Artikel Feature UBB
UBB's Feature
Artikel Feature UBB
Universitas Bangka Belitung's Feature
05 Agustus 2008 | 07:11:51 WIB
Peledak Rusak Terumbu Karang di Pulau Bangka
Seorang penyelam senior pemegang sertifikat scuba diver yang dikeluarkan Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), Dodi Setiawan, di Pangkalpinang, mengatakan bahwa pernah melihat langsung praktik nelayan yang menggunakan peledak ikan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang banyak.
Ia melihat sendiri, patahan-patahan karang berserakan didasar laut akibat adanya peledak tersebut.
"Saya sedih melihat terumbu karang ada yang rusak. Padahal untuk tumbuh satu centi meter saja dibutuhkan waktu bertahun-tahun," ujarnya.
Praktik-praktik menangkap ikan menggunakan bom itu diperkirakan dilakukan oleh nelayan dari luar provinsi Bangka Belitung.
Belakangan ini, Dodi menyatakan, praktik menangkap ikan menggunakan bahan peledak itu sudah mulai berkurang akibat makin ketatnya aparat keamanan mengawasi perairan.
Terumbu karang di Bangka Belitung yang berada di pertengahan Pulau Lepar dan Pongok dinilainya masih lestari dengan ragam ikan dan plasma nuftahnya.
"Mungkin wilayah ini luput dari perhatian nelayan. Kita harapkan warga masyarakat dan nelayan ikut serta mengawasi adanya upaya menangkap ikan dengan peledak itu," ujarnya.
Di perairan Lepar dan Pongok itu bisa ditemukan aneka jenis ikan karang, seperti Barakuda, anemo dan berbagai jenis keong.
Kedalaman terumbu karang dan ikan-ikan laut itu hanya berada pada kedalaman 5-7 meter. Keindahannya akan semakin terlihat bila diselami dan bermain-main bersama ikan karang.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Babel, Yulistyo, membenarkan adanya kerusakan terumbu karang di beberapa perairan Bangka Belitung.
Kerusakan itu, menurut Yulistyo justru lebih banyak disebabkan praktek tambang timah apung menggunakan kapal isap hingga karang ikut hancur dan tersedot.
Ia mengatakan, pengusaha timah harus tahu diwilayah mana saja yang ada karang dan tidak melakukan penambangan timah di tempat tersebut.
"Kalau karang rusak ikan akan jadi berkurang dan keindahan alam bawah laut Bangka Belitung akan rusak," ujarnya menambahkan. (*)
Source : Antara
Feature UBB
KISAH MAHASISWA UBB PENERIMA BEASISWA DJARUM FOUNDATION 2013
Pengalaman Pertama menjadi Tour Guide
Mandi Belimau, Tradisi Penyucian Diri
Rebo Kasan - Air Wafaq Tolak Bala
Mengenal Lebih Dekat, Sang Duta Baca Indonesia Andy F Noya
Berita UBB
Grand Launching SMMPTN Barat 2024, Berikan Kemudahan Memilih Tempat Tes
569 Peserta UTBK-SNBT UBB Berjuang di Sub Tes Belitung
Sebanyak 3232 Peserta Ikuti UTBK-SNBT di UBB, Panitia Terapkan Pemeriksaan Berlapis
Syindy Memilih Mundur Mengikuti UTBK-SNBT di Kampus Terpadu UBB
Hari Pertama UTBK-SNBT UBB 2024 Berjalan Lancar
Prof Delianis Minta Jaga Kelestarian Mangrove, Nilai Ekologis dan Komersialnya Sangat Tinggi
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?