UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
23 September 2011 | 10:59:24 WIB
POLITISASI BIROKRASI
Ditulis Oleh : Ibrahim
Kini, persoalan sudah bergeser jauh ke ruang yang tak terprediksi. Masuk dalam ruang keluarga, masuk ke ruang hukum yang lebih luas, dan lebih parah lagi kemudian masuk dalam ruang-ruang politis.
Sekarang, dugaan saya persoalan ini sudah bergeser dari substansi awal, yakni disharmonisasi relasi antara sekda dan kepala dinas. Sekarang persoalan mendesak jauh ke ruang-ruang politik yang lebih luas, yakni Pilgub dan Pilwako.
Tiga Pengandaian
Jika saja Zulkarnain Karim tidak berniat, bersiap, dan bergerak untuk kepentingan Pemilihan Gubernur 2012 mendatang, maka mungkin tidak akan ada kekosongan figur di lingkungan pemerintah Kota Pangkalpinang. Sekalipun saya sangat percaya dengan kepiawaian manajemen waktu beliau, namun sungguh tidak akan optimal bekerja untuk warga kota di sela-sela waktu berkunjung ke daerah-daerah pelosok di seantero Pulau Bangka. Maka krisis figur walikota lantaran volume kerja yang terbagi membuat celah-celah konflik tersebut tidak terpantau.
Jika saja Zulkarnain Karim tidak punya agenda untuk Pilwako tahun 2013 mendatang, mungkin ia tidak perlu menganggap Hardi sebagai sosok yang harus "diungsikan". Setidaknya kita sekarang menjadi tahu bahwa ada disharmoni antara Zulkarnain Karim dengan Hardi dalam kapasitas sebagai pejabat. Zulkarnain menguasai kota sebagai pejabat politik dan Hardi menguasai birokrasi sebagai pejabat karir. Dalam hal ini, jelas ada muatan politis yang kencang antara kasus ini dengan prediksi figuritas 2013 mendatang. Bagaimanapun Hardi sudah santer dikabarkan akan menjadi salah satu kandidat kuat dalam Pilwako. Memang masih sumir untuk ditakar sejauhmana kepentingan Zulkarnain dalam Pilwako yang masih jauh itu, namun kok tidak bisa dihindari asumsi bahwa beliau nampak khawatir dengan fenomena Hardi.
Jika saja Zulkarnain Karim tidak santer terlihat mempersiapkan diri menyongsong Pilgub, mungkin saja persoalan ini akan segera terlokalisir. Namun kepentingan yang lebih luas telah bermain. Hardi dalam hal ini jelas tidak lagi sebatas merepresentasi kepentingan pure dirinya, namun sudah mulai menampakkan bayangan-bayangan kepentingan dibelakangnya. Kasus ini akan menjadi pintu masuk bagi upaya kampanye hitam sosok Zulkarnain. Sebaliknya, perhatian banyak orang terhadap kasus ini jelas akan membuat popularitas Zulkarnain meningkat. Minimal namanya menjadi fokus utama. Orang-orang yang semula tidak mengenalnya, mungkin sekarang perlahan bergumam: "oh aok ok, die ni Walikota Pangkalpinang".
Potensi Konflik Horizontal
Sekarang apa yang akan terjadi?
Pertama, potensi konflik horizontal akan segera muncul. Kelompok-kelompok kekuatan akan bermunculan dan masing-masing akan segera memberi tekanan. Jika kemarin kita melihat ada sekelompok kecil PNS yang melakukan demo di DPRD untuk memberikan dukungan terhadap Hardi, maka segera akan muncul kelompok lain yang juga akan memberikan tekanan berlawanan yang arahnya mendukung Zulkarnain.
Dalam situasi demikian, maka potensi konflik horizontal akan segera bermunculan. Kedua belah pihak harus hati-hati karena satu sama lain sama-sama punya pendukung kuat. Jika tiap organ bersikukuh untuk menggunakan kelompok penekan sebagai alat, maka yang akan terjadi adalah munculnya potensi konflik di masyarakat. Sementara itu, Kepolisian juga harus berhati-hati dalam menangani kasus ini agar tidak semakin melebar dan merenggut kepentingan apa saja yang awalnya tidak terkait.
Kedua, kasus yang kini masuk ke ranah hukum diprediksi berlanjut ke persidangan dan akan melibatkan debat-debat berkepanjangan. Perdebatan akan berputar kesana-kemari : berselancar sekaput ancup (Kesana-kemari - red), dan berpotensi membuat kita semakin bingung dan kesal. Pada akhirnya, kepentingan yang lebih besar akan terabaikan, yaitu pelayanan publik. Ketika elit semakin seru berseteru, maka rakyat kecil-lah yang akan menjadi korban.
Ketiga, jika kasus ini berlanjut terus, maka tiap pihak, baik pihak Zulkarnain maupun Hardi sama-sama akan merugi. Kasus ini akan menjadi catatan penting bagi masyarakat betapa satu sama lain sama-sama tidak dewasa, sama-sama berkutat mempertahankan ego, dan sama-sama tidak bervisi sebagai seorang negarawan. Dan jika terus berlanjut, maka pihak ketigalah yang akan mendulang untung di tengah-tengah mereka. Boleh jadi keduanya akan sama-sama kecewa: di Pilgub dan di Pilwako!
Dimuat di Bangka Pos Edisi Jumat,23 September 2011
Penulis : Ibrahim
Dosen FISIP UBB
Sedang Menjadi Visiting Scholar
Di School of Political Science and International Studies
The University of Queensland-Australia
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka