acara hari ini merupakan penawar dari perihnya mendidik dan membesarkan kami selama ini," ungkapnya.

"Terimakasih juga kepada UBB yang telah memberikan pelayanan dan menyediakan fasilitas untuk kami belajar dan memberikan pengalaman selama ini," tambahnya.

Salah satu orang tua wisudawan dari FE Abdus Salim mengungkapkan rasa haru setelah anaknya selesai diwisuda. Selain dengan ungkapan rasa syukur, dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca doa Ustadz Kurnia.

“Terima kasih Ustadz atas doanya. Saya sangat bersyukur hari ini dapat menyaksikan prosesi wisuda anak saya dengan penuh khidmat. Kami di kampung dihina orang, saya bekerja sehari-hari sebagai tukang cetak batako sehingga dicemooh orang dengan sebutan tidak mungkin anak jadi sarjana lah cuma tukang batako. Ternyata hari ini terbukti nyata dengan prosesi wisuda yang telah dilaksanakan," ungkapnya. (Humas)
 



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi