UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
04 Januari 2012 | 07:53:25 WIB
Madu Pelawan Potensi Ekonomi Kreatif Babel Masa Depan
Ditulis Oleh : Darus Altin
Hal ini jelas terjadi pengurangan dan kesulitan bagi peramu madu tersebut. Semakin seringnya penebangan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit dan penambangan bijih timah mengakibatkan banyak pohon kayu pelawan yang bunganya merupakan makanan bagi lebah mulai punah. Ketergantungan terhadap alam semakin hari tentunya semakin berkurang. Apalagi menurut sebuah informasi (Kompas.com) bahwasannya madu lebah pelawan berasal dari sarang lebah yang bersarang di sejumlah pohon besar di sekitar perkampungan dan waktu memanennya hanya sekali dalam setahun yaitu pada bulan Mei setiap tahunnya.
Madu pelawan tentunya mustahil untuk tidak menjadi atau dijadikan salah satu sektor perekonomian alternatif bagi masyarakat. Selain harga jual yang tinggi (125 ribu per botol sirup), madu pelawan yang mempunyai rasa pahit, atau sering kita sebut "madu pahit" ini dapat dapat mengurangi nafsu makan secara alami (baik untuk diet), tidak menjadikan tubuh lemah atau lesu. Bahkan lebih bersemangat untuk beraktivitas tanpa merasa capek. Tidur menjadi berkualitas apalagi untuk seorang yang pekerja keras (hardworker). Selain itu, khasiat madu pelawan sudah terbukti dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti ginjal, darah tinggi, darah rendah, gangguan pada lambung, lemah syahwat, kencing manis dan menetralisir racun makanan yang bersarang di dalam tubuh.
Jika kita melihat dan merenungkan manfaat-manfaat yang ada dari khasiat madu pahit (madu pelawan) tersebut, tentunya menjadi dilematis dengan kerusakan alam yang terjadi yang mana mayoritas madu ini diperoleh dari hutan liar. Apalagi, kawasan Bangka Belitung memang mayoritas adalah hutan liar yang masih alami dan banyak yang belum dimanfaatkan.
Dari renungan ini, memang apa yang kita miliki banyak yang belum maksimal dikelola dengan baik dan terkesan hanya setengah-setengah. Hal ini merupakan Pekerjaan Rumah (PR) semua pihak, pemerintah sebagai fasilitator, perguruan tinggi sebagai ladang tempat menggarap dan memikirkan untuk mengelola budidaya madu pelawan ini, yang mana selama ini kita hanya tahu bahwa madu tersebut punya Bangka Belitung tetapi hanya sekedar punya dan terkesan mengawang-awang.
Dari awang-awang inilah tanpa salah kita berupaya untuk menganggap dan menjadikan sebuah solusi yang dapat dikembangkan sebagai salah satu pendobrak dan pendorong bagi tumbuhnya sentra ekonomi kreatif untuk Babel ke depan. Maraknya masyarakat tumbuh dan berpikir secara ekonomi, tentunya kesejahteraan yang akan tercapai. Bukan sesuatu bayangan yang hanya hilang tanpa membekas jika kita tidak belajar dari "bayangan" tersebut.
Masyarakat Bangka Belitung, selama ini menganggap bahwasannya kita hanya memandang madu pelawan tersebut hanya menjadi konsumsi dan sentra ekonomi untuk orang-orang tertentu. Apa yang kita sebut Perguruan Tinggi sebagai tempat menampung segala ide tentunya juga berusaha bagaimana ide tersebut menjadi suatu keharusan untuk direalisasikan lebih lanjut.
Tulisan ini hanya mengetuk pintu hati kita sebagai pemikir yang mana pemikiran tersebut akan menjadi suatu penggugah dan Pilot Project bagi masyarakat. Apakah ini merupakan keniscayaan kita mewujudkan seperti Judul tulisan di atas? Kita berpikir, kita berbuat dan kita membenarkannya. Semoga...
Penulis : Darus Altin
Dosen FE UBB
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka