UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
31 Juli 2008 | 07:38:39 WIB
Kultur Malu Dalam mempelajari Bahasa Inggris
Ditulis Oleh : Dini Wulansari, SS
Malu secara tak langsung telah menjadi suatu budaya di kalangan masyarakat, di semua tingkatan, di setiap sisi kehidupan. Fenomena "malu" ini juga merupakan hal yang sangat mendasar yang dialami oleh semua orang jika ingin menggunakan bahasa Inggris apalagi jika menyangkut masalah "Speaking skill". Walaupun sebenarnya kita tahu apa yang lawan kita bicarakan tetapi mulut terasa kelu dan seperti terkunci untuk membalas atau sekedar mengucapkan sepatah dua patah kata dalam bahasa Inggris.
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab perasaan tersebut muncul, antara lain: kurangnya penguasaan kita terhadap kosakata, kurangnya rasa percaya diri (PD) sehingga terkesan takut untuk melakukan kesalahan. Padahal berawal dari kesalahan itulah sebenarnya pembelajaran yang efektif dalam segala hal. Kita menjadi tahu dimana letak kekurangan yang kita miliki dalam berbahasa Inggris. Selain itu, perasaan takut diejek oleh orang lain jika kita berbahasa Inggris, menimbulkan trauma di dalam diri. Hal ini juga dikarenakan lingkungan yang kurang mendukung untuk itu. Berdasarkan beberapa masalah diatas, memang akan terasa sulit jika dilakukan tanpa keinginan, niat dan usaha yang kuat dari dalam diri kita sendiri.
Walaupun kita tahu bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang sangat penting untuk diketahui, dipelajari, dipahami dan dikuasai. Karena hal itu merupakan salah satu poin plus bagi kita dalam berkomunikasi dan berinteraksi, terutama yang berhubungan dengan dunia internasional. Sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Rektor Universitas Bangka Belitung, Bapak Bustami Rahman beberapa waktu lalu dalam komentarnya di kolom Rektor mengenai kondisi bahasa Inggris di masyarakat sekarang ini khususnya di lingkungan Universitas Bangka Belitung yang dikategorikan telah mengalami perubahan yang cukup significant dibanding tahun-tahun sebelumnya baik itu dari program-program yang ditawarkan atau yang diselenggarakan oleh UPT Bahasa maupun partisipasi civitas akademika itu sendiri.
Misalnya saja kursus bahasa Inggris regular, kursus TOEFL, English Speaking Partner, dll. Keadaan seperti ini memberikan dampak yang baik bagi kita semua sebagai warga Universitas Bangka Belitung terutama dalam memperkenalkan UBB ke dunia luar. Karena visi yang kita anut adalah tujuan akhirnya menyentuh ke dunia global atau internasional. Oleh karenanya, bahasa Inggris sangat ditekankan dalam menyongsong tujuan tersebut. Jangan takut berbuat salah karena kita sesungguhnya bukan native speaker jadi masih bisa dimaklumi, berpikiran positif, terus belajar dan berusaha, mempraktekkan bahasa Inggris dalam keseharian terutama jika ingin berkomunikasi itu yang lebih penting, memperbanyak kosakata, menghilangkan rasa malu jika orang lain mencemooh, dll.
Apalagi menyangkut masalah pendidikan bagi dosen/staf yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, mereka dituntut untuk bisa berbahasa Inggris baik itu lisan maupun tulisan terutama bagi yang ingin mendapatkan beasiswa. Adanya persyaratan yang mengharuskan mereka untuk memiliki skor TOEFL-ITP minimal 500-550 (luar negeri) dan 450-470 (dalam negeri) memotivasi dan memberikan dampak yang cukup berarti bagi kemajuan mereka dalam berbahasa Inggris. Mereka terpacu untuk menjadi lebih baik dengan skor yang tinggi. Begitu juga dalam dunia kerja, bahasa Inggris juga sangat dibutuhkan. Seringkali setiap perusahaan mencantumkannya sebagi salah satu syarat yang menentukan diterima atau tidaknya si pelamar. Jadi bukannya malu karena takut untuk berbahasa Inggris yang akan kita berdayakan tapi justru malu karena tidak bisa berbahasa Inggris yang harus kita tanamkan sejak dini.
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka