Artikel Feature UBB
UBB's Feature
Artikel Feature UBB
Universitas Bangka Belitung's Feature
04 Juni 2009 | 13:00:20 WIB
Parang Badau Senjata khas orang Melayu di Pulau Belitong
Parang Badau adalah senjata tajam yang terbuat dari besi, Bentuknya sederhana tanpa pernak pernik. Kegunaannya adalah sebagai alat untuk memotong kayu atau membersikan semak belukar ketika memasuki hutan atau membersikan areal pertanian di pulau Belitung.
Senjata khas orang Melayu ini zaman dahulu. sebagai alat untuk bertempur guna mempertahankan diri dari musuh. Sedangkan menurut keterangan pengamat sejarah Belitung Ian Sancin pada abad ke13 berdiri kerajaan kecil di Badau dipimpin oleh Raja dengan gelar Ronggo udo. pada masa itu era majapahit penduduk sudah membuka kawasan pemukiman dan kegiatan berladang, maka kegiatan pandai besi di Badau sudah berlaku ketika itu masarakatnya langsung di ajarkan empu pandai besi dari majapahit. Tahun 1365 Nama Belitung tertera di dalam syair kartagama ditulis oleh Empu Prapanca.
Sehingga tidak heran Badau sampai saat ini sebagai setra pengerajin Parang di Pulau Belitung. Sebut saja salah seorang yang bernama Masri 50 tahun, Kepandaian menempa besi ini didapat dari orang tuanya yang sudah turun temurun membuat usaha kerajinan parang ini.
Masri di Bantu oleh istrinya bertugas memompa angin untuk sepuhan besi, Satu minggu Masri bisa menghasilkan 10 Parang dijual dengan harga perbuah 50 ribu pelanggan Masri masarakat petani sekitarnya dan juga toko-toko pertanian di pasar Tanjungpandan Pulau Belitung, Sedangkan bahan baku berupa besi bekas shock breker mobil Masri harus membeli 8 ribu perkilo namum saat ini bahan baku agak susah didapat ujar masri".
Para pengerajin parang di kecamatan Badau ini adalah Usaha Kecil Menengah yang perlu dukungan serta pembinaan dari pemerintah daerah terutama dari segi pemasaran yang tidak hanya berkutat di pulau Belitung saja tetapi bisa dipasarkan ke daerah lain demikian juga dengan kualitas parang yang butuh sentuhan yang lebih agar punya nilai ekonomis tinggi, menjadikan parang ini berupa seni kerajian shopenir dari pulau Belitung dengan begini usaha pengerajin parang ini akan terus berkembang
Parang tidak hanya berupa senjata warisan leluhur budaya pulau Belitung namum juga. Para pengrajin akan bersemangat menjadikan usaha kecil menengah berupa parang sebagai tulang punggung perekonomian di pulau Belitung, khususnya untuk mengatasi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja dan memeratakan pertumbuhan ekonomi.
Penulis : Ki Agus wahyudi di Begalor.com
Feature UBB
KISAH MAHASISWA UBB PENERIMA BEASISWA DJARUM FOUNDATION 2013
Pengalaman Pertama menjadi Tour Guide
Mandi Belimau, Tradisi Penyucian Diri
Rebo Kasan - Air Wafaq Tolak Bala
Mengenal Lebih Dekat, Sang Duta Baca Indonesia Andy F Noya
Berita UBB
UBB dan BPS Provinsi Babel, Jalin Sinergi Melalui Nota Kesepahaman
Dialog Publik Kementerian Agama RI dan UBB, Strategi Penguatan Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan
Ambil Tema “18 Tahun Berpacu, Dengan BLU Melaju” UBB Gelar Dies Natalis
Usai Libur Panjang Idul Fitri 1445 H, Pimpinan UBB Silaturahmi ke Fakultas dan Unit Kerja
Mahasiswa UBB Sukses Raih Beasiswa Studi Di Universiti Kebangsaan Malaysia Melalui IISMA 2024
Tingkatkan APK Perguruan Tinggi, UBB Lakukan Shearing Season Bersama Kepala Sekolah Se-Bangka
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?