UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
18 Mei 2009 | 13:46:03 WIB
Hello Effect : Teknik Pencitraan Diri
Ditulis Oleh : Admin
Setiap manusia dalam berinteraksi tidak lepas dari tindakan saling menilai satu sama lain.Penilaian yang diberikan terkadang bersifat obyektif dan rasional, namun tidak jarang pula penilaian itu diberikan secara subyektif dan irrasional. Banyak faktor yang biasa dijadikan landasan dalam penilaian-penilaian ini, baik itu penilaian yang obyektif maupun penilaian yang subyektif. Salah satu yang menjadi sangat berpengaruh dalam penilaian yang bersifatsubyektif adalah apa yang biasa kita kenal dengan istilah Hello Effect.
Apa yang dimaksud dengan Hello Effect ?
Hello Effect adalah bias sistematik dalam penilaian terhadap suatu subyek, yang terjadi karena melakukan generalisasi dari satu aspek penilaian sehingga mempengaruhi seluruh aspek penilaian. Hello Effect biasanya terjadi pada saat pertemuan pertama. Terjadinya Hello Effect dikarenakan cara berpikir individu yang cenderung membuat kategorisasi-kategorisasi mengenai sifat manusia, yaitu kategorisasi sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk.
Percobaan menarik pernah dilakukan Harold Kelley pada tahun 1950. Ia menuliskan dua daftar kata sifat yang menggambarkan dosen tamu yang akan mengajar para mahasiswa yang menjadi objek penelitiannya.
Dua daftar kata itu adalah :
- Orang yang sinis, rajin, kritis, praktis dan teguh pendirian
- Orang yang ramah, rajin, kritis, praktis dan teguh pendirian
Hasilnya, para mahasiswa yang membaca daftar A memiliki kesan sangat buruk tentang sang dosen tamu, jauh sekali bila dibandingkan dengan para mahasiswa yang membaca daftar B, padahal seperti yang kita lihat, kata-katanya identik kecuali kata pertamanya. Begitu kita membaca kata pertama, semua kata lainnya tersaring melalui persepsi awal kita tentang dosen tamu ini, yaitu sinis atau ramah.
Percobaan menarik lainnya pernah dilakukan oleh tiga serangkai T.Higgins, WS. Rholes dan CR. Jones. Mereka membagi dua kumpulan obyek penelitian. Obyek penelitian pertama, sebelum dipertemukan dengan seseorang diperdengarkan kata-kata : sembrono, angkuh, suka menyendiri dan keras kepala. Sedangkan kelompok obyek penelitian yang lain diperdengarkan kata-kata : petualang, percaya diri, mandiri dan gigih.
Hasilnya, obyek penelitian yang diperdengarkan deretan kata-kata positif akan memandang orang yang akan dipertemukan dengan mereka sebagai orang dengan karakter positif, dan sebaliknya obyek penelitian yang diperdengarkan kata-kata negatif akan memandang orang yang akan dipertemukan dengan mereka sebagaiorang dengan karakter negatif. Walaupun kata-kata ini tidak ada hubungannya dengan orang yang akan dipertemukan, akan tetapi karena kata-kata itu beserta maknanya secara tidak sadar telah masuk ke dalam benak para obyek penelitian, dan akhirnya diasosiasikan dengan orang yang ditemuinya kemudian.
Jadi jika Anda ingin bertemu seseorang dan membuat kesan pertama yang mengagumkan,tanamkanlah kata-kata positif pada orang itu sebelum Anda menemuinya, melalui cara apapun. Seperti hal nya seorang pembicara publik yang dalam penampilannya selalu didahului dengan musik dan prolog kata-kata positif oleh pembawa acara yang dapat membantu sang pembicara menemui audiens dengan kesan yang positif. Sedemikian besarnya pengaruh kesan pertama, membuat perusahaan-perusahaan yang peduli pada citra perusahaan selalu memaksimalkan desain kantor bagian depannya menjadi menakjubkan untuk mengaitkannya dengan kondisi kantor secara keseluruhan.
Selain itu, hal penting yang tidak boleh dilupakan saat menemui seseorang adalah Senyum. Sebuah senyuman mengandung empat hal penting yaitu : kepercayaan diri, kebahagiaan, antusiasme dan penerimaan terhadap orang lain. Orang tersenyum dianggap percaya diri karena ketika seseorang gugup atau tidak yakin pada diri sendiri maka kecenderungannya adalah tidak tersenyum. Senyum menunjukkan kebahagiaan, sudah pasti.
Dan kecenderungan manusia akan menyukai orang-orang yang bahagia. Senyuman menunjukkan antusiasme karena senyuman menunjukkan bahwa kita senang bertemu dengannya, kita memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu dengannya dan ia akan menganggap kita tertarik dengan hal-hal yang akan dibicarakan kemudian.
Dan terakhir, senyum menunjukkan penerimaan kita terhadap orang lain, karena dengan senyum berarti kita bahagia menerima kehadirannya dihadapan kita.
Bahasa tubuh juga tak kalah penting untuk diperhatikan. Tangan terbuka, wajah dan tubuh menghadap lurus kepada orang yang sedang berbicara adalah bahasa tubuh dasar yang penting dalam sebuah komunikasi.
Tangan tertutup atau menyilang mengisyaratkan penolakan atau proses defensif. Sedangkan wajah dan posisi tubuh tidak berhadapan lurus menandakan kita tidak fokus dan cenderung mengabaikan keberadaan orang yang kita ajak berbicara.
Namun, dibalik semua bahasa tubuh itu, satu hal yang penting untuk diingat adalah selalu berpikir positif kepada siapapun yang kita temui akan memperlihatkan suatu hal yang positif dalam tampilan diri kita dimata orang yang kita temui.
Written By : Catur Suryopriyanto, Trainer & Motivator
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka