UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
27 Februari 2012 | 15:19:20 WIB
GUBERNUR BARU DAN PROGRAM KEPENDUDUKAN
Ditulis Oleh : Devi Valeriani, S.E., M.Si
Mengutip dari pemikiran Aris Ananta, "Pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang memihak penduduk , penduduk sebagai titik sentral pembangunan dan memberdayakan penduduk tidak saja sebagai pelaku (subyek), tetapi sekaligus sebagai obyek pembangunan yang menikmati hasil pembangunan secara adil sesuai sumbangannya yang profesional ".
Mengapa kita sangat perlu fokus terhadap masalah kependudukan?
Masalah kependudukan sangatlah kompleks dan menyeluruh karena semua aspek yang menyangkut penduduk ada dalam kependudukan. Untuk mencapai tujuan kebijakan pembangunan kependudukan, kita harus menerapkan beberapa sasaran yang meliputi :penurunan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan penduduk, peningkatan produktivitas penduduk, penurunan tingkat kelahiran , peningkatan kesetaraan gender, peningkatan keseimbangan persebaran penduduk, tersedianya data dan informasi pembangunan dan kependudukan, serta terselenggaranya administrasi kependudukan nasional yang terpadu dan tertib.
Sebenarnya sudah lama didengung-dengungkan mengenai penduduk sebagai subjek dan objek pembangunan, mengenai pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, atau pembangunan bagi segenap rakyat.Sudah saatnya tujuan tersebut diimplementasikan dengan sungguh-sungguh jika tidak ingin mengalami krisis ekonomi yang lebih hebat lagi pada masa mendatang. Dengan demikian indikator keberhasilan ekonomi harus diubah dari sekedar GNP atau GNP perkapita menjadi aspek kesejahteraan atau memakai terminology UNDP yaitu Indeks Pembangunan Manusia (HDI), Indeks Kemiskinan Sosial (HPI) dan Indeks Pemberdayaan Gender (GEM), dan sejenisnya. Memang, mempergunakan strategi pembangunan berwawasan kependudukan untuk suatu pembangunan ekonomi akan memperlambat tingkat pertumbuhan ekonomi. Namun, ada suatu jaminan bahwa perkembangan ekonomi yang dicapai akan lebih berkesinambungan. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya akan membawanya pada peningkatan ketimpangan pendapatan. Industrialisasi dan liberalisasi yang terlalu cepat akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi sekaligus juga meningkatkan jumlah pengangguran dan setengah menganggur.
Hasil sensus penduduk 2010 menyatakan jumlah penduduk Bangka Belitung sebesar 1.223.048 jiwa. Dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 3,15 % berada diatas laju pertumbuhan penduduk nasional yang hanya 1,49 %. Laju pertumbuhan yang tinggi bisa berdampak negatif bagi pembangunan, seperti sulitnya meningkatkan kualitas SDM, sulitnya memberikan kesehatan dan pendidikan yang optimal. Selain itu ledakan jumlah penduduk juga memberikan kontribusi buruk terhadap terjadinya kerusakan lingkungan, terancamnya ketersediaan lahan, pangan dan juga energi. Kemajuan daerah Bangka Belitung dimasa depan sangat ditentukan oleh kualitas SDM nya bukan oleh melimpahnya SDA.
Kualitas SDM Babel?
Kualitas Sumber Daya Manusia, sedikit banyak ditentukan oleh gizi yang diterima seseorang sejak lahir, hingga menjadi dewasa. Masalah gizi penduduk adalah masalah asupan makanan yang tidak seimbang . Pada Millenium Development Goals , indikator yang digunakan adalah persentase penduduk yang mengkonsumsi energi dan protein dibawah kebutuhan minimal. Provinsi Bali merupakan provinsi dengan penduduk yang mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal dengan persentase terendah (30,9%), dan yang persentase tertinggi adalah provinsi Sulawesi Barat (46,7%). Provinsi yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan minimal dengan persentase terendah adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (18,0%) dan yang tertinggi adalah NTT (56%).Sangat miris sekali melihat konsumsi protein penduduk Babel merupakan terendah seIndonesia. Padahal Babel kaya akan hasil lautnya, kondisi ini sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Akan berkualitaskah SDM Babel jika kondisi ini terus berlanjut?
Calon Gubernur dan Program Kependudukan
Bagi seorang calon Kepala Daerah yang telah lolos verifikasi dan akan mengikuti Pemilukada pada bulan Februari 2012 ini , program-program kerjanya lebih menyorot kepada sektor ekonomi, baik dari pertumbuhan ekonomi, pengembangan kawasan, ataupun keberhasilan atau kemampuan mereka dalam peningkatan PAD. Seharusnya calon tersebut mulai memahami bagaimana menciptakan pembangunan yang akan mereka lakukan kelak jika mereka terpilih , dengan konsep pembangunan berwawasan kependudukan, karena pertumbuhan ekonomi tidak akan punya makna bagi kesejahteraan rakyat, apabila tidak diikuti dengan upaya pengendalian pertumbuhan penduduk
Sampai saat ini, seolah-olah tugas untuk menyelesaikan masalah kependudukan hanya tugas dari BKKBN saja, padahal perlu adanya komitmen politis dan operasional yang kuat, antara kepala daerah sampai ketingkat lini lapangan.BKKBN dengan program Kependudukan dan KB Nasional merupakan salah satu program pembangunan sosial dasar yang sangat penting artinya bagi pembangunan nasional dan kemajuan bangsa. Hasil program KB tidak seketika dapat dinikmati, tetapi memerlukan waktu yang panjang dan hal ini sangat menentukan bagi upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun SDM yang tangguh di masa depan.
Harapan yang sangat besar digantungkan masyarakat, dalam hal ini penduduk kepada Pemimpin yang kelak akan terpilih sebagai Gubernur Babel periode 2012-2017, yang mempunyai komitmen tidak hanya membangun dengan segala sesuatu yang mempunyai unsur ekonomis , tetapi lebih kepada pembangunan yang berwawasan kependudukan. karena penduduk yang besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan berharga dalam pembangunan, sebaliknya penduduk yang besar dengan kualitas rendah, akan menjadi beban yang sangat berat bagi pembangunan daerah Babel ke depan. Mari kita membangun dengan pembangunan yang berwawasan kependudukan untuk kesejahteraan merata.
Artikel Bapos, Sabtu (25/02/2012)
Penulis : Devi Valeriani, S.E., M.Si
Dosen FE UBB
Ketua Koalisi Kependudukan dan Pembangunan Provinsi Bangka Belitung
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka