UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
19 Desember 2008 | 15:01:51 WIB
Kehidupan di Kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia
Ditulis Oleh : Admin
Kawasan Segitiga Terumbu Karang (Coral Reef Triangle) merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia, utamanya terumbu karang. Kawasan Coral Triangle memiliki luas terumbu karang sekitar 75.000 km2 (TNC, 2005) yang mencakup Indonesia, Philipina, Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea dan Kepulauan Solomon. Lebih dari 120 juta orang hidupnya sangat bergantung dari terumbu karang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi alasan yang sangat kuat untuk melakukan upaya konservasi terumbu karang (Coral Reef) di kawasan tersebut.
The Nature Conservancy sebuah lembaga konservasi alam terkemuka di dunia sejak tahun 2000 menginisiasi pendirian Coral Triangle Center (CTC) di Bali. Country Director TNC-Indonesia Program, Rili Djohani, menjelaskan bahwa CTC berfungsi sebagai center of excellence, pusat pembelajaran mengenai konservasi kelautan dan pengelolaan kawasan konservasi laut (KKL) yang efektif. Lebih lanjut Rili menjelaskan tujuan utama CTC adalah membangun jejaring KKL yang tangguh dan dikelola secara efektif di kawasan Coral Triangle.
Penelitian Terumbu Karang (Coral Reef) Oleh Tim Terumbu Karang UBB di Bangka Belitung
Kawasan Coral Triangle sendiri memiliki lebih dari 600 spesies karang. Hingga saat ini, kepulauan Raja Ampat merupakan lokasi dengan keanekaragaman hayati terumbu karang tertinggi di dunia dengan 537 jenis karang (CI, 2001 dan TNC, 2002). Jumlah jenis karang tersebut merupakan 75% jenis karang yang ditemukan di dunia. Sementara itu kepulauan Derawan selain memiliki keanekaragaman hayati terumbu karang yang tinggi, juga merupakan pusat habitat penyu hijau terbesar di Asia Tenggara.
Saat ini TNC-CTC telah bekerja bersama para mitra membangun jejaring KKL di Indonesia (Komodo, Derawan, Wakatobi, Raja Ampat), dijelaskan Abdul Halim, Program Manager ad-interim TNC-CTC. Lebih lanjut Halim memaparkan bahwa pada awal tahun ini, TNC bersama para mitra termasuk pemerintah daerah Bali, BKSDA Bali, masyarakat, Universitas, LSM internasional Conservation International, Bahtera Nusantara dan lainnya, akan memulai kegiatan konservasi di Kecamatan Penida yang meliputi Nusa Penida, Lembongan dan Ceningan. Pulau Bali juga termasuk dalam kawasan Coral Triangle.
Terumbu Karang (Coral Reef) di Karang Kering Sungailiat Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung
I Wayan Suarbawa, salah satu tokoh masyarakat di Nusa Lembongan mengatakan bahwa kami menyambut baik upaya-upaya pelestarian terumbu karang, hutan bakau dan hewan laut lainnya di pulau kami karena itu berarti juga melindungi aset pariwisata bahari yang menjadi salah satu andalan Kecamatan Penida.
Kecamatan Penida yang terdiri dari tiga pulau, Nusa Penida, Lembongan dan Ceningan, memiliki luas total sekitar 203 km2. Ketiga pulau ini memiliki luas total terumbu karang 13.01 km2 (citra LANSAT 2003) dan hutan bakau sekitar 2.5 km2 (citra IKONOS 2003). Disamping itu Kecamatan Penida memiliki hewan laut unik dan langka yaitu mola-mola (sunfish), pari manta (manta ray), dan penyu (sea turtle).
Berdasarkan pemantauan terumbu karang oleh Yayasan Bahtera Nusantara bekerjasama dengan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung sejak tahun 20022007, kondisi terumbu karang di Kecamatan Penida masuk dalam katagori sedang hingga baik.
Tahun Terumbu Karang (Coral Reef) Intenasional 2008
Tahun 2008, adalah tahun internasional untuk terumbu karang (Coral Reef) ke dua yang dicanangkan oleh the International Coral Reef Initiative (ICRI). ICRI merupakan sebuah wadah jejaring antara pemerintah dan lembaga non pemerintah dunia untuk membangun kesadaran dan semangat konservasi terumbu karang.
Tahun terumbu karang internasional (the International Year of the Reef-IYOR) 2008 adalah perayaan selama setahun untuk menginspirasi, membangun, dan melibatkan setiap orang dalam konservasi terumbu karang. Selama satu tahun, pemerintah, LSM, universitas, masyarakat setempat, para penikmat terumbu karang dan para pebisnis diharapkan bisa membangun dan atau terlibat dalam kegiatan yang mempromosikan konservasi terumbu karang secara lebih terintegrasi.
Di Indonesia IYOR bertepatan dengan pencanangan tahun kunjungan pariwisata. Pencanangan dua tema ini: konservasi terumbu karang dan pariwisata dapat menjadi momentum yang sangat baik untuk membangun tema pariwisata ramah lingkungan. Hal ini dapat membawa promosi positif pariwisata Indonesia.
Dalam menyikapi semangat Tahun Terumbu Karang Internasional 2008 (the International Year of the Reef-IYOR) dan Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 2008 (Visit Indonesia Year 2008). Reef Check Indonesia melakukan inisiatif membangun sebuah wadah www.goblue.or.id, sebuah portal yang dibangun bersama sebagai upaya membangun kesadaran publik dalam memahami isu-isu konservasi terumbu karang (Coral Reef) dan ekosistem terkaitnya, serta wadah promosi pariwisata ramah lingkungan di Indonesia.
Portal ini dibangun dari dan oleh komunitas peduli lingkungan, dimana setiap orang dapat terlibat aktif untuk menulis, atau sekedar memberi respon, komentar, kabar, agenda kegiatan, diskusi, maupun bertukar informasi yang berkaitan dengan isu-isu lautan.
Peta Daerah Perlindungan Terumbu Karang Dunia
The Wildlife Conservation Society (WCS) dan the International Institute for Geo-Information Science and Earth Observation (ITC) telah mengembangkan model sains terbaru untuk menentukan secara akurat lokasi terumbu karang yang bermasalah dan lokasi terbaik untuk perlindungannya.
Model ini dikeluarkan untuk daerah lautan Indonesia, dengan mensintesa beberapa faktor, misalnya saja: suhu air laut, cahaya fotosintesis dan ultraviolet, angin, arus, dan konsentrasi plankton di permukaan air laut. Data ini dianalisa dengan melihat bagaimana faktor-faktor tersebut bekerja di daerah-daerah karang yang terkena tekanan, termasuk coral bleaching.
Mereka menemukan bahwa tekanan tertinggi terhadap terumbu karang berada di utara lautan Indonesia, di mana setengah daerah perlindungan laut berada.
Kepulauan Maladewa dan Seychelles berada di daerah dengan kondisi terumbu karang yang paling buruk. Daerah dengan tekanan terendah terdapat di Mauritius, Rodriques, dan Reunion. Berdasarkan model yang dibuat, daerah ini direkomendasikan sebagai daerah dengan prioritas tertinggi untuk konservasi di lautan India.
Terumbu karang di seluruh dunia berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Terumbu menghilang dalam kecepatan 5.4% per tahun selama 30 tahun belakangan ini.
Walaupun area terumbu karang yang berada dalam tekanan sangat besar, model sains ini menemukan lokasi-lokasi terumbu karang yang baik. Kita punya alasan yang kuat untuk mempunyai harapan bahwa terumbu karang kita bisa lebih baik di masa depan, demikian ujar salah satu anggota tim peneliti:
Dr. Timothy McClanahan.
Declaration of Reef Rights
Dalam rangka menghormati Tahun Terumbu Karang Internasional, Reef Check mengajak Anda untuk menandatangani Declaration of Reef Rights seperti di bawah ini. Kami ingin mengumpulkan satu juta tanda tangan yang akan diberikan kepada pemerintah negara-negara yang memiliki terumbu karang pada Januari 2009. Tujuan ikrar ini adalah untuk mengangkat nilai terumbu karang dan mendorong pemerintah dan setiap orang untuk mendukung konservasi terumbu karang. Setelah membaca ikrar ini, silahkan mengisi form dan doronglah kawan-kawanmu untuk menandatanganinya. Sertakan nama lengkap, negara dan email jika Anda ingin mendapatkan informasi perkembangan the Declaration dan terumbu karang, silahkan isi form secara lengkap. Terimakasih atas dukungannya terhadap terumbu karang.
Dr. Gregor Hodgson, Executive Director Reef Check Foundation
Untuk mengisi form dan menandatangani Declaration of Reef Rights, silahkan klik di sini
Declaration of Reef Rights
Baca dan Lihat Juga tentang Terumbu Karang (Coral Reef) di perairan laut Provinsi Kepulauan Bangka Belitung oleh tim Esplorasi Terumbu Karang Universitas Bangka Belitung Klik di sini :
Ekspedisi Terumbu Karang (Coral Reef) UBB di Bangka Belitung
Source :
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka