UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
21 April 2008 | 00:57:01 WIB
Makanan Khas Bangka : Cara Memasak Lempah Kuning
Ditulis Oleh : Riwan Kusmiadi, S.TP
" Bapak/ibu, kalau sudah mencicipi air Bangka pasti akan kembali lagi ke Bangka lho !"
Selidik punya selidik, ternyata Bangka memiliki kekayaan budaya yang tidak kalah hebatnya dengan daerah lain, terutama dalam dunia kuliner.
Bangka memiliki banyak resep makanan dengan cita rasa khas, dan jika harus dibandingkan dengan masakan dari daerah lainnya dalam rumpun melayu ( Sumatra ), masakan Bangka lebih variatif.
Pendapat orang pun beragam, ada yang merasa sangat terkesan pada cicipan pertama dan ada yang biasa biasa saja, tetapi setelah mencobanya lebih dari 1 kali maka akan ketagihan, ( seperti mesin Honda kalau belum panas belum ok ).
Salah satu masakan Bangka yang sangat populer adalah lempah kuning, bahan utamanya adalah ikan kakap merah atau ikan tenggiri dengan bumbu sederhana berwarna kuning karena menggunakan kunyit sebagai salah satu bumbu rempahnya. Kalau disajikan lengkap dengan sambal terasi (tentunya dengan terasi khas Bangka ) dan lalapan pucuk ubi ( daun singkong bagian pucuknya ) hmm….enak abis! Sesekali boleh di coba dengan rusep (ikan yang sudah difermentasi). Menu ini untuk menemani makan nasi hangat dan akan menimbul sensasi rasa yang luar biasa..... tidak terlupakan.
Alar keladi sebagai bahan dasar lempah darat
Oleh sebab itu masuk akal jika gurauan tersebut selalu terucap oleh orang Bangka dalam menjamu tamunya, sebagai tanda persahabatan yang paling dalam. Tidak menutup kemungkinan setelah kunjungan yang pertama andapun akan berkunjung untuk yang kedua, ketiga dan lagi dan lagi...
Orang Bangka kalau belum makan ikan sama artinya belum makan, saking tinginya minat makan ikan ini tak heran kalau di Bangka harga ikan lebih mahal jika di banding dengan di Jawa Barat yang notabene merupakan daerah pegunungan yang jauh dari laut.
Apalagi jika anda sedang mencicipi hidangan khas Bangka sambil mendengarkan lagu yang sairnya begini : "Ambik belacin garem cabik kecit, kite ngelempah, kite ngelempah lempah daret, pucuk idat alar keladi hai lempah daret", tentunya suasananya akan terasa Bangka banget.
Dari liriknya kita dapat mengetahui betapa masyarakat Bangka juga suka makan sayur dengan kandungan serat yang cukup. Perpaduan makan daging ikan dan sayuran yang kaya serat dan vitamin lainnya membuat masyarakat Bangka pintar-pintar lho...... ( kayak orang Jepang deh.. ) Cuma yang membedakan dengan masyarakat Jepang adalah gaya hidupnya yang .
Lempah darat, adalah sebuah bukti masyarakat bangka juga suka makan sayur, yang sangat khas adalah pucuk idat yang khasiatnya banyak banget, diantaranya mampu mengurangi rasa pahit pada daun pepaya, menghilangkan rasa gatal pada daun, pelepah dan alar ( akar gergih yang menjalar di permukaan ) keladi. Selain itu masyarakat bangka juga sering menggunakan jenis sayuran lainnya seperti kacang panjang, kecipir, terong kancing. Menurut tradisi orang bangka, lempah darat merupakan menu utama yang biasa di santap dengan lauk ikan asin dan nasi putih hangat.
Ada lagi Ikan Tenggiri Bakar yang disajikan lengkap dengan sambal kecap dan sambal belacannya. Menu ini dibuat dari bahan dasar ikan tenggiri segar yang diberi perasan air jeruk nipis dan diolesi beberapa campuran bumbu sebelum nantinya dipanggang di atas bara. "Ini diambil dari resep asli Bangka. Aslinya, ikan ini hanya diolesi garam dan merica, dapat juga ditambah beberapa bumbu lain seperti jahe, daun jeruk, dan daun bawang yang semuanya dicincang tipis lalu campurkan dengan minyak sayur agar lebih sedap. Setelah ikan diberi perasan air jeruk nipis, lalu ditaburi merica dan garam. Terakhir, daging ikan diolesi dengan campuran bumbu cincang,".
Kalau makan degan yang berbau sambal, belum pas rasanya kalau belum menggunakan jeruk kunci, namanya juga kunci.... yang fungsinya untuk membuka ya... tentunya kunci pintu cita rasa, dan nampaknya jeruk ini sangat populer di Bangka, hampir seluruh makanan yang menggunakan bumbu pedas harus dikunci oleh jeruk kunci, nah bagi yang penasaran silahkan berkunjung ke Bangka dan tentunya mencicipi semua masakan khas Bangka.
Bicara makanan penutup, di bangka juga ada makanan khas yang dapat di jadikan makanan penutup yaitu jongkong, panganan manis ini terbuat dari campuran tepung beras diberi sedikit air, kapur sirih dan garam, dan kemudian adonan ini dimask hingga matang dan mengental, pada permukaannya yang manis dan lelehan gula kabung ( gula aren) yang aduhai sedapnya.
Berikut adalah bumbu lempah kuning khas bangka ( sesungguhnya ada beberapa versi resep ), mungkin anda dapat mencobanya:
Bahan :
1 ekor ( 1 kg) iakan kakap merah.
½ liter air
300 gr nanas, dikupas, di buang matanya dan dipotong berbentuk segitiga ( bebas)
50 ml asam jawa.
1 sendok teh garam ( secukupnya)
1 sendok teh gula ( secukupnya ).
Haluskan:
10 buah cabe merah ( disesuaikan dengan selera )
3 siung bawang putih
1 cm kunyit bakar ( agar aromanya lebih terasa )
1 sendok teh terasi goreng, ( paling enak menggunakan terasi bangka )
Cara membuat Lempah Kuning Makanan khas Bangka :
Ikan kakap disiangi ( di bersihkan sisiknya dan kemudian di potong menjadi 3 bagian, sisihkan. Bumbu di goreng dengan minyak goreng 1 sendok makan sampai keluar aroma dan masukkan air sampai mendidih, masukkan nanas, ikan dan air asam, bumbu garam dan gula, masukkan ikan sampai bumbu meresap dan angkat sajikan selagi hangat.
Sumber : https://fotografer-bangka-belitung.blogspot.com/
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka