UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
29 Juli 2008 | 07:11:16 WIB
ADA APA DENGAN KANTUNG PLASTIK ?
Ditulis Oleh : A. Wahyu CP, ST, M.Sc
Di San Francisco (AS), toko & supermarket yang masih menyediakan kantung plastik dikenakan denda $100 (hampir Rp 1 juta) untuk pelanggaran pertama kali, dan meningkat denda $200 untuk pelanggaran berikutnya dan jika masih melanggar dikenanakan denda $500. Di Australia, toko-toko menjual green bags seharga satu dollar saja namun bisa dipakai berkali-kali. Di Perancis, supermarket (seperti Carrefour) memaksa konsumennya untuk membeli plastik yang dapat dipakai berulang (reusable plastic) dan Tas kain non-tenun (non-woven bags). Di Inggris, beberapa toko besar (seperti Tesco dengan Green Bag Scheme) memberi discount khusus senilai 1-4 Poundsterling bagi pembeli yang membawa sendiri Tas dari rumah.
Apa Dosa Kantung Plastik sehingga harus dikurangi pemakaiannya
Kantung plastik tergolong barang s eka li pakai (disposable; single-use plastic shopping bags) sehingga memperbanyak Sampah. Kalau kita belanja bulanan di supermarket, sekali belanja kita akan dih adi ahi paling sedikit 4 kantung plastik dalam berbagai ukuran. Jakarta menghasilkan sekitar 6.000 ton sampah setiap hari, yang lebih dari setengahnya adalah sampah non-organik terutama plastik dan kertas. Sampah kantong plastik yang dibuang di Jakarta dapat menutupi 2600 lapangan sepakbola. Sampah plastik Baru bisa terurai di alam (biodegradable) dalam waktu 500 - 1.000 tahun, sehingga jika tercecer di tanah akan merusak lingkungan (menghambat peresapan air yang menyebabkan banjir dan merusak kesuburan tanah).
Pemerintah Bangladesh melarang kantung plastik karena dianggap sebagai penyebab banjir karena menyumbat saluran pembuangan air di musim hujan. Sekitar 3% plastik di dunia berakhir sebagai sampah yang terapung-apung di permukaan air, termasuk di laut yang menyebabkan kematian banyak ikan paus dan penyu karena sampah plastik tersangkut di pencernaan mereka. Hanya 1% saja Kantung plastik bekas yang dapat didaur ulang, terutama karena sulitnya memilah berbagai jenis plastik yang digunakan dan tak sebandingnya biaya recycle dengan harga jual produk recycle, sehingga hampir semua kantung plastik tinggal menjadi sampah. Pemulung saja ogah ambil sampah kantung plastik ! Untuk memproduksi plastik, setiap satu tahunnya diperlukan 12 juta barel minyak yang menghasilkan emisi gas rumah kaca perusak lapisan ozon (ditambah lagi sekarang terjadi krisis minyak yang mengakibatkan melambungnya harga BBM)
Bhutan, negara kecil di pegunungan Himalaya (di Asia Tengah dekat India ) dalam Peringkat Kebahagiaan Dunia dinyatakan sebagai negara berkembang yang penduduknya paling berbahagia di dunia. Pemerintah Bhutan melarang Kantung Plastik dan Rokok karena memandang produk itu membuat warganya tidak bahagia.
Apa yang Bisa Kita Lakukan
Bantu selamatkan bumi dengan membawa Tas sendiri saat berbelanja ke supermarket atau ke pasar tradisional (Ingatlah kebiasaan baik dari Ibu atau Nenek kita yang dulu ketika berbelanja ke pasar tradi sional, selalu membawa sendiri Tas Belanja dari rumah). Sebaiknya gunakan Tas Ramah Lingkungan yang terbuat dari bahan kain yang dapat didaur-ulang ( Seperti Tas Belanja Ramah-Lingkungan "Lestari Lingkunganku"). Kini mulai tersedia Kantung Plastik Ramah Lingkungan (Bio-Degradable Plastic Bag) yang terbuat dari tepung singkong (maizena) dan dapat terurai 6 bulan sampai 5 tahun (bandingkan dengan plastik biasa yang baru terurai setelah 500 - 1.000 tahun). Namun ketersediaannya masih terbatas dan masih mahal (Rp. 1.000 per lembar). Bawalah selalu Tas Ramah Lingkungan itu (di mobil atau di motor) sehingga selalu tersedia kapanpun Anda membutuhkannya. J adi tidak alasan, Anda terpaksa menerima kantung plastik. Jika hanya membeli sedikit, mulailah mau/berani menolak pemberian kantung plastik dari toko dan masukkan barang belanjaan ke dalam tas Anda. Ingat, kantung kresek adalah bonus yang tak berguna.
Kurangi penggunaan kantong plastik kresek SEKARANG JUGA. Jika belum dapat menghentikan secara total, lakukanlah secara bertahap, misalnya hanya untuk digunakan untuk membuang sampah di tempat sampah (menj adi plastik sampah / trash bags). Jangan jadi penimbun dan kolektor kantung plastik tak terpakai yang memenuhi rumah Anda. Segera enyahkan dari rumah alias cuci gudang. Anjurkan keluarga, teman, dan tetangga untuk mengurangi pemakaian kantung plastik, dengan menjelaskan bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Jadilah agen penyelamat lingkungan.
Lalu dikemanakan kantung plastik yang masih saya simpan
Daripada dibuang merusak lingkungan, maka sumbangkan saja ke Program Daur Ulang Tzu Chi bersama-sama sumbangan sampah daur ulang lain (kertas, botol, kaleng, dll). Biarlah Depo Daur Ulang yang akan membereskan masalah sampah kantung plastik Anda. Dengan berbuat ini, Anda mendapat manfaat ganda, yaitu : Turut peduli lingkungan, dengan tidak mewariskan sampah plastik perusak lingkungan, Berbuat amal kebajikan karena hasil daur ulang Tzu Chi digunakan untuk kegiatan sosial (pengobatan & pendidikan bagi masyarakat kurang mampu).
Dengan merubah kebiasaan kecil,
Kita akan berkontribusi dalam
pelestarian lingkungan
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka