UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
18 Februari 2010 | 20:04:33 WIB
KEBERADAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH, PERLUKAH ?
Ditulis Oleh : Admin
Perpustakaan sekolah misalnya, merupakan sarana yang melayani siswa, guru dan karyawan dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum sekolah.
Sebagai sebuah sarana penunjang, perpustakaan sekolah tentu diharapkan dapat dikelola oleh orang orang yang terampil (Pustakawan), agar kegiatan yang berlangsung didalamnya dapat berjalan dengan baik.
Didalam Undang Undang No. 43 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (8) menyebutkan bahwa Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan / atau pelatihan Kepustakawanan. Pustakawan sekolah sendiri merupakan tenaga kependidikan berkualifikasi serta professional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah. Pustakawan sekolah juga harus bisa menjawab kenyataan, bahwa perpustakaan Sekolah bukanlah tempat penyimpanan buku semata, tetapi sebagai pusat ilmu pengetahuan yang terdiri dari berbagai jenis koleksi bahan bacaan.
Beberapa minggu yang lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah menyatakan, bahwa sekarang ini Indonesia masih kekurangan tenaga Pustakawan Sekolah. Di lain kesempatan direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) menyatakan, jumlah sekolah di Indonesia saat ini sekitar 250 ribu unit, dengan 23 ribu diantaranya sudah memiliki perpustakaan dan 21 ribu memiliki tenaga perpustakaan. Tetapi tenaga perpustakaan yang menjadi bagian fungsional dari perpustakaan atau berprofesi sebagai Pustakawan hanya berjumlah 221 orang. (www.mediaindonesia.com)
Memang kenyataan sekarang ini, tidak seluruh sekolah di Indonesia memiliki tenaga Pustakawan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), hal ini mungkin disebabkan oleh jumlah lulusan Ahlimadya maupun Sarjana bidang perpustakaan sangat sedikit. Bisa juga karena masalah gaji yang diterima per bulannya terlalu kecil dan tidak sesuai dengan keahlian mereka. Sehingga para pustakawan lebih memilih bekerja diluar jalur mereka sendiri.
Akibatnya, Perpustakaan sekolah banyak dikelola oleh tenaga Tata Usaha (TU) dan guru yang merangkap sebagai Pustakawan atau biasa disebut Guru Pustakawan. Memang tidak salah jika pihak sekolah menyerahkan tanggung jawab pengelolaan perpustakaan sekolah kepada yang bukan ahlinya, mungkin karena keterbatasan dana dan minimnya koleksi perpustakaan yang dimiliki, sehingga diambil kesimpulan biar pekerjaannya dirangkap saja oleh guru dan tenaga tata usaha.
Tetapi dilain pihak, sekolah juga harus mencari suatu terobosan mengenai masalah ini, agar kedepan perpustakaan yang bernaung dibawah sekolah tersebut menjadi maju. Karena bagaimanapun juga peran pustakawan dalam mengelola sebuah perpustakaan yang ada di sekolah mutlak diperlukan. Seorang pustakawan sekolah dituntut untuk mampu berfikir arif agar dapat mengembangkan perpustakaan sekolah yang dikelolanya.
Berikut dapat dijelaskan sedikit mengenai apa sebenarya fungsi Perpustakaan sekolah itu :
- Membantu siswa untuk memperjelas dan memperluas pengetahuan pada setiap bidang studi. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai semacam laboratorium yang sesuai dengan tujuan didalam kurikulum.
- Sebagai sumber kegiatan belajar mengajar, yaitu membantu program pendidikan dan pengajaran sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam kurikulum. Mengembangkan kemampuan anak menggunakan informasi. Bagi guru, perpustakaan merupakan tempat untuk membantu guru dalam mengajar dan memperluas pengetahuan.
- Mengembangkan minat dan budaya membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri.
- Membantu siswa dalam mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya.
- Membiasakan siswa untuk mencari informasi di perpustakaan. Kemahiran siswa untuk mencari informasi di perpustakaan akan menolongnya untuk mampu belajar secara mandiri dan memperlancar dalam mengikuti pelajaran selanjutnya.
- Merupakan tempat untuk mendapatkan bahan rekreasi sehat. Melalui buku buku bacaan yang sesuai dengan umur dan tingkat kecerdasan siswa.
- Memperluas kesempatan belajar bagi siswa.(wijayanti :2008)
Perpustakan Moderen.
Moderensiasi perpustakaan sekolah dengan menggunakan teknologi informasi, merupakan sebuah langkah yang membutuhkan banyak dukungan dari berbagai kalangan. Karena memang sarana pendukung yang dibutuhkan sangat banyak, seperti: komputer, program IT untuk pengelolaan perpustakaan, beragam koleksi digital, fasilitas internet dan tenaga pendukung . tentunya semua ini membutuhkan dukungan moril dan materil dari semua kalangan. Bila sistem ini dapat diterapkan, tentu akan sangat membantu pekerjaan yang dilakukan di perpustakaan tersebut, seperti :
- Dapat mempermudah temu kembali koleksi dengan cepat dan tepat.
- Waktu yang dibutukan lebih efisien.
- Dapat meningkatkan mutu pekerjaan.
- Ketepatan terhadap hasil pekerjaan dapat mudah dikontrol.
- Dengan adanya fasilitas internet, pustakawan dapat membantu para siswa dalam mencari informasi baik berupa buku maupun koleksi lain yang terdapat dibeberapa situs pendidikan.
Dengan adanya sarana ini, diharapkan para pengunjung perpustakaan akan mendapatkan ketenangan dengan suasana yang berbeda. Misalnya dalam hal peminjaman, para siswa tidak harus menunggu lama ketika melakukan proses peminjaman koleksi karena sudah menggunakan sistem komputerisasi.
Terkadang memang, para siswa lebih menemukan kenyamanan belajar dilingkungan sekolah dari pada diluar sekolah. Ada kemungkinan para siswa disaat belajar diluar sekolah merasa terganggu dengan lingkungan sekitar, misalnya dirumah, ketika mau belajar diganggu oleh adik, terpengaruh dengan menonton TV, ketiduran disaat belajar, sehingga mengakibatkan siswa yang bersangkutan menjadi malas.
Untuk itu, pemanfaatan sarana penunjang seperti Perpustakaan Sekolah mutlak diperlukan oleh para siswa. ada sedikit saran agar perpustakaan sekolah dapat menambah jam pelayanannya sehabis jam sekolah selesai. Agar para siswa yang ingin belajar secara mandiri atau kelompok, mimiliki waktu santai dalam belajar tanpa harus dibayangi dengan rasa cemas disaat jam pelajaran harus berkunjung ke perpustakaan.
Written By : Muktamarudin Fahmi, A.Md
Pustakawan Universitas Bangka Belitung
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka