UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
30 November 2011 | 11:29:21 WIB
Mahar Sebagai Instrumen Politik : Analisis Pilkada Babel
Ditulis Oleh : Ibrahim Bintang
Tidak ada yang gratis dan ini sangat manusiawi. Kalangan partai politik berjuang mati-matian untuk memperoleh suara saat Pemilu dan berharap mendapatkan suntikan dana sebagai ganti atau stok untuk hajatan politik berikutnya.
Kedua, ribut-ribut soal ini menandakan bahwa mang Gani belumlah dewasa dalam berpolitik. Nampak dengan jelas bahwa ketidakmampuan mang Gani menjaga komitmen partai politik yang akan berkoalisi menandaskan kemampuannya yang relatif tidak taktis.
Ketika gagal membangun koalisi, lalu mang Gani mengumbar deal awal yang tidak kuat tersebut. Politisi yang sejati adalah politisi yang siap menanggung risiko terburuk.
Hemat saya tidak arif bagi mang Gani untuk meluaskan wacana ini karena justru merugikan citra dia di dunia politik. Bagaimanapun sosialisasi dia selama ini sudah cukup bagus dan menjadi modal politik untuk agenda politik lainnya.kejadian ini akan mengucilkan dirinya dari arena politik.
Bahwa partai politik yang sudah menyatakan dukungan diawal dan kemudian berubah, ini adalah "khittah" partai politik, satu detik waktu sangat menentukan. Sampai eksekusi terakhir semua masih bisa berubah.
Bagaimana dengan partai politik lain? Menurut saya, semua melakukan hal yang sama. Intinya, sewa kereta menjadi sebuah kebutuhan. Jangan memungkiri logika ini.
Begitu juga dengan partai besar namun hanya menjadi pendukung. Yang lain semua nyaris menduetkan kandidat dari kader masing-masing. Apakah ada uang mahar? Jelas ada, berapapun besar kecilnya. Mereka jelas tidak akan mengakui karena ini soal citra partai.
Nah, menurut saya ini hanya masalah istilah. Biaya sewa kereta, biaya pencalonan, dan apapun itu substansinya tidak berubah, yakni adanya uang yang harus dikeluarkan oleh kandidat.
Selama mekanisme demokrasi masih mensyaratkan partai politik sebagai pintu utama pencalonan, politik uang dalam kandidasi tidak akan hilang. Celakanya, absennya figure tokoh dalam sebuah partai politik menyebabkan celah ini semakin lebar.
Seleksi politik demikian masih mengandaikan bahwa kandidasi identik dengan akumulasi modal. Pemilih harus berani menjatuhkan sanksi politis bagi partai yang terendus membarter harga diri partai dengan imbalan uang. Eksekusinya adalah pada Pemilu mendatang.
New Analysis Bangka Pos, Rabu (30/11/2011).
Penulis : Ibrahim Bintang (Pemerhati Politik dari UBB)
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka