UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
06 April 2010 | 12:11:59 WIB
MARI WUJUDKAN HADIRNYA DESA PINTAR DI BABEL
Ditulis Oleh : Admin
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagai salah satu daerah yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan termasuk dalam bidang pendidikan, memiliki semangat besar untuk dapat mencerdaskan masyarakatnya, termasuk yang tinggal jauh dipelosok pedesaan. Semangat tersebut ditunjukkan dengan adanya rencana pembangunan perpustakaan desa diseluruh kabupaten di Bangka Belitung. Upaya tersebut patut kita beri apresiasi dan dukungan, mengingat sekarang ini tanpa adanya ilmu pengetahuan yang berkembang di tengah masyarakat, akan sulit sekali terbentuknya mobilisasi yang baik antara masyarakat itu sendiri, apalagi dengan masyarakat luar. Kita berharap agar pembentukan perpustakaan desa ini, dapat diutamakan untuk desa-desa yang aksesnya cukup sulit dijangkau, sehingga dapat memberikan kemudahan masyarakat di desa tersebut untuk menambah ilmu dan wawasan.
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara administratif terbagi dalam enam kabupaten dan satu kota yaitu Kabupaten Bangka (2.950,68 km2), Kabupaten Bangka Barat (2.820,61 km2), Kabupaten Bangka Tengah (2.155,77 km2), Kabupaten Bangka Selatan (3.607,08 km2), Kabupaten Belitung (2.293,69 km2), Kabupaten Belitung Timur (2.506,91 km2), dan Kota Pangkalpinang (89,40 km2).
Berikut gambaran jumlah desa di Bangka Belitung.
Bila melihat dari jumlah desa yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut, tentu dibutuhkan waktu yang tidak singkat untuk merencanakan hingga dapat terealisasi program perpustakaan desa ini. Untuk itu, peran pemerintah daerah yang ada disetiap kabupaten dan kecamatan mutlak diperlukan agar program perpustakaan ini dapat segera dilaksanakan.
Buta Aksara
Masalah buta aksara merupakan suatu masalah yang sangat krusial dialami oleh masyarakat desa, masalah ini dari tahun ke tahun selalu saja menghantui pemerintah daerah, khususnya para abdi negara yang memiliki kewenangan untuk menuntaskan masalah pendidikan, terutama pendidikan luar sekolah. Untuk apa ada Perpustakaan Desa kalau masih ada masyarakat yang tidak bisa membaca, yang ada malahan masyarakat merasa minder untuk berkunjung ke perpustakaan, karena mereka merasa tidak bisa membaca.
Untuk itu dibutuhkan peran tutorial pendamping yang dapat membimbing mereka untuk membaca, peran tutorial ini sangat besar, mereka bisa mengajarkan bagaimana cara membaca dan menulis kepada masyarakat yang masih belum tahu cara membaca dan menulis. Karena memang, tidak semua kondisi masayarakat yang ada dipedesaan sama. Pasti ada beberapa diantara mereka yang tidak pernah mengenyam pendidikan, mungkin disebabkan oleh masalah kemiskinan, atau bisa jadi karena faktor tidak peduli alias cuek terhadap lingkungan sekitar. Peran pemerintah daerah, agar terus berupaya menekan angka buta aksara khususnya bagi masayarakat di pedesaan harus terus dilakukan. Karena akhirnya juga faktor membaca akan membuat masyarakat sadar, bahwa ilmu pengetahuan itu sangat penting.
Peran Tempat dan Tenaga
Pemilihan tempat atau lokasi perpustakaan juga harus di pertimbangkan lebih dahulu. Letak yang strategis serta mudah dijangkau oleh masyarakat, merupakan salah satu hal yang perlu menjadi perhatian. Jangan sampai setelah perpustakaan desa berdiri, pengujung yang datang hanya ada satu atau dua orang saja, sedangkan penduduknya banyak.
Peran tenaga pengelola perpustakaan juga memiliki andil yang besar bagi keberlangsungan perpustakaan desa yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk itu, perlu dilakukan seleksi awal kepada para calon pustakawan desa ini agar mereka nantinya benar benar dapat bekerja dengan baik. Seorang pustakawan desa tidak harus memiliki wajah yang cantik atau modal tampang ganteng semata, mereka harus memiliki modal komunikasi yang baik, santun, ramah kepada para pengunjungnya, agar para pengunjung (user) betah berlama-lama duduk membaca didalam perpustakaan. serta bisa membantu pengguna menemukan koleksi bahan bacaan sesuai karakter penggunanya. Dan mampu bercerita atau mendongeng, karena pengunjung yang datang sudah pasti dari semua kalangan umur. Dan kemungkinan, mereka masih awam terhadapat penggunaan perpustakaan.
Berbicara mengenai kecerdasan tidak jauh jauh dari tersedianya media yang mudah ditemui, seperti buku, surat kabar, majalah dan berbagai macam media, baik dalam bentuk suara dan gambar. Serta adanya keinginan dari masayarakat sendiri untuk mau belajar. Karena memang, pendidikan tidak hanya berlangsung disekolah saja tetapi lingkungan tempat tinggal juga bisa dijadikan tempat untuk belajar, sama seperti halnya taman bacaan dan perpustakaan desa.
pemerintah pusat sendiri sudah lama merencanangkan hadirnya desa pintar (cerdas) diseluruh pelosok Indonesia. Keinginan tersebut ditunjukkan dengan adanya beberapa program seperti Desa Dering, Desa Pintar dan Media Center. Ketiga program besar tersebut diperkirakan akan selesai pada tahun 2012 dengan jumlah jangkauan sebanyak 31.724 desa.
Desa dering sendiri merupakan istilah untuk memberikan sambungan telepon kepada desa-desa yang hingga kini tidak tersentuh oleh sarana komunikasi. Desa Pintar adalah program desa yang dapat mengakses internet untuk kepentingan pengetahuan dan pembangunan.
Sedangkan Media Center digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dari satuan terkecil atau kecamatan yang dihimpun hingga ke provinsi untuk kepentingan arus informasi yang lebih merata.
Untuk itu, mari kita dukung upaya mencerdaskan masyarakat desa baik yang dilakukan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Semua tujuan yang dilakukan pasti memiliki dampak positif dan negatifnya. Tinggal masyarakat sendiri yang menilai baik buruknya. Mari bersama wujudkan hadirnya desa pintar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sumber Pustaka :
- Babel Dalam Angka Tahun 2006)
- https://www.vivaborneo.com
- Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Written By : MUKTAMARUDIN FAHMI
PUSTAKAWAN UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
NO HP : 081373580504
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka