+62 (0717) 422145
Link Penting UBB

Artikel Feature UBB

Universitas Bangka Belitung's Feature
16 Desember 2008 | 16:49:59 WIB


Pelaksanaan Kegiatan Workshop ICT Harnessing the Potential of ICT in Education Bangkok, 7 Desember 13 Desember 2008






Kunjungan ke Bangkok Thailand
Pemandangan Malam Di Bangkok Thailand




A. Pendahuluan

Dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era informasi/global. Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan kita mendapatkan akses ke sekolah lain dan kepada para ahli dengan mudah, memberikan simulasi-simulasi dan merupakan tempat yang kaya akan media pembelajaran (Presentasi Robert T. Kozma, Phd, San Francisco). Berbeda dengan era agraris dan industri, kemajuan suatu bangsa dalam era informasi sangat tergantung pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan produktifitas. Karakteristik masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang menguasai pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global.

Setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) untuk semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegaranya untuk untuk membangun dan membudayakan masyarakat berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam era global. Negara yang telah maju dan mampu mengintegrasikan teknologi tersebut secara sistemik/holistik, melompat berkali lipat jauh lebih maju. Beberapa contoh yang telah maju dan jauh meninggalkan diantaranya adalah Singapura, Jepang dan Korea. Sementara itu, negara-negara berkembang lain yang belum mampu mengintegrasikan teknologi tersebut secara komprehensif semakin berkali lipat jauh tertinggal. Kondisi seperti ini dinamakan kesenjangan digital (digital divide).
Kita perlu segera mengurangi kesenjangan digital ini dengan mengintegrasikan TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) secara sistemik untuk semua sektor pemerintahan seperti perdagangan/bisnis, administrasi publik, pertahanan dan keamanan, kesehatan dan termasuk pendidikan.

Sebagai konsekuensi ketetapan pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun, maka anak-anak Indonesia minimum dapat mengenyam pendidikan sampai dengan jenjang pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama. Oleh karena itu, pendidikan formal melalui jalur sekolah ditujukan untuk mempersiapkan lulusannya agar dapat hidup dalam masyarakat dan mempersiapkan lulusannya yang berpotensi untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Dalam upaya mencapai keinginan dan harapan itu, serangkaian kebijakan dan reformasi di bidang pendidikan, khususnya pembelajaran makin terus dikembangkan. Salah satunya melalui efektifitas pembelajaran tiap mata pelajaran yang diarahkan kepada wahana pendidikan untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki peserta didik dalam bentuk pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dasar pada setiap mata pelajaran.


B. Tantangan dan Harapan dalam Pembelajaran Abad 21

Pada akhir abad 21, organisasi pendidikan se dunia, yaitu UNESCO telah menetapkan empat pilar utama pendidikan, yakni learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together in peace and harmony. Keempat pilar tersebut bukan merupakan suatu urutan, melainkan saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga dalam pembelajaran di tiap jenjang pendidikan guru dapat menciptakan suasana belajar yang memuat keempat pilar tersebut secara bersama-sama dan seimbang. Dengan merujuk pada Tujuan Pendidikan Nasional, ketetapan wajib belajar 9 tahun, hakekat dari mata pelajaran, dan keempat pilar di atas, maka harapan terhadap siswa pada pendidikan dasar dan menengah dapat dirumuskan sebagai berikut.

(1) Melalui proses learning to know, secara umum siswa diharapkan memiliki pemahaman dan penalaran terhadap produk dan prosesnya (apa, bagaimana, dan mengapa) yang memadai sebagai bekal melanjutkan studinya dan atau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita ambil contoh, dalam mata pelajaran ditanamkan kemampuan memberikan alasan dan menjelaskan serta memberikan prediksi terhadap suatu permasalahan. Sesuai dengan tahap perkembangan berpikirnya dari hal-hal konkrit hingga ke hal-hal abstrak/formal.

(2) Proses learning to do diharapkan memberi kesempatan kepada siswa memiliki keterampilan dan mendorong siswa mau melaksanakan proses dalam bentuk doing yang memadai dan memacu peningkatan perkembangan intelektualnya. Beberap alasan mengapa kita mesti melakukan proses learning to do. Pertama, pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivisme, di mana siswa membentuk pengetahuannya sendiri melalui proses asimilasi dan akomodasi. Kedua, pada dasarnya suatu mata pelajaran merupakan proses yang aktif baik secara fisik maupun mental, proses dinamik, dan proses generatif. Dalam kaitan dengan learning to do siswa pada pendidikan dasar (SD dan SLTP) dan pendidikan menengah (SMU) didorong melaksanakan proses (doing) mulai dari yang sederhana hingga ke yang kompleks. diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan mata pelajaran yang meliputi keterampilan rutin dan non rutin serta berpikir tingkat tinggi yang melibatkan aspek pemecahan masalah dan penalaran sebuah mata pelajaran. Dalam usaha melaksanakan learning to do, persoalan dan permasalahan mata pelajaran di sekolah disajikan dengan bahasa dan konteks yang sesuai dengan berpikir dan lingkungannya.

(3) Dalam melaksanakan proses (doing) secara bersamaan, siswa diharapkan pula menghayati pilar ketiga, yaitu learning to be. Selanjutnya, dengan learning to be siswa diharapkan memahami, menghargai atau mempunyai apresiasi terhadap nilai-nilai dan keindahan akan produk dan proses yang ditunjukkan melalui sikap yang ulet, bekerja keras, sabar, disiplin dan percaya diri.

(4) Pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada learning to do dan learning to be, baik dalam bentuk belajar kelompok, atau klasikal merupakan latihan belajar dalam suasana learning to live together in peace and harmony. Penciptaaan suasana belajar yang demikian menurut pilar keempat ini memberi kesempatatan kepada siswa untuk dapat belajar dan bekerja sama, saling menghargai pendapat orang lain, menerima pendapat yang berbeda, belajar mengemukakan pendapat dan atau bersedia sharing ideas dengan orang lain dalam melaksanakan tugas-tugas mata pelajaran, khususnya tugas-tugas lain yang lebih luas. Dengan kata lain, suasana belajar yang berorientasi pada pilar learning to live together in peace and harmony diharapkan bahwa siswa mampu bersosialisasi dan berkomunikasi.


C. Kunjungan ke Chulalongkorn University

Chulalongkorn University adalah salah satu universitas terbaik di Thailand, dan merupakan universitas dengan peringkat 166 di dunia. Kunjungan ke Universitas ini ditujukan lebih kepada bagaimana pemanfaatan ICT dalam dunia kampus.

Pemanfaatan ICT dalam lingkungan kampus begitu baik, mulai dari beterbarannya hotspot dengan bandwidth internet yang tinggi sampai kepada pemanfaatan ICT dalam mendukung pengajaran, system akademik, elearning dan perpustakaan online.


Kunjungan ke Chulalongkorn University Bangkok Thailand
Kunjungan ke Chulalongkorn University Bangkok Thailand


Kunjungan ke Chulalongkorn University Bangkok Thailand
Kunjungan ke Chulalongkorn University Bangkok Thailand


Dan menurut mereka, salah satu unsur yang menyebabkan baiknya peringkat mereka di dunia, adalah karena pemanfaatan ICT ini, lewat webometrics yang membantu penilaian peringkat universitas.


D. Kunjungan ke pusat penjualan perlengkapan ICT

ICT bukan hanya membicarakan system, tapi juga sangat erat kaitannya dengan peralatan yang mendukung system. Sehingga kami pun melakukan kunjungan ke pusat penjualan peralatan ICT di Kota Bangkok. Hampir semua kebutuhan peralatan ICT mulai dari alat dan pelengkapan jaringan sampai kepada asesoris yang mendukung peralatan ICT terdapat dalam pusat penjualan ini dengan harga yang sangat bersaing.

Hal ini tentunya sangat memudahkan bagi orang-orang Bangkok mendapatkan peralatan sesuai dengan kebutuhan dengan harga yang sangat bersaing.


Kunjungan ke pusat penjualan perlengkapan ICT
Kunjungan ke pusat penjualan perlengkapan ICT Bangkok Thailand



Foto Alim Bahri, Dosen dan Peneliti UBB


Written By : Alim Bahri Dosen, Peneliti dan Blogger UBB

Feature UBB

Berita UBB

UBB Perspectives