UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
09 Juni 2010 | 13:35:02 WIB
Mengajar dan Belajar dengan Hati
Ditulis Oleh : Admin
Pada saat-saat awal belajar menjadi pengajar, saya berusaha menerapkan prinsip-prinsip dan etika akademik yang pernah saya pelajari. Disiplin pribadi, ketepatan dan semangat dalam pengerjaan setiap tugas, berani menghadapi tantangan (seberat apapun), kesatria (tidak mundur sebelum perang ditempuh), jujur, terbuka terhadap kritik, dan sikap-sikap lain yang mendukung keberhasilan siswa dalam hidupnya.
Hingga sewindu pertama, strategi tersebut relatif masih ampuh; meskipun saya dinilai sebagai dosen yang galak. Siswa yang terlambat hadir atau terlambat mengumpulkan tugas, sudah pasti akan mendapatkan sanksi. Siswa yang ikut asistensi tanpa memperlihatkan kemajuan sesuai dengan yang diminta, tidak lepas dari teguran (tentu saja ditujukan untuk menyemangati yang bersangkutan). Paling tidak, hingga saat itu prinsip-prinsip tersebut menurut saya berhasil mendorong sebagian besar mahasiswa lulus dengan hasil yang baik (bahkan sangat baik). Tentu saja, sebagian besar mahasiswa baru menyadari mereka lulus.
Sejak sekitar tahun 2000an, saya merasakan perubahan karakter mahasiswa secara mendasar. Dalam rapat-rapat staf di prodi pun, muncul berbagai keluhan dari hampir seluruh dosen. Sebagian besar menggarisbawahi kondisi mahasiswa yang kurang disiplin, daya juang yang lemah, tidak tekun, tidak dapat mengelola diri dan waktu, serta sikap lain yang diperlukan bagi siswa yang mandiri.
Sebagian besar prinsip yang saya yakini sejak kecil dan telah diterapkan selama sekitar 10 tahun, mulai saat itu tampak tidak berlaku. Berbagai peristiwa datang silih berganti yang justru menjadi bumerang. Saya terlihat menjadi berlebihan, dinilai bersikap terlalu keras, cerewet, dan mencapaipuncaknya ketika saya merasa tidak match lagi dengan situasi ini. 4 (empat) kali saya berpikir untuk mengundurkan diri dari ITB...
Kegalauan hati selama lebih dari sewindu, pada suatu ketika berubah HANYA dengan mengubah sebuah premis
Semula saya selalu berpikir; mahasiswa SEHARUSNYA sudah memiliki sikap ini dan itu, saat ini saya melihat fakta APA ADANYA dan berusaha membawa mereka pada sikap-sikap yang tetap saya yakini sebagai sebuah sikap yang perlu ditanamkan (seperti telah dijelaskan dimuka). Saya menyadari, bahwa situasi global dunia yang sudah berubah, sangat berpengaruh terhadap alam bawah sadar mereka (juga kita). Dunia yang serba instan, serba cepat, serba di permukaan, serta virtual, dan bahkan mungkin suatu ketika akan melewati batas-batas ambangnya...
Saat itu, hati sya yang semula MEMPERTANYAKAN, baru sadar... dan berubah menjadi perasaan iba dengan situasi yang dialami mahasiswa saat ini. Situasi dan keseharian yang mereka jalani jauh lebih kompleks. Kehidupan keseharian yang mereka hadapi juga pasti sudah membuat mereka bingung jika tanpa bimbingan. Kita harus berempati terlebih dahulu terhadap kondisi mereka (yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya) dan berusaha menjadi pendengar yang baik sert memberikan ruang lebih banyak untuk kesabaran.
Pernahkah kita menduga, satu kritik pedas bisa membuat mahasiswa pindah prodi bahkan mengundurkan diri dari ITB? Pernahkah terbyangkan, perasaan stress karena ketika SMU selalu menjadi juara kelas dan setelah di ITB menjadi orang yang biasa - membuat seorang siswa menggunduli rambutnya? Yang lebih spektakuler adalah mahasiswa yang nekat hendak memotong nadinya karena tidak athu lagi untuk tujuan apa dia berada di dunia ini.
Namun sebaliknya, kita mungkin tidak juga menyangka bahwa suatu pertemuan singkat yang bermakna mampu membuat mahasiswa lolos dari jeratan putus sekolah. Kita bahkan mungkin tidak menyadari bahwa sebuah sapaan lembut membuat ketakutan mahasiswa lenyap saat sidang akhir yang menegangkan. Sebuah pujian bagi mahasiswa yang sedang berada di titik nadir, mungkin akan dikenang selama hidupnya. Sungguh indah dan betapa berartinya tindak tanduk dan ucapan..........sekecil apapun.
Setelah ini diterapkan, hari-hari yang semula menegangkan, kini menjadi jauh lebih dapat dinikmati. Saya justru banyak belajar dari mereka; bukan tentang substansi ilmu Arsitektur-nya, melainkan ilmu tentang kehidupan masa kini yang sudah jauh lebih kompleks...
Ketika pikiran dan hati kita MAU BERUBAH, informasi datang silih berganti; termasuk hadirnya pengetahuan-pengetahuan tentang LCE, brain-based-learning, juga film Laskar Pelangi yang menekankan pentingnya mengajar (dan belajar) dengan hati. Karena (mungkin) memang inilah jalan kita untuk berhikmat kepada semesta...
To Teach is To Hope
Mary Shaughnessy
To teach is to hope...
That one day a child will know
The meaning of confindence
And be able to touch other lives...
To teach is to pray...
That these newly brave souls will use their talents
To better the world,
instead of just themselves.
To teach is to feel...
That not all the hurts of those in our care
can be healed
But they can be soothed
by, Dhian D. (ITB lectures, awal februari 2010, tulisan ini mengingatkan diriku ketika menjadi seorang guru, bahwa mengajar dgn hati dan semata2 krn-Nya, subhanallah hasilnya begitu menakjubkan, trims buat ibu Dhian atas pencerahannya smg bermanfaat utk para pengajar)
Source : https://rustinah.multiply.com
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka