UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
23 Desember 2008 | 15:45:12 WIB
Dukung Kesuksesan Pembangunan Potensi Bahari Di Kepulauan Bangka Belitung !
Ditulis Oleh : Jumroh Aqobah
Di darat, propinsi Bangka Belitung memiliki tanah yang subur untuk pertanian, misalnya bertanam lada, karet dan kelapa sawit. Dalam bumi propinsi Bangka Belitung terkandung jutaan ton timah yang telah lama dieksplorasi dan eksploitasi baik oleh pihak swasta (seperti PT TIMAH dan Kobatin) maupun masyarakat kita, terutama sekali sejak adanya izin penambangan inkonvensional pada tahun 1998. Kekayaan alam di darat habis-habisan dikuras untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Lahan-lahan pertanian yang semula untuk kegiatan bertani beralih fungsi menjadi lahan tambang sehingga sulit menemukan daerah yang subur, kecuali hanya sedikit yang tertinggal untuk diwariskan kepada anak cucu kita nanti. Akibat yang parah adanya kolong-kolong hampir disetiap wilayah di propinsi Bangka Belitung. Menurut survey tahun 1998/1999 oleh Tim UNSRI atas permintaan PT.Timah luas kolong di Pulau Bangka 1.035,51 hektar, jika dibandingkan dengan luas daratan Pulau Bangka luas kolong itu jika disatukan mungkin sekitar 1% dari luas pulau. Namun karena banyak lokasi yang saling berdekatan, maka alam yang tercipta adalah wilayah lubang-lubang dan carut-marut yang tidak beraturan (Dr. Yulistyo, DKP BABEL).
Penambangan timah tidak hanya di darat, tetapi merembes ke laut, yang menjadi ekosistem biota laut hidup, serta tempat untuk kita mendapatkan protein hewani dan nabati untuk kesehatan. Penambangan di laut (TI apung) atau Tambang Inkonvensional apung menjadi alternatif baru masyarakat setelah wilayah darat tidak menjamin lagi untuk mendapatkan hasil tambang yang lebih. Apakah ini suatu keserakahan atau kebutuhan hidup?
Adanya penambangan timah apung di laut, tentunya secara biologis dan ekologis sangat merusak ekosistem laut, terutama ekosistem terumbu karang (coral reef), ekositem padang lamun (seaweeds dan seagrass) dan ekosistem mangrove. Mengapa demikian?
Penambangan timah apung dilakukan masyarakat dekat bibir pantai hingga beberapa mil ke laut lepas, demikian juga halnya dengan kapal keruk yang sering beroperasi di laut untuk penambangan timah. Bedanya penambangan oleh kapal keruk yang beroperasi oleh PT TIMAH dan PT KOBATIN jauh dari daratan dan garis pantai, serta pengoperasiaannya di laut lepas memiliki pertanggungjawaban secara hukum dan kelestarian lingkungan, meskipun ada kesalahan-kesalahan yang bertentangan dengan masyarakat dan pemerintah, tetapi setidaknya penambangan dengan kapal keruk yang sudah dilakukan sejak lama, tidak begitu memberikan dampak yang fatal bagi ekosistem laut itu sendiri. Beda halnya dengan penambangan apung di laut oleh masyarakat yang jumlahnya ribuan di Pulau Bangka ini, mengakibatkan dampak yang sangat jelas tampak kita lihat. Air laut di pinggir pantai keruh, coklat, tercemar minyak sisa penambangan dan dampak ekologis lainnya yang sulit untuk dikontrol. Tempat-tempat wisata juga menjadi target penambangan apung masyarakat, misalnya di daerah Pantai Rebo, Matras, Tanjung Pesona di Sungailiat, Pantani Tanjung Kerasak di Toboali, Pantai Permis, Pantai Tanah Merah, Tanjung Gunung di Bangka Tengah, dan tempat-tempat wisata di seluruh penjuru Pulau. Tetapi tidak semua masyarakat yang rakus untuk menghabiskan kekayaan timah ini, masih ada daerah-daerah tujuan wisata yang masih alami belum terjamah oleh kegiatan penambangan, contohnya Pantai Parai yang sudah lama menjadi daearh tujuan wisatawan lokal dan asing tetap terjaga kelestariaannya. Sama halnya dengan Pantai Tanjung Berikat di Bangka Tengah yang masih sangat alami, belum terjamah oleh kegiatan penambangan, pantai-pantai indah di Belitung seperti Pantai Tanjung Kiras, Pantai Tanjung Tinggi. Diharapkan daerah-daerah di Bangka Belitung ini menjadi wilayah tujuan wisata lokal maupun mancanegara. Begitu juga dengan potensi Pulau-pulau kecil yang ada di Propinsi Bangka Belitung, terdapa kurang lebih 950 pulau, yang bernama maupun tak bernama memiliki peranan untuk menunjang pembangunan propinsi ini.
Kini saatnya kita kembali ke laut, apalagi sejak terjadinya krisis global, masyarakat mulai meninggalkan penambangan timah dan kembali ke darat, ada yang bertani, kebun dan ada yang kembali ke laut menjadi nelayan. Meskipun harus kembali bertani, sudah banyak lahan yang rusak akibat dibukanya lahan untuk penambangan. Sebab dunia perikanan dan kelautan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjamin kesejahteraan untuk segera dimanfaatkan. Propinsi kita memiliki luas territorial 81.582 km2. Luas daratan sebesar 16.281 km2 dan luas perairan 65.301 km2 (4x daratan), pada tahun 2006 baru 1.185.000 ton/tahun potensi produksi hasil laut Bangka Belitung dengan asumsi potensi ekonomi Bangka Belitung mampu menghasilkan Rp 247,6 triliun/tahun (DKP,2006).
Peranan Mahasiswa
Besarnya potensi ekonomi Bangka Belitung dalam bidang kelautan, serta sudah adanya jurusan perikanan di Universitas Bangka Belitung, merupakan awal yang baik untuk segera mencapai target perekonomian yang cukup besar di Kepulauan Bangka Belitung. Perlu kita ketahui bahwa pimpinan serta dosen perikanan dan ilmu kelautan di UBB adalah alumni dari Universitas ternama di Indonesia, seperti IPB, UGM, UNHAS, UNSRI, UNDIP, UNPAD baik pada jenjang pendidikan D3 S1, S2 maupun S3. Berdasarkan fakta ini, merupakan langkah awal untuk UBB memberikan sumbangan kepada pemerintah propinsi dalam penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak hanya di sektor pendidikan tetapi juga di sektor pemerintahan maupun swasta yang tentunya sedikit banyak diharapkan mampu menentukan jalannya pembangunan perikanan di Kepulauan Bangka Belitung.
Jenis Kima Raksasa (Tridacna Gigas) pada penelitian dan explorasi bawah laut dan explorasi Terumbu Karang (Coral Reef) di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Seperti kata Dr. Darnas Dana dalam tulisannya (1998) Strategi Pemangunan Perikanan dan Kelautan Nasional dalam Meningkatkan Devisa Negara bahwa pembangunan Bidang Perikanan dan Kelautan saat ini dirasakan masih belum seperti yang diharapkan. Barangkali kita perlu mawas diri, sejauh mana peran sebuah fakultas dan jurusan dalam pembangunan perikanan dan kelautan baik dalam penyediaan sumber daya manusianya maupun sumbangan pemikiran, inovasi teknologi serta pengabdiannya. Meskipun kemajuan pembangunan ini sendiri ditentukan oleh banyak faktor, tetapi pembangunan pendidikan perikanan dan kelautan harus senantiasa terkait dengan pembangunan bidang perikanan dan kelautan. Dalam arti lain keberadaan pendidikan tinggi bidang perikanan dan kelautan tentunya didasari atas kebutuhan untuk menunjang keberhasilan pembangunan bidang perikanan dan kelautan.
Kondisi Terumbu Karang (Coral Reef) di dekat Pulau Tinggi Kecamatan Lepar Pongok pada penelitian dan explorasi bawah laut dan explorasi Terumbu Karang (Coral Reef) di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Mahasiswa jurusan perikanan di Universitas Bangka Belitung terdiri dari hampir 50% alumni dari sekolah-sekolah perikanan, pelayaran di Pulau Bangka. Karena itu mahasiswa diharapkan mampu menjadi seorang calon sarjana yang jujur, berpotensi dan selalu mengedepankan IPTEK dan IMTAQ dalam bersaing di era globalisasi. Meskipun di daerah, kita para mahasiswa bisa bercermin pada fakultas perikanan dan kelautan perguruan tinggi di luar yang telah menciptakan sarjana-sarjan yang handal dalam bidangnya. Apalagi dalam waktu dekat impian kita untuk menjadi universitas negeri segera terwujud, berarti kita memiliki peluang yang sama menjadi pemuda-pemuda yang berguna bagi bangsa. Hanya perlu kita pikirkan, dan kerjakan apa yang akan kita berikan untuk daerah kita sendiri dan universitas kita. Bagaimana kita menjadikan jurusan perikanan dan ilmu kelautan menjadi jurusan yang baik di universitas kita, serta menjadi program studi unggulan di Universitas Bangka Belitung, sebab objek penelitian dan pengabdian ilmu kita ada di daerah kita sendiri.
Terumbu Karang (Coral Reef) pada penelitian dan explorasi bawah laut dan explorasi Terumbu Karang di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kita harus memiliki keunggulan tersendiri dalam bidang ilmu kita dibandingkan jurusan-jurusan lain yang ada di UBB maupun perguruan tinggi luar. Sewaktu kami mengikuti Sosialisai Pembanguan Perikanan dan Kelautan Propinsi Kep.Bangka Belitung, Universitas Bangka Belitung menjadi objek pembicaraan peserta dan pemateri sosialisasi, terutama mahasiswa perikanan dan ilmu kelautan. Seperti kata Dr. Yulistyo, Kepala DKP Propinsi memberi motivasi yang luar biasa bagi UBB untuk menciptakan mahasiswa-mahasiwi perikanan dan Ilmu Kelautan untuk menjadi seorang mahasiswa yang berintektual maju. Beliau sangat mengharapkan UBB bisa menciptakan sarjana-sarjana yang ahli dalam bidang perikanan dan ilmu kelautan, dengan harapan bisa membantu pemerintah dan masyarakat menciptakan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perikanan dan kelautan yang bisa berguna terutama untuk masyarakat dan pemerintah daerah. Selain itu Bapak Wahyu, salah satu peserta dari Pelabuhan Sungailiat mengharapkan UBB bisa menciptakan suatu loncatan teknologi untuk menunjang infrastruktur bidang perikanan dan kelautan di Kep. Bangka Belitung.
Harapan dan keinginan masyarakat serta pemerintah daerah Bangka Belitung
Meskipun pihat pemerintah daerah di Bangka Belitung masih sangat belum potensial untuk menggerakkan mahasiswa-mahasiswi Bangka Belitung, tetapi harapan-harapan untuk maju sangat kita nantikan, terutama mahasiwa perikanan dan ilmu kelautan. Bukan saatnya lagi Bangka Belitung berdiam diri, menatap kekosongan mau menjadi apa kita setelah kuliah, tetapi kita sendiri yang akan membuka pintu kendala yang selama ini membelenggu. Lagi, kata Dr. Yulistyo, mahasiswa perikanan dan ilmu kelautan tidak usah takut dan bingung untuk masalah penelitian, Gubernur Bangka Belitung saat ini (Eko Maulana Ali) telah membuka proyek BOST Center (Bangka Belitung Ocean Science and Technology Center) atau Pusat Ilmu dan Teknologi Kelautan Bangka Belitung. Siapa yang akan mendukung dan menjalankan proyek tersebut, tidak lain adalah mahasiswa perikanan dan ilmu kelautan Universitas Bangka Belitung, Sangat sayang jika kesempatan ini disia-siakan.
Tentunya keinginan kita untuk menjadi mahasiswa unggulan tidak terlepas dari peranan para dosen dan universitas untuk memberikan ilmu dan pengetahuan mengenai dunia perikanan dan kelautan, diluar sebagai mahasiswa kita juga harus rajin belajar dan mengikuti kegiatan perikanan dan ilmu kelautan hingga kita bisa tahu apa, bagaimana dunia perikanan dan kleuatan di propinsi kita. Peran para dosen dengan ilmu yang dimilikinya merupakan awal bagi mahasiswa perikanan Universitas Bangka Belitung untuk berkembang. Satu hal yang harus direnungi karena jurusan perikanan merupakan jurusan baru di Universitas dan khususnya di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, jurusan perikanan hanya ada di Universitas Bangka Belitung. Karena itu kami para mahasiswa sangat mengharapkan sedikit ilmu dan pengetahuan para dosen untuk membimbing kami. Karena air dalam tabung tidak akan keluar kalau tidak dikeluarkan. Sebagai mahasiswa perlu kita ketahui, laut propinsi memiliki sumber daya alam berlimpah, 13.060,2 Km2 perairan karang (DKP BABEL, 2007) yang menjadi tempat potensial ikan laut dangkal harus kita lestarikan dan manfaatkan seoptimal mungkin, untuk pembangunan daerah maupun perekonomian masyarakat. Tidak hanya coral reef yang dimanfaatkan, tetapi padang lamun, ekosistem mangrove harus kita ketahui pula peranannnya bagi daerah kita sendiri. Mari bersama kita mencari dan mengembangkan potensi kelautan lainnya demi menyongsong pembangunan perikanan dan kelautan Propinsi Kepualauan Bangka Belitung. Semoga!!!!
Written by : Jumroh Aqobah, Mahasiswa Ilmu Kelautan FPPB UBB
E-mail : aqobah.jumroh@yahoo.com
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka