UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
22 April 2009 | 16:29:31 WIB
Menstruasi dan Kekerasan : Pengalaman Universal Kaum Perempuan (Wanita) Dunia
Ditulis Oleh : Admin
Mungkin hanya ada dua pengalaman yang benar-benar dialami secara universal oleh perempuan di seluruh dunia. Menstruasi yang merupakan suatu hal kodrati bagi perempuan sebagai tanda mulai matangnya organ-organ seksualnya dan pengalaman kekerasan atau setidaknya ketakutan mengalami kekerasan. Tampaknya setiap perempuan di dunia ini sedikitnya pernah sekali dua kali mengalaminya baik kekerasan psikologis, fisik, seksual dan atau ekonomi atau sedikitnya ketakutan akan mengalaminya Dan bukankah freedom from fear juga merupakan hak asasi setiap manusia?
Termin kekerasan terhadap perempuan memang dibuat karena tindak kekerasan terhadap perempuan mempunyai karakteristik yang khusus dan berbeda dengan tindak kekerasan secara umum. Kekerasan cenderung terjadi karena terdapat suatu struktur yang tidak seimbang, di mana ada kelompok yang mendominasi dan ada kelompok yang didominasi. Struktur yang tidak seimbang ini sangat rentan akan tindakan penindasan dari yang kuat terhadap yang lemah.
Penindasan seringkali terjadi karena ketimpangan relasi kelas, misalnya dari pihak pemilik modal terhadap buruh, nyonya rumah terhadap pembantu rumah tangga, ibu terhadap anak, kakak terhadap adik, guru terhadap murid, militer terhadap sipil dan sebagainya. Namun kekerasan terhadap perempuan melintasi semua batas-batas kelas tersebut. Faktanya kita kerap menemukan anak laki-laki yang memukul kakak perempuan atau ibunya, pekerja laki-laki yang memperkosa majikan perempuannya. Maka kita dapat menyimpulkan bahwa kekerasan yang terjadi terhadap perempuan tidaklah terjadi karena kesenjangan kelas sosial atau ekonomi. Kekerasan terhadap perempuan terjadi semata untuk satu alasan, karena ia kebetulan tercipta sebagai perempuan.
Kekerasan terhadap perempuan bisa dibedakan menjadi empat macam. Kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi. Kekerasan fisik dalam bentuk pemukulan atau penganiayaan secara fisik. Sementara kekerasan psikologis adalah segala bentuk penghinaan, kata-kata yang merendahkan, ancaman, larangan beraktivitas, cemburu berlebihan, pengaturan cara berpakaian dan segala sesuatu yang menghambat perkembangan dan kebebasan pribadi perempuan. Sedangkan bentuk-bentuk Kekerasan seksual diantaranya adalah pemaksaan melakukan persetubuhan yang tidak dikehendaki yang bisa mengakibatkan kehamilan yang juga tak dikehendaki, pemaksaan gaya atau posisi-posisi berhubungan seks yang tak kita sukai, pemaksaan menggunakan alat-alat kontrasepsi dan lain-lain. Kekerasan ekonomi seperti eksploitasi tenaga kerja perempuan, pemerasan penghasilan yang diperoleh perempuan atau upah buruh yang tidak mengindahkan kepentingan perempuan dan lain sebagainya.
Pada kenyataannya antara satu bentuk kekerasan dan bentuk yang lain dapat menimbulkan efek yang saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, pemukulan secara fisik pasti berakibat buruk terhadap kondisi psikologis si perempuan. Demikian juga sebaliknya, tekanan-tekanan secara psikologis dapat berpengaruh secara langsung terhadap kesehatan fisik perempuan berupa gangguan-gangguan kesehatan, seperti sakit kepala, sesak napas dan sebagainya.
Pengalaman kekerasan dialami oleh perempuan di seluruh dunia dari usia 0 tahun hingga seumur hidup. Kita mengetahui sampai saat ini keluarga di Cina kerap membuang bayinya yang baru lahir ke tong sampah setelah mengetahui bahwa jenis kelamin bayinya adalah perempuan. Bayangkan, bayi yang baru lahir! Dan ia tidak punya dosa apapun kecuali tercipta menjadi perempuan. Perkosaan yang menginjak-injak harga diri dan martabat perempuan terjadi mungkin setiap menit di setiap sudut di seluruh dunia ini. Kekerasan terhadap istri atau pacar dengan dalih cemburu dan atas nama cinta yang seringkali diakhiri dengan pembunuhan. Pemanfaatan dan eksploitasi perasaan cinta kaum perempuan. Pornografi yang sangat mengobjekkan perempuan yang memang dibuat dan diperuntukkan untuk kepentingan laki-laki Sekian banyak kekerasan yang melanda kaum perempuan setiap saat yang membuat kita tak bisa berhenti bertanya, duh Gusti, dunia macam apakah yang kita tempati ini?
Budaya patriarki yang sudah berabad-abad lamanya mengakar pada masyarakat dunia ini sudah terserap dalam hampir seluruh ruang kehidupan umat manusia (kalau tidak ingin menyebut semua). Hukum, adat, norma sosial, ilmu pengetahuan, filsafat, sistem pemerintahan, bahkan agama sekalipun. Nilai-nilai dari budaya patriarki yang mendominasi ini sudah dimapankan menjadi sistem yang mendunia dan bisa jadi merupakan ideologi yang paling banyak pengikutnya.
Marx mendefinisikan ideologi sebagai kesadaran palsu. Sebuah sistem kepercayaan yang dibuat dan bisa dilawankan dengan pengetahuan ilmiah. Ideologi dalam pengertian ini adalah seperangkat kategori yang dibuat di mana kelompok yang berkuasa atau dominan menggunakannya untuk mendominasi kelompok lain yang tidak dominan. Karena kelompok yang dominan mengontrol kelompok lain dengan menggunakan perangkat ideologi yang disebarkan ke dalam masyarakat. Hal ini membuat kelompok yang didominasi melihat hubungan itu tampak natural dan diterima sebagai kebenaran.
Melihat kondisi real masyarakat kita jelaslah bahwa laki-laki adalah kelompok dominan yang mengontrol kelompok lainnya, kaum perempuan. Dominasi laki-laki terhadap perempuan sudah terbentuk secara sedemikian sistematisnya dan sudah berurat berakar dalam kehidupan kita. Hal ini jelas terlihat karena sejauh ini laki-lakilah yang menentukan semua standar dalam kehidupan kita. Standar baik dan buruk, benar dan salah, ilmiah-tidak ilmiah, rasional atau irasional, cantik- tidak cantik. Semua hal yang sesungguhnya masih sangat terbuka untuk diperdebatkan.
Maka mulai sekarang, cobalah mempertanyakan semua nilai-nilai yang selama ini kerap kita yakini sebagai suatu kebenaran, suatu yang dianggap 'sudah dari sananya'
Jangan-jangan itu semua memang hanya kesadaran palsu..
Tag Keyword : Perempuan Wanita Hari Ibu Kartini menulis Penulis Tulisan Artikel
Source : https://bukuterbuka.multiply.com
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka