UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
23 Agustus 2010 | 12:35:42 WIB
Adaptasi Tanaman di Lahan Terganggu dan Tidak Terganggu
Ditulis Oleh : Fitri dan Siti Aminah
Tabel 1. Hasil pengukuran pertumbuhan tanaman ubak dan ara di lahan terganggu (TB 29 Riding Panjang pada tanah berpasir) dan tidak terganggu (Sungailiat)
Menurut lskandar dan Subagyo (1993) dalam Yani (2005) sifat fisik kimia tailing yang merugikan adalah tingginya konsentrasi logam berat, tingginya daya pantul sinar atas daya absobsi panas dalam tailing berwarna terang atau gelap yang menyebabkan terjadinya ketegangan fisik pada turnbuhan, dan kerusakan fisik karena fraksi pasir sangat dominan.
Berdasarkan hasil pengukuran tanaman yakni ubak (Syzygium racemosum Blume) dan Ara (Ficus spp.) pada lahan terganggu dan tidak terganggu secara umum dapat dikatakan bahwa pertumbuhan pada lahan tidak terganggu lebih baik dibandingkan lahan terganggu. Pertumbuhan tanaman pada lahan terganggu kurang baik diduga karena rendahnya kesuburan tanah akibat adanya proses penimbunan tanah di mana lapisan tanah yang awalnya subur (top soil) berada di bawah sedangkan lapisan tanah yang tidak subur berada di atas.
Pertumbuhan tanaman yang kurang baik pada lahan terganggu dapat juga dipengaruhi logam-logam berat karena biasanya Cu, Al, Zn dan Fe pada lahan penambangan menjadi meningkat. Kandungan logam berat tersebut sangat toksik dan membahayakan pertumbuhan tanaman (Pattimahu 2004). Pengaruh langsung Al adalah melalui penghambatan pembelahan sel pada ujung akar sehingga fungsi akar dalam menyerap air dan hara menjadi terganggu (Foy 1988) dalam Hariah dkk. Tanpa tahun.
Pertumbuhan tanaman di lahan tidak terganggu lebih baik karena lahan tidak tersebut tidak mengalami perubahan fisik dan kimia. Sehingga kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman bagi pertumbuhan dan perkembangannya tetap tercukupi. Salah satu faktor lingkungan tumbuh yang penting bagi pertumbuhan tanaman adalah ketersediaan unsur hara. Adanya bahan penunjang pertumbuhan yang baik akan meningkatkan respon tanaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan tanaman. (Budairto et al 2006 dalam Khodijah 2008).
Berdasarkan pengukuran rata-rata luas daun, baik daun ubak maupun ara dilahan terganggu luas daunnya lebih kecil dari pada di lahan tidak terganggu. Diduga lahan terganggu kekurangan air. Adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan mengakibatkan perubahan pertumbuhan tanaman, penurunan luas daun, peningkatan ratio akar-tajuk, sensitivitas stomata, penurunan laju fotosintesis, serta perubahan ekspresi (Sinaga, 2008) dalam Anonim 2009.
Sistem perakaran yang baik memungkinkan tanaman mendapatkan air dan nutrisi untuk fotosintesis dalam jumlah yang cukup karena kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap. Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan perpanjangan akar, kedalaman penetrasi dan diameter akar (Haryati, 2006) dalam Anonim 2009. Laju pemanjangan akar dipengaruhi oleh faktor internal, seperti pasokan fotosintat dari daun dan faktor lingkungan antara lain suhu dan kandungan air tanah (Lakitan, 1995).
Pada tanah masam, penghambat utama pertumbuhan akar adalah tingginya konsentrasi Al di lapisan bawah (Hairiah et al., 2000) dalam Hariah tanpa tahun. Hasil pengukuran akar, di lahan terganggu akar yang terpanjang adalah akar horizontal sedangkan di lahan tidak terganggu yang terpanjang adalah akar vertikal. Dangkalnya sistem perakaran tanaman diduga respon lokal dari akar tanaman, dengan memilih tempat yang menguntungkan (dalam hal ini misalnya kaya unsur P di lapisan atas) atau dengan menghindari tempat yang beracun di lapisan bawah (Hairiah et al., 1995) dalam Hariah Tanpa tahun.
Terjadinya hambatan media (tanah) pertumbuhan tanaman akan diikuti oleh penurunan nisbah tajuk dan akar (Hairiah et al., 2000). Hasil pengukuran berat tajuk/akar di lahan terganggu baik tanaman Ubak maupun tanaman Ara. Berat akar lebih tinggi daripada berat tajuk, sedangkan di lahan tidak terganggu berat tajuk lebih tinggi daripada berat akar. Tiap tanaman mempunyai karakter hubungan antara tajuk dan akar. Homeostasis tajuk dan akar merupakan upaya organ tanaman tersebut mempertahankan keseimbangan fisiologis, sehingga masing-masing organ tanaman dapat melakukan fungsinya secara normal. Hormon berperan dalam menjaga keseimbangan tajuk dan akar.
Pertumbuhan akar akan memacu pertumbuhan tajuk karena adanya sifat homeostasis untuk menjaga keseimbangan akar dan tajuk. Besarnya rasio tajuk/akar tergantung spesies, umur, kondisi lingkungan dan saat musim tumbuh. Rasio tajuk/akar meningkat, sebab distribusi asimilat lebih banyak ke arah pertumbuhan tajuk (Klepper, 1991). Rendahnya rasio bobot tajuk/akar disebabkan asimilat hanya ditranslokasikan ke daun dan akar. dalam Ramdan 2004.***
Oleh Fitri dan Siti Aminah
Mahasiswi Prodi Biologi FPPB
Universitas Bangka Belitung 2010
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka