UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
25 November 2011 | 08:37:46 WIB
SILAHTURAHMI KEILMUAN (Bagian 1)
Ditulis Oleh : Dwi Haryadi
Pendidikan, seringkali kita artikan secara sempit sebagai kegiatan belajar mengajar saja. Meskipun pada hakikatnya tentu lebih dari itu, dan kita kadang-kadang mengetahuinya, sekaligus mengabaikannya. Akibatnya secara praktis usulan JJA pada unsur pendidikan pun banyak didominasi oleh SKS mengajar yang banyak, ditambah dengan membimbing skripsi bagi yang dinilai sudah layak membimbing, plus jabatan bagi yang menduduki jabatan. Sementara untuk unsur pengembangan program kuliah dan bahan ajar jarang sekali terisi. Misalnya pembuatan buku ajar, modul, alat bantu atau melakukan orasi ilmiah.
Proses di atas jika terus berlangsung akan menghambat tujuan pendidikan yang menginginkan ilmu itu dinamis dan berkembang, tidak stagnan, apalagi jika yang dibahas dikelas ternyata ketinggalan zaman alias tidak up to date. Ilmu yang bergerak cepat menuntut kita untuk selalu melek dan turut bergulat didalamnya, sehingga kita paham dan tidak hanya berdiri ditempat, sementara yang lain diwaktu yang sama sudah berlari jauh. Pengetahuan jelas dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Namun akan lebih ber-isi dan aktual lagi jika kemudian dikembangkan dan dituangkan dalam teks buku atau diktat. Apabila memungkinkan disampaikan dalam frum ilmiah. Misalnya ada dosen yang menyampaikan pikiran-pikiran atau temuan akademiknya melalui orasi ilmiah, minimal dilakukan saat dies natalis universitas.
Siap Belajar dan Mengajar
Setiap dosen harus siap mengajar, sehingga tidak ada kalimat siap tidak siap harus mengajar. Tetapi dosen juga manusia, ada sisi lain yang mempengaruhi kesiapannya mengajar. Sama halnya dengan mahasiswa yang seharusnya juga selalu siap belajar. Sering ada permakluman antar keduanya dalam posisi siap ini. Namun permakluman itu kini terasa telah bergeser pada ketidakproduktifan bersama, karena keduanya sama-sama tidak siap.
Ada mahasiswa kuliah hanya mengejar kewajiban 75 % hadir, lalu duduk dibelakang, ngerumpi, SMS, dan FB. Waktu luang dikampus juga tidak diisi dengan membaca diperpustakaan atau bergaul dalam organisasi dan kegiatan kemahasiswaan, namun hanya habis kumpul-kumpul, gosip, lalu pulang. Begitu juga dosen, ada yang masih mengajar apa adanya dengan materi yang tidak berubah dari semester ke semester. Sikap anti telat yang berlebihan, kuliah yang monoton, minim diskusi dan kesempatan mahasiswa bertanya hanya sesaat sebelum kuliah berakhir. Kemudian sikap memposisikan diri sebagai manusia serba tahu, menyebabkan pertanyaan kritis, sanggahan dan masukan mahasiswa menjadi tidak berarti dan seolah menjadi ancaman bagi eksistensinya. Belum lagi jika ada dosen yang selalu ganti jadwal kuliah karena kesibukannya, yang harus diakui atau tidak diakui mengurangi kualitas pengajarannya.
Kerja dosen memang tidak hanya mengajar, tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian, plus tugas struktural dan lain-lain. Idealnya, semua dapat berjalan bersama secara proporsional dan tidak saling mengabaikan, terutama silahturahmi keilmuan dengan mahasiswa dikelas. Sulit memang, bahkan saya sendiri amat sangat berat jika diminta melakukannya. Tapi mudah-mudahan kesemua cerita di atas tidaklah terjadi. Kalaupun terjadi, saya harap ini sebagai bentuk evaluasi untuk perbaikan kedepan, terutama bagi diri saya sendiri. Orang bijak bilang, bercerminlah sebelum menilai sesuatu. Jika ada kesempatan lain, tulisan ini akan berlanjut pada bagian lain dari silahturahmi keilmuan kita dikampus.
Ditulis Oleh : Dwi Haryadi
Dosen FH UBB dan Mahasiswa PDIH UNDIP
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka