UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
29 Februari 2012 | 23:37:02 WIB
Wartawan Sehat, Pers Sehat
Ditulis Oleh : Dwi Haryadi
5W + 1H
Rumus ini adalah rumus yang wajib dikuasai oleh setiap wartawan dalam menulis sebuah berita. Pertama What, apa tema yang akan ditulis sebagai berita. Kedua Who, sebutkan siapa tokoh utama dan tokoh lain yang terlibat dalam berita tersebut. Ketiga When, sebutkan kapan tepatnya peristiwa terjadi. Keempat Where, sebutkan pula dimana lokasi kejadian peristiwanya. Kelima Why, jelaskan kenapa peristiwa itu terjadi, latar belakang, hubungan sebab akibat. Sementara How, menggambarkan bagaimana suasana dan proses terjadinya peristiwa.
Setiap berita jelas harus mengandung semua unsur di atas. Semakin sedikit unsur yang terpenuhi, maka kualitas dan validitas berita tersebut tentu rendah dan dipertanyakan. Oleh karenanya, sangat disayangkan jika ada berita yang dipublikasikan namun belum memenuhi 5W + 1 H. Pemenuhan rumus ini tidak hanya penting guna menghasilkan sebuah karya jurnalistik yang baik dan sehat bagi masyarakat, tetapi juga untuk menghindari adanya masalah dan konflik. Tidak sedikit berita justru dinilai tidak obyektif, tidak ada konfirmasi dan menyesatkan karena informasi yang disampaikan tidak lengkap dan berimbang.
Bad News dan Fungsi Kontrol
Selain rumus di atas, jurus maut lain yang ada dikalangan rekan-rekan wartawan adalah jangan pernah menulis berita tentang "anjing gigit orang", karena itu bukan berita. Tetapi tuliskan berita tentang "orang gigit anjing", itu baru berita bagus. Jadi tulislah "bad news, jangan good news". Coba diperhatikan headlinenews diberbagai koran, majalah, dan televisi kebanyakan memuat judul yang mengandung bad news dan dikemas semenarik mungkin sehingga menimbulkan rasa penasaran dan keingintahuan pembaca.
Tidak ada yang salah dengan pilihan bad news tersebut asal telah memenuhi rumus 5 W + 1 H tadi dan tentunya diimbangi pula dengan goodnews. Pers harus berdiri ditengah, menyampaikan apa adanya, yang benar ataupun yang salah, yang baik ataupun buruk. Pers sebagai media informasi dan fungsi kontrol memang tepat pada posisi untuk badnews, khususnya dalam memberikan pengawasan dan kritik terhadap kebijakan negara dengan semua perangkatnya. Badnews dalam kerangka ini harus dapat dilihat secara jernih dan obyektif oleh pihak yang dikritik sebagai bentuk masukan dan saran untuk kemajuan kedepan dan bukan bentuk penjatuhan. Fungsi kontrol pers penting untuk memastikan bagaimana semua perangkat negara ini bekerja untuk kesejahteraan rakyatnya dan bukan untuk kantongnya sendiri. Tarman Azzam menyatakan, negara yang represif terhadap pers pasti akan runtuh.
Profit dan Amplop
Dalam sejarah dunia pers, sifat netralitasnya sering dipertanyakan, terlebih sekarang media tidak hanya dituntut untuk menjadi media kontrol tapi juga media bisnis yang berorientasi profit. Disinilah posisi dilematis yang harus dihadapi para korporasi media, termasuk wartawannya. Korporasi harus berorientasi profit untuk tetap bertahan dan tidak bangkrut, plus bersaing secara ketat dengan media lain untuk berebut pembaca dan iklan tentunya. Profit dan idealisme menjadi pertaruhan. Ketika goyah, maka media akan dijual utk profit.
Rekan-rekan wartawan juga kadang tidak terhindar dari godaan-godaan rupiah sehingga karya jurnalistiknya keluar dari fakta dan penuh dengan bumbu-bumbu pesanan sang nara sumber dan pemberi iklan. Akibatnya ada wartawan amplop dan wartawan bodrex yang tujuannya bukan mengejar berita, tetapi uang. Adanya ulah oknum wartawan seperti ini sangatlah disayangkan dan jelas akan merusak citra dunia jurnalistik yang seharusnya menghasilkan karya yang benar, akurat, jujur, apa adanya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sebuah tesis berjudul "Menelusuri Praktik Pemberian Amplop kepada Wartawan" karya Muhammad Rofiuddin, S2 Komunikasi Undip menjelaskan bahwa kunci untuk menghentikan praktik amplop di kalangan wartawan, ada 3 komponen yang saling berkaitan yang harus dibenahi, yaitu wartawan, narasumber, dan perusahaan media. Disini wartawan harus taat kode etik jurnalis dan anti amplop. Hal ini tentu harus ditunjang pula oleh tercukupinya kebutuhan hidup wartawan oleh perusahaan. Kemudian nara sumber juga harus memiliki kesadaran yang sama untuk tidak memberikan apapun terhadap wartawan. Kemudian perusahaan dan lembaga profesi harus melakukan pengawasan dan ada sanksi yang tegas terhadap wartawan amplop.
Pers Sehat
Wartawan yang sehat akan melahirkan pers yang sehat pula. Tidak bisa kita menuntut wartawan selalu berpihak kepada idealismenya, ketika hak-hak wartawan belum terpenuhi. Apakah itu kebutuhan ekonomi, perlindungan hukum atas profesi dan lain-lain. Sulit rasanya berharap wartawan tolak amplop jika penghasilannya sangat minim. Jadi pemenuhan hak-hak wartawan penting agar mereka jauh dari budaya amplop dan mematuhi prinsip-prinsip jurnalistik dan kode etik profesi dalam menjalankan tugasnya. Kondisi ini akan berdampak pada karya jurnalistik yang dihasilkan baik bagi masyarakat, memiliki kualitas kontrol yang positif bagi pemerintah, juga akan berdampak kepada profit perusahaan. Maju terus pers Indonesia
Radar Bangka, 25 Februari 2012
Penulis : Dwi Haryadi
Dosen FH UBB dan Mahasiswa PDIH UNDIP
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka