UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
08 Mei 2009 | 17:32:14 WIB
Sejarah, Silsilah dan Riwayat Penulis naskah Arab Melayu, Haji Batin Sulaiman
Ditulis Oleh : Admin
Dari Kitab karya Syaikh Nuruddin ar-Raniri
Haji Batin Sulaiman nama aslinya Batin Rimbun merupakan nama yang asing dalam nama tokoh-tokoh penyalin naskah kemelayuan di Indonesia, mungkin kebayakan orang tidak pernah mendengar dan bahkan sama sekali tidak mengenal cerita tentangnya. Ia adalah seorang keturunan kebangsaan China asli dengan marga Chao, ayahnya bernama Chao Tungit kemudian masuk Islam disebut Muhallaf dan ibunya bernama Jinah (Rimah) ketuirunan dari Akek Peradong. Ayahnya datang ke Bangka kira-kira tahun 1830-an sebagai pekerja orang Belanda (penjajah) yang mengambil timah di Muntok Bangka, sekarang Kabupaten Bangka Barat yang terkenal dengan lada putihnya hingga mancanegara. Setelah sekian lama menjadi pekerja orang Belanda, ia merasa penting untuk dirinya membebaskan diri dari cengkraman orang Belanda sebagai seorang pendatang dari negeri luar. Akhirnya, diperkirakan tahun 1840-an iapun melarikan diri ke suatu daerah Ibul kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat (sekarang).
Setelah ayahnya (Chau Tungit) meninggal, ibunya kawin dengan Batin Daik di kampong Ibul, cukup diwasa anak tirinya itu (Rimbun) disalinkan jadi Batin yang bernama Rimbun dari kampong Ibul pindak kePeradong jadi Batin di Peradong. Kemudian ia beristrikan penduduk setempat dan memberikan keturunan sebanyak 8 orang, 7 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Waktu itu nama residen Jur Sekap yang tukang rintis jalan tuan seri mahajir ditanah Bangka, ini keturunan guru Nabi Muhammad turun kepada Abu Bakar, turun kepada Abdul Qadir Jailani, turun kepada tuan Syeikh Muhammad Saman, turun kepada Jafar Siddik, turun kepada Sih (Syeikh) Adam bilal Palembang, turun kepada Abdul Somad bilal Palembang, turun kepada Sih (Syeikh) Abdul Sahit bilal Palembang, turun kepada Sih (Syeikh) Hasanudin dari Palembang mengajar ke Muntok. Batin Rimbun (Haji Sulaiman) dari Peradong berguru ke muntok kepada Datok Hasanudin, serta disahkan menjadi guru di kampong-kampong, serta disahkan mendirikan Jumat (mendirikan Shalat Jumat) dari kampong Pal Enam (Air Belo) sampai kampong Tanjung Niur sampai Kelapa.
Kemudian disambung oleh Haji Dullah keliling tanah Bangka. Kenudian Haji Dullah meninggal di kampong Sungai Buluh tahun 1932 M. Ia pun terus memperdalam pengetahuan tentang Islam, hingga datang tiba baginya waktu untuk menurutkan keinginannya. Berangkatlah ia menunaikan ibadah haji kekota Makkah al-Mukarromah dengan melewati transportasi laut, dengan kapal kayu. Pada waktu itu belum ada orang yang berangkat untuk haji dengan menggunakan pesawat terbang. Kurang lebih tiga bulan lamanya perjalanan dari Bangka Indonesia ke kota Makkah, perjalanan yang sangat lama untuk menunaikan ibdaha haji yang merupakan rukun Islam yang kelima. Sampailah rombongan tersebut di kota Makkah. Tak puas setelah selesai menunaikan ibadah haji di kota Makkah, demi untuk mendalami Islam ia pun memutuskan untuk menetap di kota Makkah. Diperkirakan tiga tahunan ia tinggal di kota Makkah belajar dan mendalami Islam, akhirnya tiba waktunya untuk pulang kembali ke tempat peraduan, menemui istri dan anak-anaknya di Bangka desa Peradong. Yang bernama Rimbun setelah pulang dari Mekkah dirubah namanya menjadi Haji Sulaiman. Di desa Peradong, tepatnya di Pekal Bawah[1] ia mulai menyebarkan ilmunya yang diperoleh dari tanah suci Makkah tersebut..
Salah satu muridnya yang penulis dapat dari cerita tokoh agama dusun Menggarau, desa Peradong adalah Kek Pii (Peradong), Kek Klares (Peradong), Kek Yasir dan Abdurahim (masyarakat asli di kecamatan Simpang Teritip) dan lainnya.
Sekian tahun lamanya ia berkutat dalam memberikan ilmunya kepada murid dan msyarakat setempat, ia menulis naskah salinan dari kitab karya Syaikh Nuruddin ar-Raniri yang bernama Asroru al-Insan. Naskah tersebut tidak diketahui tempat penyelesaannya, hanya diterangkan pada hari Sabtu pukul 12 siang, tanggal 14 Rabiul Awwal 1454 H/1932M. Penulis hanya bisa menemukan satu buah naskah hasil tulisan beliau, yang masih menggunakan lembaran kertas tempo dulu dan memakai tinta asli cina dengan warna tulisan merah untuk tulisan arab asli (arab gundul) dan hitam untuk tulisan arab melayu (terjemahan/penjelasannya).
Begitulah perjalanan hidup Haji Batin Sulaiman yang penulis ketahui dari sumber-sumber yang didapat. Menurut pengetahuan penulis, beliau adalah salah satu penulis naskah yang ada di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, selain Syaikh Abdurrahman Sidiik dan lain-lain. Ia wafat diperkirakan tahun 1920-an di Desa Peradong. Mudah-mudahan dengan jalan ini ada para pecinta tokoh-tokoh kesejarahan yang ingin mengetahui dan meneliti lebih lanjut. Wallahu alam.
Silsilah keturunan Batin Rimbun (Haji Batin Sulaiman)
Akek Peradong : I beranak bernama Jinah perempuan (Rimah)
Jinah kawin dengan muholap (muhallaf) bernama Chau Tungit beranak bernama Rimbun. Mati bapaknya (Chau Tungit), ibunya kawin dengan Batin Daik di kampong Ibul, cukup diwasa anak tirinya itu (Rimbun) disalinkan jadi Batin yang bernama Rimbun dari kampong Ibul pindak kePeradong jadi Batin di Peradong.
Waktu itu nama residen Jur Sekap yang tukang rintis jalan tuan seri mahajir ditanah Bangka, ini keturunan guru Nabi Muhammad turun kepada Abu Bakar, turun kepada Abdul Qadir Jailani, turun kepada tuan Syeikh Muhammad Saman, turun kepada Jafar Siddik, turun kepada Sih (Syeikh) Adam bilal Palembang, turun kepada Abdul Somad bilal Palembang, turun kepada Sih (Syeikh) Abdul Sahit bilal Palembang, turun kepada Sih (Syeikh) Hasanudin dari Palembang mengajar ke Muntok.
Batin Rimbun dari Peradong berguru ke muntok kepada Datok Hasanudin, serta disahkan menjadi guru di kampong-kampong, serta disahkan mendirikan Jumat (mendirikan Shalat Jumat) dari kampong Pal Enam (Air Belo) sampai kampong Tanjung Niur sampai Kelapa. Disambung oleh Haji Dullah keliling tanah Bangka.
Kemudian Haji Dullah meninggal di kampong Sungai Buluh tahun 1932 M.
Yang bernam Rimbun setelah pulang dari Mekkah dirubah namanya menjadi Haji Sulaiman.
Sambungan yang menjadi guru (setelah Haji Sulaiman):
- Djidin kampong Ibul
- Teret kampong Ibul
- Djidan kampong Teritip
- Aman kampong Peradong
- Lipung kampong Pangek
- Rinda Pr kampong Peradong
- Samah kampong Mayang
- Wahab kampong Mayang
- Dirun kampong Berang sampai naik haji
- Ketak kampong Pelangas
- Amat kampong Kacung
Anak Haji Sulaiman dengan Mariam :
- 1 Wahab
- Siti Tegek Perempuan
- Siti Lewet
- Siti Rinda
- Siti Limah
- Siti Aisah
- Siti Midah
- Siti Raniah
Salinan Akek Arpai Peradong 1980
Cucu Haji Sulaiman semuanya 64 orang.
[1] Nama tempat ia mengajarkan dan menyebarluaskan ilmunya, sekarang tempat perkuburan Dusun Menggarau, termasuk makam beliau.
Tag Keyword : Sejarah Adat Budaya Culture Silsilah Tokoh Haji Batin Sulaiman Penulis naskah Arab Melayu Bangka Belitung Mentok Muntok BaBel
Written By : Suryan (Sekretaris Karang Taruna Peradong 2007-2012 dan Anggota HMI Babel)
Email : mia_aza@yahoo.com
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka